Kisah Bang Gondrong, Lima Tahun Menjaga Cinta di Makam Nike Ardilla Imbanagara Ciamis

Meski tidak punya penghasilan tetap, Gondrong tetap bertekad untuk tetap merawat rumah peristirahatan terakhir sang idola, Nike Ardilla.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Ai Sani Nuraini
JADI PENJAGA MAKAM - Sosok Bang Gondrong (42) seorang fans aal Cilacap yang telah mengabdikan dirinya selama 5 tahun untuk merawat area makam Nike Ardilla yang ada di Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Di sebuah sudut sunyi di Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tempat di mana deretan batu nisan berdiri tenang, ada satu makam yang tidak sepi dari kunjungan. 

Pusara itu milik mendiang penyanyi legendaris Indonesia, Nike Ardilla.

Namun, ada satu sosok lain yang juga menjadi perhatian banyak peziarah.

Seorang pria berambut panjang, berpakaian sederhana, dan nyaris selalu ada di sana, ia dikenal dengan nama Bang Gondrong (42).

Sudah lima tahun ia menetap di area kompleks pemakaman Nike Ardilla.

Bukan sekadar singgah, melainkan benar-benar menjadikan tempat tersebut sebagai rumah kedua, sekaligus medan pengabdiannya. 

Semua itu ia lakukan atas nama cinta dan kekaguman mendalam terhadap sosok Nike Ardilla.

“Saya datang ke sini pertama kali, kondisi makamnya sangat memprihatinkan. Banyak rumput liar, suasananya menyeramkan. Bahkan mushola kecil di sebelah makam pun nyaris tak terpakai,” tutur Bang Gondrong mengenang awal mula keputusannya untuk tinggal dan merawat tempat tersebut, Rabu (2/7/2025).

Baca juga: Agenda Akhir Pekan Ini di Kota Bandung, Ada Konser Tribute to Nike Ardilla

Kini, berkat keterampilan tangannya dalam merawat area makam, suasana berubah total. 

Kini area makam lebih bersih, teduh, dan tertata rapi. Mushola yang dulu sepi kini tampak bersih dan hangat. 

Di tempat itulah Bang Gondrong tidur setiap malam, sendirian, ditemani keheningan dan kenangan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia membuka lapak kecil menjual kopi untuk para peziarah yang datang.

Bukan warung mewah, hanya perlengkapan sederhana yang cukup untuk menyeduh kopi hangat dan berbagi cerita. 

“Kalau ada rombongan fans Teh Nike datang, biasanya ramai yang mampir. Itu rezeki saya,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved