Idul Fitri 2025

6 Naskah Khutbah Idul Fitri 1446 H Pengingat dan Menyentuh Hati dari NU, Muhammadiyah dan Kemenag

6 Naskah Khutbah Idul Fitri 1446 H Pengingat dan Menyentuh Hati dari NU, Muhammadiyah dan Kemenag

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
NASKAH KHUTBAH IDUL FITRI - 6 Naskah Khutbah Idul Fitri 1446 H Pengingat dan Menyentuh Hati dari NU, Muhammadiyah dan Kemenag (Dok: Suasan Shalat di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022)/ TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Jemaah kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah SWT,

Saban malam di bulan Ramadhan, ada satu juta orang yang dibebaskan api neraka. Di akhir Ramadhan, ada puluhan juta orang lagi yang dibebaskan dari api neraka. Puncaknya adalah pada hari ini, hari raya Idul Fitri. Siapa yang dibebaskan dari api neraka pada hari tersebut, maka baginya kembali ke Fitri. Namun, bagi yang tidak, maka itu merupakan bencana dan ancaman berbahaya.

Ini juga menjadi hal lain yang patut kita syukuri lagi. Semoga kita menjadi bagian dari jutaan orang itu, orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.

Jemaah yang berbahagia,

Bersyukur bukan sekadar melafalkan kalimat hamdalah, alhamdu lillah. Lebih dari itu, bersyukur berarti melanjutkan ketaatan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan di bulan-bulan berikutnya.

Kita telah melaksanakan shalat tarawih dan witir, hal ini perlu dilanjutkan setelah Isya di hari-hari berikutnya. Tidak ada tarawih, witir tetap disunnahkan.

Kita yang telah bisa meningkatkan tadarus Al-Qur'an. Ada yang sudah sekali khatam dalam satu bulan Ramadhan. Ada yang sudah dua, tiga, atau bahkan berkali-kali khatam, perlu diteruskan. Selain terus memperbaiki bacaan Al-Qur'an agar semakin enak didengar dan sesuai dengan kaidah tajwid, kita juga perlu memperdalam wawasan pengetahuan kita mengenai Al-Qur'an itu, mendalami makna-makna yang dikandungnya. Hal ini agar dapat membentuk perilaku kita lebih baik ke depannya.

Sebab, sebagaimana disebutkan dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa syukur berarti menggunakan kenikmatan sesuai tujuan penciptaannya. Lisan melafalkan hamdalah, hati menyengaja berlaku baik dan menyembunyikannya, dan anggota tubuh lainnya memaksimalkan nikmat-nikmat yang telah Allah SWT berikan untuk menjalankan ketaatan, serta takut untuk menggunakan kenikmatan tersebut dalam kemaksiatan.

Baca juga: Daftar Naskah Khutbah Idul Fitri 1446 H Penuh Makna, Resmi dari Kemenag.go.id

Jemaah yang berbahagia,

Puasa juga mengajarkan kita untuk berempati dan simpati kepada saudara-saudara kita yang fakir dan miskin. Tak ayal, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Tentu yang diharapkan tidak selesai di sana, melainkan empati, simpati, dan perhatian kita kepada sesama senantiasa dijaga.

Begitulah hakikat kita beridul Fitri. Idul Fitri bukanlah akhir dari Ramadhan. Idul Fitri justru menjadi momentum pelanjut dari kebaikan-kebaikan yang telah kita torehkan selama bulan Ramadhan.

Urusan kita dengan Allah SWT memang sudah diampuni. Tetapi hubungan dengan sesama manusia, harus tetap dijaga dengan baik. Karenanya, kita harus memohon dan membuka pintu maaf selebar-lebarnya dengan keluarga, saudara, kerabat, tetangga, dan handai taulan yang kita kenal.

Oleh karena itu, jemaah shalat Idul Fitri sekalian, mari kita teruskan perjuangan kebaikan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan. Kelanjutan itu tidak lain sebagai bentuk rasa syukur kita telah diberikan hidayah dan kemampuan untuk terus menaati perintah-perintah Allah SWT.

Dengan begitu, tujuan puasa kita semua, yakni agar bertakwa, insya Allah dapat terwujud, jika amalan-amalan baik tersebut dapat kita lanjutkan tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di bulan-bulan lainnya sepanjang tahun, selama nafas masih dikandung badan.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved