Ramadan 2025
Bingung Bagaimana Cara Menjemput Malam Lailatul Qadar yang Benar? Berikut Kiat Khusus dari Nabi SAW
Bingung Bagaimana Cara Menjemput Malam Lailatu Qadar yang Benar? Berikut Kiat Khusus dari Nabi SAW
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْ
Artinya, "Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)." (HR Bukhari dan Muslim).
3. Melaksanakan I'tikaf
I'tikaf termasuk ibadah yang sangat dianjurkan dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadan. Cara melaksanakannya yaitu dengan berdiam diri di malam masjid serata menyibukkan diri untuk beribadah sholat sunah, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan aktivitas lainnya yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Anjuran melaksanakan i'tikaf sebagaimana dikatakan dalam hadits berikut,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ
Artinya, "Dari 'Aisyah ra, dia berkata, 'Sesungguhnya Nabi saw beri'tikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat.'" (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah turut disebutkan,
كَانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانَ عَشرَةَ أيَّامٍ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِيْ قُبِضَ فِيْهِ اِعْتَكَفَ عِشْرِيْنَ يَوْمًا
Artinya: "Nabi Muhammad saw selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Kecuali bertepatan pada tahun kewafatannya, Nabi beri'tikaf selama dua puluh hari."(HR Al-Bukhari).
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Alasan Allah Rahasiakan Waktu Malam Lailatul Qadar
4. Membersihkan Badan
Membersihkan badan termasuk salah satu anjuran ketika hendak melaksanakan ibadah. Demikian pula hal tersebut dianjurkan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Rasulullah SAW mandi di antara waktu magrib dan isya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan badan yang segar dan wangi, tentu akan membuat seseorang lebih semangat dan khusyuk saat menjalankan ibadahnya. Dalam hadits riwayat Aisyah r.a. dikatakan,
كَانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ رَمَضَانُ قَامَ وَنَامَ فَإِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ الْمِئْزَرَ وَاجْتَنَبَ النِّسَاءَ وَاغْتَسَلَ بَيْنَ الْأَذَانَيْنِ وَجَعَلَ الْعِشَاءَ سَحُوْرًا
Artinya, "Ketika memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah bangun malam (untuk beribadah) dan juga menggunakannya untuk tidur. Begitu masuk sepuluh hari terakhir, beliau kencangkan sarung, menjauhi istri-istrinya (untuk beribadah), mandi antara dua adzan (dua waktu shalat magrib dan isya)." (HR Ibnu Abi 'Ashim).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.