Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Perceraian Membangun Kembali Keseimbangan Mawaddah Wa Rahmah
Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025/ 26 Syawal 1446 H: Perceraian Membangun Kembali Keseimbangan Mawadah dan Rahmah
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNPRIAGAN.COM - Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025/ 26 Syawal 1446 H: Perceraian Membangun Kembali Keseimbangkan Mawadah dan Rahmah
Salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyampaian Khutbah oleh sang khatib.
Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekadar informasi, ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 25 April 2025: Mencerdaskan Diri dengan Bertafakkur
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang satu judul yakni Perceraian Membangun Kembali Keseimbangkan Mawadah dan Rahmah.
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ لَنَا مِنْ أَنْفُسِنَا أَزْوَأجًا، وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَ نِسَاءً؛ وَإِذَا طَلَقَ أَحَدٌ نِسَاءً فَأَمْسِكُوهُنَّ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ مَعْرُوفًا؛ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الَّذِي كَانَ عَلَيْنَا رَقِيْبًا، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ لِيَكُوْنَ عَلَى النَّاسِ شَهِيْدًا. اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَخْبَرَ بِأَنَّ الطَّلَاقَ أَبْغَضُ حَلَالًا، وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ مَنْ تَبِعَهُ حَتَّى الجَنَّةِ أَحْسَنُ أَمَلًا. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي قُرْآنِهِ الكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بَاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمَ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، …. ٱلطَّلَٰقُ مَرَّتَانِۖ فَإِمۡسَاكُۢ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ تَسۡرِيحُۢ بِإِحۡسَٰنٖۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَأۡخُذُواْ مِمَّآ ءَاتَيۡتُمُوهُنَّ شَيۡءٍ إِلَّآ أَن يَخَافَآ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِۖ ….
Hadirin Jemaah Jum‘ah rahimakumullāh
Kehangatan keluarga yang dulunya harmonis bagaikan taman yang indah. Setiap anggota keluarga adalah bunga yang mekar, memberikan warna dan keharuman yang menyenangkan. Akibat tidak kuat dihadang badai besar, taman pun rusak. Perceraian akan merusak bunga-bunga harum dan indah, kini layu dan patah. Setelah badai berlalu, baru sadar bahwa keindahan dan kebahagiaan yang pernah mereka miliki, kini hilang tinggal penyesalan.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025/ 26 Syawal 1446 H: Merengkuh Sukses Hidup dengan Sabar
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya 'Ulum al-Din, menjelaskan bahwa alasan talaq dibenci Allah swt adalah (لِأَنَّهَا قَدْ تُؤْذِي النَّفْسَ) yaitu “dapat menyakitkan perasaan orang lain”.
Perceraian diperbolehkan dalam Islam namun menjadi solusi penyelesaian masalah terakhir, sebaiknya dilakukan dengan adab agar tidak menyakiti hati pasangan. Karena suami memiliki hak untuk menjatuhkan talak, tetapi istri juga memiliki hak untuk mengajukan cerai (khulu') jika merasa tidak diperlakukan dengan adil.
Q.S. Ar-Rum ayat 21 dijelaskan :
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٢١
Berdasarkan ayat tersebut, tujuan pernikahan terletak pada kata (لِّتَسۡكُنُوٓاْ) yang artinya “agar memiliki kecenderungan untuk merasa tentram dengan pasangan” maka tujuan pernikahan pada hakikatnya adalah sakinah yang berarti “ketentraman, ketenangan, kenyamanan” sebagaimana Ibnu Kasir dalam mukhtashornya menyatakan (لِتَطْمَئِنَّ أَنْفُسَكُمْ) yaitu agar menentramkan hati dan diri. Ketentraman lahir dan batin dapat dicapai dengan dua cara, yaitu menanamkan mawaddah (مَوَدَّةٌ) dan dipupuk oleh Rahmah (رَخْمَةٌ).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Menuju Bulan Dzulqadah dan Faedah Peristiwa Penting di Dalamnya
Sebagaimana hadis nabi dari Muhammad Ibnu Khalid Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah bahwa
(أَبْغَضُ الحَلَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى الطَّلَاقُ)
sesuatu yang halal tapi paling dibenci Allah swt adalah Talaq. Maka yang perlu dilakukan untuk membangun keutuhan berkeluarga sehingga tercipta sakinah/ ketenraman lahir dan batin berorientasi pada Ridha Ilahi adalah:
1. Membangun keseimbangan Mawaddah dan Rahmah
Karena orang-orang berpikirlah yang memiliki kekuatan mental untuk mengendalikan dan menyeimbangkan antara pikir dan zikir, dapat memilih antara haq dan bathil, dengan saling mencintai karena dunianya dan saling menyayangi karena tujuan akhiratnya.
2. Jadikan perceraian yang telah terjadi untuk introspeksi diri,
Islam tidak akan membolehkan talaq apabila tidak ada hikmahnya, maka perceraian boleh dilakukan dengan tujuan untuk saling belajar dan memperbaiki kesalahan antara keduanya. Dalam talak ke-1 dan ke-2, masih diperbolehkan hidup bersama bahakan saling menggoda dalam masa ‘iddahnya. Kecuali mazhab imam Syafi’i mengharuskan ada akad rujuk dari suami dengan berniat saling kembali. Sebagai implementasi (الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ). Perceraian tetap terjadi meskipun belum disul dengan syarat administratif. Selanjutnya apabila rujuk menjadi pilihan :
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025: Cobaan Sebagai Tanda Cinta dari Allah SWT
3. Belajar syariat agama,
Agar memahami bahwa segala sesuatu yang dilakuan di dalam pernikahan/ kehidupan berumah tangga adalah ibadah. Sehingga keadaan dan kondisi apa pun menjadi lebih indah karena saling mengetahui nilai ibadah. Hadirin Jamaah Jum‘ah rahimakumullāh Semoga kita dan keluarga termasuk hamba-hamba Allah swt yang dapat menyeimbangkan antara Mawaddah dan Rahmah, menyeimbangkan antara fikir dan dzikir, menyeimbangkan antara hati dan perbuatan kita. Dan kita diakui sebagai umat Nabi Muhammad saw yang menjadikannya teladan dalam berkeluarga dan berumah tangga.
Khutbah II
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا فِيْهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد. عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: "إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا". اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ سَلِّمْ وَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ الكَرِيْمِ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ؛ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ المُسْلِمِيْنَ وَ المُسْلِمَاتِ وَ المُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحِمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ بِأَنَّنَا نَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إلهَ إلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفْوًا أَحَدٌ؛ اللهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ كَمَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ عَبْدُ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ وَ كَمَا سَأَلَكَ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ مِنْ خَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَ آجِلِهِ، وَ نَعُوْذُبِكَ الغَفُوْرُ الوَدُوْدُ ذُوْ العَرْشِ المَجِيْدِ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيْدُ مِنْ شَرِّ كُلِهِ عَاجِلِهِ وَ آجِلِهِ. اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّيْنِ وَ عَافِيَةً فِي الجَسَدِ وَ زِيَادَةً فِي العِلْمِ وَ بَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَ تَوْبَةً قَبْلَ المَوْتِ وَ رَحْمَةً عِنْدَ المَوْتِ وَ مَغْفِرَةً بَعْدَ المَوْتِ، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ المَوْتِ وَ النَّجَاةَ مِنَ النَارِ وَ العَفْوَ عِنْدَ الحِسَابِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهِ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَ الاِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِى القُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَ المُنْكَرِ وَ البَغْيِ يَعِظُكُمْ لَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَ لَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ. أَقِمِ الصَّلَاةَ.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Khutbah Jumat Syawal
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 25 April 2025: Mencerdaskan Diri dengan Bertafakkur |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025/ 26 Syawal 1446 H: Merengkuh Sukses Hidup dengan Sabar |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Menuju Bulan Dzulqadah dan Faedah Peristiwa Penting di Dalamnya |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 April 2025: Bertutur yang Baik atau Diam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.