Pedagang Pasar Dadakan KHZ Mustofa Bayar Rp400 Ribu per Hari, tak Pernah Dirazia dan Ditertibkan

Pasar musiman memadati Jalan KHZ Mustofa Kota Tasikmalaya setiap Ramadan, terutama menjelang Lebaran Idulfitri 1446 H.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Priangan/Jaenal Abidin
PASAR DADAKAN - Situasi pasar dadakan di Jalan KHZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Minggu (23/3). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Pasar dadakan memadati Jalan KHZ Mustofa Kota Tasikmalaya setiap Ramadan, terutama menjelang Lebaran Idulfitri 1446 H.

Pantauan wartawan TribunPriangan.com, Minggu (23/3), sepanjang jalan KHZ Mustofa hingga batas toko jam gadang dihiasi pemandangan pedagang musiman yang berjejer di pinggir jalan.

Kondisi itu membuat mobilitas kendaraan dan pejalan kaki yang melintas terganggu akibat keberadaan pedagang kaki lima.

Baca juga: Anggota DPRD Dukung Revitalisasi Pasar Parakanmuncang, Asep Sumaryana : Libatkan Swasta Relevan

Meski demikian, para pedagang di sepanjang Jalan KHZ Mustofa itu tidak takut atau khawatir digusur atau ditertibkan oleh Satpol PP, sebab mereka membayar biaya operasional melalui pengurus.

"Untuk operasional di sini dari jam 07.00 pagi sampai 22.00 malam. Kalau sama keamanan tidak khawatir, justru khawatirnya barang tidak laku," ungkap salah seorang pedagang celana asal Cikijing Majalengka, Ari Ibrahim (36) ketika ditemui wartawan TribunPriangan.com, 

Ketika ditanyai soal anggota Satpol PP Kota Tasikmalaya, kata Ari, selalu ada patroli tapi waktunya sore hingga habis magrib.

"Poll PP ada pengontrolan sekitar jam 17.00 atau habis magrib, tidak pernah nyapa, paling amanin pedagang kaki lima yang makanan," ucapnya.

Pedagang lainnya, Faiz Saipul Miftah (28) mengungkapkan, bahwa dirinya sudah ikut pasar dadakan sekitar empat tahun dengan biaya sewa selama 10 hari.

"Biaya sehari mencapai 400 ribu dikali ikut event ini selama 10 hari. Kalau pol PP ada himbauan, cuma bilang biar tidak terlalu ke depan, biar lalu lintas lancar," ucap Faiz.

Dia menjelaskan, pembayaran bukan ke pemerintah, tapi melainkan ke pengurus yang sudah biasa di pasar dadakan tersebut.

"Kalau retribusi saya kurang tahu, tapi ada kepengurusan di sini yang minta uang sewa setiap harinya. Kalau dagangan rame sih bisa nutup untuk biaya sewa setiap harinya," tuturnya.

Menurut dia, pasar dadakan biasanya membludak pada H-5 Lebaran.

"Tapi memang sangat jauh kalau dibandingkan tahun kemarin juga, karena saya sudah 4 tahunan ikut pasar dadakan ini," katanya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved