Ramadan 2025

Malam Nuzulul Quran Jatuh pada Malam 17 Ramadhan 1446 H, Begini Penjelasan Sejarah Singkatnya

Malam Nuzulul Quran Jatuh pada Malam 17 Ramadhan 1446 H, Begini Sejarah Singkatnya

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunPriangan.com
NUZULUL QURAN 1446 - Penjelasan sejarah Malam Nuzulul Quran Jatuh pada Malam 17 Ramadhan 1446 H. Ilustrasi Ayat Al-Quran (Ayat Al-quran Surah Al-Hud (TribunPriangan.com/ Lulu Aulia Lisaholith) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Bulan Ramadhan merupakan bulan yang memiliki banyak keistimewaan di dalamnya. 

Pada bulan yang mulia ini, tercatat banyak peristiwa bersejarah dalam Islam terjadi. 

Salah satunya ialah peristiwa turunnya Al-Qur’an secara global dari Lauhul Mahfudz menuju Baitul Izzah di langit dunia sebagai bentuk pengagungan terhadap Al-Qur’an. 

Momen turunnya Al-Qur’an pada bulan ini menjadikan bulan Ramadhan memiliki nama lain yaitu Bulan Al-Qur’an. 

Mengenai pemaknaan Peristiwa Nuzulul Quran sendiri disandingkan dalam 3 teori.

Baca juga: Naskah Kultum Tarawih 17 Ramadan 1446 H: Nuzulul Quran Momen Mengenal Keagungan Al-Quran

Teori pertama, pada malam lailatul qadar, Al-Qur’an -dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit- diturunkan ke langit dunia (sama' al-dunnya). Setelah itu, dari langit dunia, Al-Qur’an diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20/23/25 tahun. 

Teori kedua, Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun (lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun). Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan. 

Teori ketiga, Al-Qur’an turun pertama kali pada malam lailatul qadar. Selanjutnya, al-Quran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda. Teori pertama paling masyhur (populer) dan didukung banyak ulama. 

Teori ini diperkuat banyak hadist sahih. Teori kedua dipelopori oleh al-Muqatil dan Abu Abdillah al-Halimi dalam kitab Minhaj. Juga al-Mawardi dalam tafsirnya. Teori ketiga dikemukakan oleh al-Sya’bi, dkk. 

Semua teori sepakat Al-Qur’an “diturunkan” (munazzal) pada malam lailatul qadar. Hanya saja, para ulama berbeda pendapat, apakah ia diturunkan sekali dalam lailatul qadar atau lebih. Masing-masing ulama juga berbeda pendapat soal apa makna “al-inzal” dan bagaimana proses “al-inzal” berlangsung. 

Baca juga: Naskah Kultum Tarawih 17 Ramadan 1446 H/ 17 Maret 2025: Nuzulul Quran & Anjuran Memperbanyak Tadarus

Yang bertama mengatakan, “al-inzal” adalah “al-idzhar”, yaitu ”melahirkan”, “menjelaskan”, menghadirkan” atau “memperlihatkan”. Jadi, posisinya tidak harus dari ketinggian (langit) menuju tempat rendah (bumi) seperti terkandung pada kata “nazala”. 

Pendapat kedua, Allah SWT memberikan pemahaman kepada Malaikat Jibril yang ketika itu berada di langit. Kemudian Jibril turun ke bumi menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena itu, pilihan katanya adalah “nazala”. 

Lantas, bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Nabi Muhammad SAW berlangsung? Mengingat keduanya bukan dari jenis makhluk yang sama. 

Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya. Pertanyaan selanjutnya, “Al-Qur’an” seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW? Ada tiga teori. 

Pertama, Al-Qur’an diturunkan kepada Jibril lafdzan wa ma’nan (kata dan maknanya secara sekaligus). Penjelasannya begini, Jibril menghapal Al-Qur’an yang tertulis dalam lauhul mahfudz (tablet yang terjaga), kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.  

Baca juga: 3 Naskah Kultum 17 Ramadhan 1446 H, Spesial Malam Nuzulul Quran dengan Makna Menyentuh

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved