Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 11 April 2025: Ibadah yang Tertipu Selama Ramadhan
Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 11 April 2025/13 Syawal 1446 H: Ibadah yang Tertipu Selama Ramadhan
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Ta'ala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaqun 'alaih)
Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,
Peningkatan intensitas dan frekuensi ibadah adalah hal yang baik. Hanya saja kita perlu seksama agar segenap upaya yang kita curahkan untuk beribadah tidak menguap sia-sia. Menguap sia-sia? Ya, ibadah tidak otomatis pasti bernilai ibadah. Ibadah juga mengandung jebakan-jebakan yang bila seorang hamba tidak hati-hati akan terperosok ke dalamnya.
Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali dalam kitab al-Kasyfu wat Tabyin menyebutnya sebagai al-maghrurin (para ibadah ibadah yang tertipu). Menurut Imam al-Ghazali, ketertipuan tersebut karena seorang ahli ibadah keliru dalam menempatkan skala prioritas.
Tipuan (ghurur) itu terjadi antara lain ketika seseorang hanyut dalam kesibukan ibadah-ibadah sunnah dan mengabaikan hal-hal yang wajib.
Beliau antara lain menyebut:
أَهْمَلُوْا الفَرَائِضَ وَاشْتَغَلُوا بِالنَّوَافِل، وَرُبَّمَا تَعَمَّقُوا فِيها حَتّى يَخْرُجُوْا إِلى السَّرَف والعدوان
"Mereka (ahli ibadah yang tertipu) mengabaikan hal-hal fardhu dan menyibukkan diri pada hal-hal sunnah. Kadang mereka tenggelam dalam kesibukan itu hingga sampai pada perilaku berlebih-lebihan dan permusuhan."
Orang bisa saja sangat bersemangat menjalankan ibadah shalat tahajud dini hari sampai subuh. Tapi jika karena perbuatannya itu ia meninggalkan shalat subuh maka ia sesungguhnya sedang tertipu. Atau seseorang bisa saja aktif membangunkan sahur orang lain, tapi bila cara-cara yang digunakan mengganggu orang lain, seperti dengan membunyikan petasan, orang tersebut sesungguhnya juga tertipu. Sebab, ibadah mengajak orang sahur tidak boleh menelantarkan kewajiban kita untuk tidak mengusik ketentraman orang lain.
Contoh lain di sekitar tentang hamba yang terpedaya ini adalah ketika seseorang sibuk soal shalat tarawih, memperdebatkan jumlah rakaatnya yang paling afdhal, menghujat pihak yang tidak sepaham, lalu menimbulkan pertengkaran antar kelompok tidak sepaham. Padahal, melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah, sementara menjaga kerukunan dan persatuan adalah wajib. Tarawih adalah perbuatan baik. Namun akan sayang sekali bila perbuatan baik tersebut lantas mengorbankan perbuatan lain yang lebih baik.
Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,
Seorang terpedaya dengan ibadahnya juga ketika ia terlalu sibuk dengan tampilan luar daripada substansi. Misalnya pada kasus orang bertadarus Al-Qur'an. Mungkin ia sanggup mengkhatamkannya hanya dalam sehari semalam, menikmati tiap nada lantunan yang diekspresikan. Namun saat hatinya melayang-layang pada urusan duniawi, lupa akan makna lafal yang dibaca, hamba itu sesungguhnya sedang tertipu. Menurut Al-Ghazali, substansi membaca Al-Qur'an adalah meresapi makna di dalamnya. Sebab lezatnya Al-Qur'an bersumber dari makna, bukan dari lagu atau keindahan suara pembacanya.
Soal mengabaikan substansi ini sering kita dapati dalam banyak kasus ibadah-ibadah lain. Wudhu, sembahyang, sedekah, sekolah, puasa, zakat, haji, umrah, ikut pengajian, dan sejenisnya. Kerapkali perkara-perkara teknis mengalihkan fokus orang dari peduli terhadap tujuan dan aspek-aspek yang lebih substansial. Belum lagi bila ibadah-ibadah itu kemudian ditempeli sifat-sifat tercela, seperti pamer, bangga diri, ingin dipuji, dan lain-lain.
Penjelasan ini bukan berarti ibadah-ibadah yang sunnah tidak penting, atau perkara teknis sama sekali tidak dibutuhkan. Keterangan ghurur tersebut hendak mengingatkan kita bahwa jangan sampai urusan-urusan sekunder itu membuat kita lalai akan urusan-urusan primer, ibadah sunnah mengantarkan kita untuk mengabaikan ibadah wajib. Yang ideal tentu saja adalah kita sanggup melaksanakan kedua-duanya secara maksimal.
Semoga penjelasan ini mampu mengoreksi ibadah-ibadah alfaqir (khatib) pribadi dan jamaah sekalian sehingga kita semua bisa menambah keimanan dan ketaqwaan kita pasca Ramadhan dengan lebih baik. Aamiin ya rabbal 'âlamîn. Wallâhu a'lam bish shawâb.
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Khutbah Jumat Syawal
Naskah Singkat Khutbah Jumat 11 April 2025: Pertahankan Frekuensi Ibadah Setelah Ramadhan |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 11 April 2025: 3 Golongan Manusia Setelah Ramadhan |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 11 April 2025: 3 Kunci Utama Pintu Surga |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 11 April 2025: Pertahankan Frekuensi Ibadah Setelah Ramadhan di Bulan Syawal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.