Ramadan 2025
Naskah Khutbah Tarawih 12 Ramadhan 1446 H/2025: Puasakanlah Telingamu dari Hal-hal yang Merugi
Naskah Khutbah Tarawih Singkat 12 Ramadhan 1446 H/ 12 Maret 2025: Puasakanlah Telingamu dari Hal-hal yang Merugi
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini Terdapat Naskah Khutbah Tarawih Singkat 12 Ramadhan 1446 H/ 12 Maret 2025: Puasakanlah Telingamu dari Hal-hal yang Merugi.
Ramadhan datang dengan segala keutamaan.
Selama sebulan penuh, umat Islam seluruh dunia serentak melaksanakan ibadah puasa dengan niat memenuhi perintah Allah.
Dalam Islam, selain bernilai ibadah dan bukti ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya, puasa memiliki banyak keutamaan.
Selain berpuasa, para muslim diwajibkan untuk terus memperbaharui keimanannya di bulan sebagai nilai tambah pahala.
Baca juga: Naskah Kultum Tarawih Singkat Hari ke-11 Ramadhan 1446 H/11 Maret 2025
Salah satu amalan penambah iman di bulan adalah mendengar kultum dari penceramah.
Kultum adalah akronim dari kuliah tujuh menit yang berisi pesan atau nasihat kebaikan kepada sesama muslim di depan umum.
Kultum biasanya disampaikan oleh pendakwah, ustaz, tokoh atau para bapak yang memiliki tanggung jawab untuk mengisi sesi tersebut.
Nah, di bulan Ramadhan, kultum biasanya mudah ditemui dan disampaiakan sebelum buka puasa, sebelum salat tarawih atau sesudah subuh.
Selama bulan Ramadhan kita akan sering bertemu dengan sesi kultum di berbagai ranah, seperti masjid, mushola, suro, bahkan disiarkan sebagai tayangan TV, Youtube, dan lain-lain.
Baca juga: Naskah Singkat Kultum Subuh 11 Ramadhan 1446 H/11 Maret 2025: Hakikat Rasa Syukur
Untuk menghidupkan malam awal Ramadhan dengan semangat beribadah, beriktu ini TribuPriangan.com telah menyediakan satu naskah kultum atau ceramah salat Taraeih Ramadhan 2025, yang berjudul Puasakanlah Telingamu dari Hal-hal yang Merugi
Puasakanlah Telingamu dari Hal-hal yang Merugi
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Telinga adalah salah satu alat informasi dan pengetahuan bagi seseorang. Telinga adalah jendela ilmu dan ilmu terbaik bagi telinga yang sadar akan diiringi dengan zikir.
Mendengar kebenaran menambah kemantapan pijakan hati di atas kebenaran, sedang mendengar kebatilan akan mewariskan dampak-dampak kebatilan ke dalam hati.
Baca juga: Naskah Singkat Kultum Subuh 10 Ramadhan 1446 H/10 Maret 2025: Sedekah di Bulan Ramadhan
Kedudukan telinga yang begitu tinggi di antara anggota tubuh dalam menerima sebuah informasi, menjadikan dirinya disebut pertama kali dalam Al-Qur'an.
Allah berkalam, "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (al-Isrâ': 36).
Di samping itu, dalam ayat ini secara tegas Allah akan meminta pertanggungjawaban telinga tentang apa yang ia dengar.
Karena itu, tidak semua informasi pantas dan layak untuk didengar oleh seorang mukmin yang bertakwa. Apalagi dalam kondisi ia sedang berpuasa.
Seorang yang berpuasa di didik untuk mampu menahan telinganya dari mendengarkan berbagai hal yang tidak diperbolehkan oleh syarak. Karena tidak semua suara pantas untuk didengar.
Jâbir bin Abdillah berkata, "Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan. menyakiti tetangga."
Baca juga: Naskah Kultum Tarawih Singkat 9 Ramadhan 1446 H/9 Maret 2025: Ramadhan Bulannya Jihad
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,
Baik di bulan puasa atau di luar bulan puasa, kita dituntut mampu memaksimalkan anggota tubuh untuk beribadah kepada Allah.
Pendengaran kita, diisi dengan mendengarkan Al-Qur'an, tausiyah, nasihat, dan perkataan yang baik. Karena ternyata, kebanyakan orang menyia-nyiakan pendengarannya dalam hal-hal yang tidak benar.
Mereka layaknya hewan, karena tidak mampu memfungsikan pendengarannya dengan baik.
Allah berkalam, "Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (al-Furqân: 44).
Di antara mereka ada yang memenuhi telinganya dengan nyanyian yang diharamkan, atau informasi penuh dosa. la menutupi telinganya dari mendengar Al-Qur'an, sunnah Nabi, atau tausiyah kebenaran.
Baca juga: Naskah Singkat Kultum Tarawih 9 Ramadhan 1446 H/ 2025: Ramadhan sebagai Madrasah Sabar
Berbeda dengan perilaku para salafus saleh, di mana mereka sangat rindu untuk mendengarkan kalam ilahi, sunnah Rasulullah, dan nasehat para ulama. Tidak sedikit mereka yang menangis karena terbawa dengan apa yang mereka dengar.
Karenanya Allah memuji orang-orang yang mampu menggunakan telinganya untuk mendengarkan kebaikan. Allah berkalam, "Dan, apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur'an) yang telah mereka ketahui." (al-Ma'idah: 83)
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia,
Dengan demikian, puasa telinga adalah dengan mencegahnya dari mendengar suara-suara atau perkataan yang tidak baik; seperti mendengarkan gosip, gunjingan, umpatan, dan suara atau perkataan buruk lainnya.
Karena setiap sesuatu yang dilarang untuk diucapkan, juga dilarang untuk didengarkan. Ini sungguh tidak mudah, karena manusia adalah makhluk informatif yang senang kepada segala informasi.
Kalau tidak sadar dan berhati-hati, kita akan lebih senang mendengarkan informasi yang berbau fitnah, gunjingan, ghibah, dan sejenisnya. Di samping itu, alat informasi terus berkembang, dan pasti setan memasang perangkapnya lewat sarana-saana semacam itu.
Baca juga: Naskah Kultum Tarawih Singkat 7 Ramadhan 1446 H/7 Maret 2025: 3 Orang Terhalang Kebaikan di Ramadhan
Padahal mendengarkan perkataan batil kedudukannya sama dengan orang yang memakan harta secara batil. Keduanya sama keharamannya. Dalam Al-Qur'an, Allah berkalam, "Mereka gemar mendengar kebohongan dan memakan yang tiada halal." (al-Maidah 42).
Oleh karena itu, untuk menjaga telinga dari suara yang tidak dibenarkan oleh syarak adalah dengan menghindarkan diri dari tempat yang penuh kemungkaran, dan selektif ketika membuka channel atau memilih acara TV, atau radio.
Karena salah satu karakter orang mukmin, sebagaimana yang Allah jelaskan adalah, "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal- amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil." (al-Qhashash: 55).
Apabila kita tidak mau berpaling, maka hukum kita sama dengan mereka, yakni dianggap melakukan kemaksiatan tersebut.
Allah berkalam dalam wahyu-Nya, "Jika engkau (tetap duduk bersama mereka), sungguh, engkau pun seperti mereka..." (an-Nisâ': 140)
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Ramadan 2025
Naskah Khutbah Tarawih Terbaru
Naskah Khutbah Tarawih
Contoh Naskah Kultum Tarawih Ramadhan
Ceramah Tarawih Ramadhan
Ceramah Tarawih
Naskah Kultum Tarawih 2025
Ramadhan 2025
12 Ramadhan 1446 H
Naskah Singkat Kultum Subuh 11 Ramadhan 1446 H/11 Maret 2025: Hakikat Rasa Syukur |
![]() |
---|
Naskah Kultum Tarawih Singkat 11 Ramadhan 1446 H/11 Maret 2025: Taqwa, Pembebas Kekafiran Diri |
![]() |
---|
20 Tema Kultum Ramadhan 2025 Bertemakan Sedekah di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Naskah Singkat Kultum Subuh 10 Ramadhan 1446 H/10 Maret 2025: Sedekah di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.