Naskah Khutbah Jumat

Naskah Singkat Khutbah Jumat 30 Mei 2025: Tentang Amalan Penuh Berkah di Bulan Zulhijah

Berikut disajikan contoh Naskah Singkat Khutbah Jumat 30 Mei 2025: Tentang Amalan Penuh Berkah di Bulan Zulhijah

Tribunpriangan.com/Dedy Herdiana
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Sejumlah jemaah usai mendengarkan pembacaan naskah khutbah Jumat di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Jumat (4/4/2025). Berikut contoh Naskah Singkat Khutbah Jumat 30 Mei 2025: Tentang Amalan Penuh Berkah di Bulan Zulhijah. 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Seperti yang sudah disampaikan tadi, misi kita utama di dunia ini adalah beribadah kepada Allah swt. hal ini sudah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Ad-Dzariyat 56:  

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Beribadah di sini tentu bukan hanya berdasarkan seberapa banyak ibadah yang kita lakukan. Namun sangat penting memperhatikan kualitas ibadah yang kita lakukan mulai dari lurusnya niat, konsistensi dalam pelaksanaannya, dan dampak positif ibadah tersebut pada spiritualitas diri kita. Peningkatan kualitas ibadah ini bisa dilakukan dengan memperhatikan waktu-waktu istimewa dalam melaksanakan ibadah tersebut yang banyak diberikan oleh Allah kepada kita. Seperti waktu istimewa saat ini, di mana kita sudah berada di bulan Dzulhijjah yang oleh Allah swt ditetapkan sebagai bulan mulia. Allah berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah: 36)

Dalam tafsir Al-Qur’an terbitan Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa empat bulan haram atau mulia tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Pada bulan mulia ini, Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk tidak boleh melakukan peperangan. Bukan hanya di zaman Nabi Muhammad saja ketetapan ini diberlakukan. Perintah Allah ini juga berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai nabi pendahulu sebelum Nabi Muhammad saw.

Hikmah dari larangan berperang di bulan-bulan mulia ini adalah agar umat Islam bisa melaksanakan dan meraih keutamaan ibadah yang ada di dalamnya. Seperti ibadah yang identik dan tak bisa terlepas dari bulan Dzulhijjah yakni ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.

Baca juga: Tiga Naskah Singkat Khutbah Jumat 30 Mei 2025, Tentang Kematian dengan Makna Mendalam

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Selain melaksanakan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima, ada banyak amalan-amalan ibadah yang bisa kita lakukan di bulan Dzulhijjah dan memiliki banyak keistimewaan. Terlebih melaksanakan ibadah di awal-awal bulan Dzulhijjah sampai dengan hari Tasyrik yang masuk dalam rangkaian ibadah di Hari Raya Idul Adha. Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).

Dari hadits ini kita mengetahui bahwa disunnahkan bagi kita untuk berpuasa di sepuluh hari pertama dengan berbagai keutamaan di dalamnya. Syekh Zakaria al-Anshari dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan bahwa pada tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah disunnahkan berpuasa bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak. Sementara tanggal 8 (hari Tarwiyyah) dan 9 (hari ‘Arafah) hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Adapun keutamaan ibadah puasa Tarwiyah pada tanggal 8 dan Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah disebutkan dalam hadits-hadits Nabi.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved