Ramadan 2025
Bingung Bagaimana Cara Menjemput Malam Lailatul Qadar yang Benar? Berikut Kiat Khusus dari Nabi SAW
Bingung Bagaimana Cara Menjemput Malam Lailatu Qadar yang Benar? Berikut Kiat Khusus dari Nabi SAW
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
5. Bersungguh-Sungguh dalam Meraih Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar terdapat di antara 10 hari terakhir bulan Ramadan, sehingga umat muslim juga harus bersungguh-sungguh dalam meraih malam kemuliaan tersebut. Cara meraihnya, yaitu dengan memperbanyak ibadah di malam hari.
Disebutkan dalam riwayat hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
6. Berdoa untuk Memohon Ampunan
Saat beribadah untuk meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadits,
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ: تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya, "Dari 'Aisyah ra, sesungguhnya dia berkata, '(Aku pernah bertanya kepada Rasulullah), 'Wahai Rasulullah, doa apa yang bisa aku baca ketika mendapati Lailatul Qadar?' Nabi menjawab, 'Bacalah Allāhumma innaka 'afuwwun tuḥibbul 'afwa fa'fu 'annī (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).'" (HR Ibnu Majah).
Adapun doa untuk memohon ampunan pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Latin: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni.
Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku."
7. Memperbanyak Sedekah
Banyak bersedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman Allah SWT,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.