Ramadan 2025

Setengah Syaban Sudah Terlewat, Jangan Lupa Bayar Hutang Puasa, Begini Niat dan Tata Caranya

Setengah Syaban Sudah Terlewat, Jangan Lupa Bayar Hutang Puasa, Begini Niat dan Tata Caranya

TribunPriangan.com
BAYAR HUTANG PUASA - Ganti Hutang Puasa. Ilustrasi note ganti puasa yang terlewat di bulan Ramadhan. (TribunPriangan.com/ Lulu Aulia Lisaholith) 

Karena Nabi tidak tidur bersama istri yang tidak sedang dalam jatah gilirannya.   

Dengan latar belakang tersebut, para istri Nabi tidak pernah meminta izin untuk berpuasa karena khawatir di antara mereka ada yang sedang dibutuhkan oleh Rasulullah saw secara mendadak. 

Baca juga: Awal Puasa 1446 Jatuh di Hari Apa? Cek Jadwal Lengkapnya Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

Padahal seumpama mereka meminta izin, Rasul pasti tidak akan mengecewakan istri-istrinya, tapi para istri menjadi khawatir hal tersebut bisa mengurangi kecintaan dan dan pelayanan terhadap kebutuhan Nabi menjadi tidak penuh.

Lalu kenapa bulan Sya’ban yang dipilih oleh Aisyah untuk mengqadha puasanya?

Hal ini disebabkan bulan Sya’ban adalah bulan yang paling banyak dibuat puasa sunnah oleh Baginda Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu salah satu istri Nabi bergantian meluangkan waktu untuk mengqadha puasa. 

Pasalnya jika tidak mereka sudah pada bulan terakhir, mereka terdesak meminta izin kepada Nabi untuk mengqadha puasanya.

Tata Cara Mengganti Puasa di Bulan Syaban 

Ada dua pendapat mengenai tata cara pelaksanaan qadha puasa Ramadhan. Pertama, apabila meninggalkan puasa Ramadhan secara berurutan maka saat mengqadhanya pun harus berurutan. 

Baca juga: Segera Qadha Puasa Sebelum Ramadhan Tiba, Ini Hukum, Konsekuensi, dan Denda jika tak Dilaksanakan

Adapun pendapat kedua membolehkan qadha puasa Ramadhan tidak berurutan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut.

قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإنْ شَاءَ تَابَعَ 

Artinya: "Qadha' (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan." (HR. Daruquthni, dari Ibnu 'Umar) 

Merujuk pada pendapat kedua, maka qadha puasa Ramadhan tidak wajib dikerjakan secara berurutan. Dengan demikian, dapat dilakukan sesuai kehendak, namun diusahakan sebelum tiba Ramadhan berikutnya.

Berikut ini tata cara puasa qadha Ramadhan.

1. Niat

Niat qadha puasa Ramadhan mulai dilafalkan malam hari sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut lafal niatnya.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved