Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025/ 15 Syaban 1446 H: Keutamaan Bulan Syaban yang Jarang Dikejar

Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025/ 15 Syaban 1446 H: Keutamaan Bulan Syaban yang Jarang Dikejar

Istimewa
KHUTBAH JUMAT SYABAN - Keutamaan Bulan Syaban yang Jarang Kejar. Ilustrasi foto bulan purnama biru super. (Dok: Arsip TribunPriangan.com/Istimewa) 

Alasan kedua, bulan Sya'ban bulan diangkatnya amal perbuatan sehingga beliau ﷺ ingin amal-amal yang dilaporkan itu adalah amal-amal kebaikan bukan keburukan.

Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya, "Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya'ban."

Nabi ﷺ bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa." (HR. an-Nasa'i)

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Mengobati Hati dari Penyakit Riya

Pada bulan itu seluruh amal manusia disaring, amal yang tulus ikhlas mencari rida-Nya maka akan diterima oleh Allah. Sebaliknya amal yang tidak tulus maka akan dikembalikan kepada pemiliknya.

Bagi yang amalnya diterima maka dia akan terbebas dari rasa bosan dan jenuh sehingga akan selalu mengerjakan amal salehnya dengan ikhlas. Kebahagiaan akhirat menunggunya karena amal perbuatannya di dunia tidak sia-sia.

Bagi yang amal perbuatanya ditolak dan dikembalikan, maka amal-amal mereka hanyalah menghiasi mata mereka di dunia, mereka mengira amal yang telah dilakukan akan menyelamatkan mereka dari siksaan akhirat. Mereka juga mengira kalau amalnya akan mendapat pahala dari Allah, padahal dugaan mereka tidak sesuai dengan kenyataan yang diterima.

Riwayat di atas memberi isyarat bahwa Nabi Muhammad ﷺ menggunakan waktunya semaksimal mungkin dan juga tenaganya sekuat mungkin untuk beribadah pada bulan Sya'ban ini.

Berpuasa bagi Nabi ﷺ merupakan rutinitas ibadah harian yang selalu menghiasi hidupnya bahkan ketika keluarganya tidak mempunyai persediaan makanan, beliau meneruskan puasa sampai datang waktu Maghrib.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025: Nisfu Syaban, Momen Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Ibadah

Ma'asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Demikianlah semangat Rasulullah ﷺ dalam mengisi masa kehidupannya dengan ketaatan kepada Allah SWT, padahal dosa-dosa beliau yang lalu dan akan datang telah diampuni.

Begitu pula dengan semangat para sahabat yang jika diserukan kepada kebaikan, mereka berlomba-lomba dalam mengerjakannya, seakan ayat berikut ini ditujukan khusus kepada mereka:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran : 133)

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved