Ramadan 2025

Naskah Kultum Tarawih Hari ke-13 Ramadhan Bertema Puasa Mulut dari Perkataan Tak Berguna

Naskah Khutbah Tarawih Singkat 13 Ramadhan 1446 H/ 13 Maret 2025: Puasakan Mulutmu dari Perkataan Tidak Berguna dan Menguras Pahala Puasa

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunPriangan/Pinteres
NASKAH KULTUM RAMADHAN - Naskah Kultum 13 Ramadhan 1446 H/ 13 Maret 2025: Puasakan Mulutmu dari Perkataan Tidak Berguna dan Menguras Pahala Puasa. Ilustrasi Sholat Tarawih bulan Ramadhan.(Dok: Pinteres/Dwi) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini Terdapat Naskah Khutbah Tarawih Singkat 13 Ramadhan 1446 H/ 13 Maret 2025: Puasakan Mulutmu dari Perkataan Tidak Berguna dan Menguras Pahala Puasa

Ramadhan datang dengan segala keutamaan.

Selama sebulan penuh, umat Islam seluruh dunia serentak melaksanakan ibadah puasa dengan niat memenuhi perintah Allah.

Dalam Islam, selain bernilai ibadah dan bukti ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya, puasa memiliki banyak keutamaan.

Selain berpuasa, para muslim diwajibkan untuk terus memperbaharui keimanannya di bulan sebagai nilai tambah pahala.

Baca juga: Naskah Kultum Tarawih Singkat Hari ke-11 Ramadhan 1446 H/11 Maret 2025

Salah satu amalan penambah iman di bulan adalah mendengar kultum dari penceramah.

Kultum adalah akronim dari kuliah tujuh menit yang berisi pesan atau nasihat kebaikan kepada sesama muslim di depan umum.

Kultum biasanya disampaikan oleh pendakwah, ustaz, tokoh atau para bapak yang memiliki tanggung jawab untuk mengisi sesi tersebut.

Nah, di bulan Ramadhan, kultum biasanya mudah ditemui dan disampaiakan sebelum buka puasa, sebelum salat tarawih atau sesudah subuh.

Selama bulan Ramadhan kita akan sering bertemu dengan sesi kultum di berbagai ranah, seperti masjid, mushola, suro, bahkan disiarkan sebagai tayangan TV, Youtube, dan lain-lain.

Baca juga: Naskah Singkat Kultum Subuh 11 Ramadhan 1446 H/11 Maret 2025: Hakikat Rasa Syukur

Untuk menghidupkan malam awal Ramadhan dengan semangat beribadah, beriktu ini TribuPriangan.com telah menyediakan satu naskah kultum atau ceramah salat Taraeih Ramadhan 2025, yang berjudul Puasakan Mulutmu dari Perkataan Tidak Berguna dan Menguras Pahala Puasa.

Puasakan Mulutmu dari Perkataan Tidak Berguna dan Menguras Pahala Puasa

Jamaah yang dimuliakan Allah

Orang yang berpuasa tidak hanya sekedar menahan dirinya dari lapar dan dahaga, namun ia juga harus menjaga seluruh tubuhnya dari perbuatan dosa. Di antara anggota tubuh yang harus dijaga dan diajak berpuasa adalah lisan dan mulut kita. Mulut adalah jalan kebaikan dan juga jalan keburukan.

Apabila orang mampu menjaga mulutnya dari menyakiti orang lain dan digunakan untuk kebaikan, maka mulut akan mengantarkan kepada keselamatan di dunia maupun di akhirat. Namun sebaliknya, apabila mulut diumbar untuk menyakiti orang dan berbuat berbagai kemungkaran, maka mulut akan menjerumuskan kepada kehancuran serta kehinaan dunia dan akhirat.

Baca juga: Naskah Khutbah Tarawih 12 Ramadhan 1446 H/2025: Puasakanlah Telingamu dari Hal-hal yang Merugi

Suatu ketika, Rasulullah memberikan wasiat kepada Mu'adz untuk menjaga mulutnya. Mu'adz kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami akan disiksa karena ucapan kami?" Rasulullah menjawab,

"Celaka ibumu, hai Mu'adz, manusia tidaklah ditelungkupkan di atas wajah mereka ke dalam api neraka kecuali karena hasil panenan lidah mereka." (HR. Ahmad). Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda, "Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga." (HR. al-Bukhari). Yang dimaksud dengan apa yang ada di antara dua janggutnya adalah mulut, sedangkan apa yang ada di antara kedua kakinya adalah kemaluan.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,

Kemampuan seseorang dalam menjaga mulutnya menunjukkan ketinggian budi pekertinya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa, ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah, "Siapakah orang muslim yang paling baik?" Beliau menjawab, "Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya." Oleh karena itu, kesadaran para salafus saleh tentang pentingnya puasa mulut ini, menjadikan mereka sangat hati-hati dalam berbicara.

 Mereka tahu betul konsekuensi dari apa yang diucapkan. Mereka berpikir sebelum mengucapkan perkataan. Kalaupun harus berkata, maka secukupnya saja. Suatu ketika, Abu Bakar pernah memegang lidahnya sembari menangis dan berkata, "Ini yang telah mendatangkan banyak hal padaku." Ibnu Mas'ud berkata, "Demi Allah, tidak ada di dunia ini yang lebih berhak dijaga lebih lama daripada lidah."

Jamaah yang dimuliakan Allah Swt

Di bulan puasa ini, kita dididik untuk mampu menjaga lisan kita. Jangan sampai lisan kita mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan puasa. Orang yang berpuasa harus mampu menjaga lisan dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok, melaknat, mencela, bersaksi palsu, merendahkan orang lain, berkata mengada-ada, dan lain-lain.

Karena semua itu bisa menyia-nyiakan ibadah puasa. Sebagaimana Rasulullah bersabda, "Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. al-Bukhari).

Baca juga: Naskah Kultum Tarawih Singkat 9 Ramadhan 1446 H/9 Maret 2025: Ramadhan Bulannya Jihad

Termasuk dalam menjaga mulut adalah meninggalkan segala perbuatan yang bisa keluar dari mulut. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele. Dalam kondisi semacam itu, seseorang harus segera sadar bahwa ia sedang puasa. 

Jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan membalas dia dengan perbuatan serupa. Menasihati dan tolaklah ia dengan cara yang lebih baik. Nabi bersabda, "Puasa adalah perisai. Bila suatu hari seseorang dari kalian berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata, 'Sesungguhnya aku sedang puasa." (HR. Muslim).

Imam Abu Hâtim Ibnu Hibbân al-Busti berkata, "Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Karena betapa banyak orang yang menyesal lantaran bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan."

Kalau dalam bahasa kita, sebagian orang mengistilahkan, "Mulutmu adalah harimaumu." Semoga kita semua mampu menahan mulut kita dari segala ucapan yang tidak diridhai Allah, baik selama bulan Ramadhan ataupun di luar Ramadhan. Amin.

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved