Gebrakan Sang Pemimpin

Gubernur Jabar Terpilih, Dedi Mulyadi, Gulirkan Wacana Tol Pasteur-Lembang, Ini Kata Akademisi ITB

Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi menggulirkan wacana proyek jalan Tol Pasteur-Lembang, ini kata akademisi ITB

Editor: Machmud Mubarok
Kemenpupr/TribunMataram.com
Ilustrasi jalan tol Pasteur-Lembang. 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG BARAT - Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi menggulirkan wacana pembangunan jalan baru di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berupa Tol Pasteur-Lembang

Wacana tersebut digulirkan sebagai upaya untuk menekan kemacetan yang kerap terjadi di Kota Bandung.

Akademisi yang juga pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono Wibowo, menilai bahwa pembangunan tol dalam kota, termasuk Tol Pasteur menuju Lembang, hanya akan memperburuk kemacetan perkotaan.

Menurut Sony, telah ada beberapa wacana di tahun 2000-an dan 2010-an mengenai solusi transportasi seperti pembangunan tol dari Padalarang ke Lembang atau kereta gantung dari Ngamprah ke Lembang. 

Meskipun demikian, pembangunan jalan tol sebagai solusi utama kemacetan di kawasan perkotaan, menurutnya, justru akan menciptakan masalah baru di masa depan. 

"Tol tidak akan mengatasi masalah kemacetan, justru akan memperburuknya. Pembangunan tol hanya akan mendorong peningkatan penggunaan kendaraan pribadi, yang pada akhirnya akan memperparah kepadatan lalu lintas," ujar Sony, kepada Tribunjabar.id, Selasa (21/1/2025). 

Sony menilai bahwa membangun tol dalam kota hanya akan meningkatkan penggunaan kendaraan pribadi, yang pada gilirannya akan memperburuk kepadatan di daerah-daerah seperti Lembang. 

Dengan semakin banyaknya kendaraan yang masuk, kebutuhan akan lahan parkir juga akan meningkat, menjadikan kawasan Lembang semakin sesak dan kurang nyaman bagi wisatawan serta penduduk setempat. 

"Kenaikan jumlah kendaraan pribadi akan menciptakan masalah baru, seperti kekurangan lahan parkir yang akhirnya akan mengganggu kenyamanan bagi wisatawan," jelas Sony.

Baca juga: Nasib Pembangunan Jalan Tol Getaci, Kapan Mulai Dibangun? Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Baca juga: 53 Desa di Kebumen Bakal Tergerus Proyek Jalan Tol Cilacap-Yogyakarta, Kapan Tahapan Prosesnya?

Dia menuturkan, tidak ada kota di dunia yang nyaman dihuni dan sering disebut sebagai kota berkelanjutan dimana jalan tol sebagai tulang punggung transportasi kotanya. 

"Kemacetan perkotaan di semua kota di Indonesia dan juga di banyak negara berkembang lainnya adalah karena jumlah kendaraan yang sangat banyak yang tidak tertampung oleh kapasitas jaringan jalan yang ada," ungkapnya. 

Hematnya, khusus tol ke Lembang, yang kondisi kawasan sepanjang Bandung ke Lembang yang sudah padat, tentu akan menyebabkan biaya pembangunan tol menjadi sangat mahal dan ujungnya tarif tol menjadi sangat mahal untuk jarak yang relatif dekat. 

"Tol mungkin bisa terbangun tapi dengan tarif yang mahal belum tentu masyarakat mau menggunakannya. Kita bisa bercermin dari Jalan Tol Pasir Koja - Soreang (Soroja)," imbuhnya. 

Dia menambahkan, kenaikan penggunaan kendaraan pribadi ke Lembang akibat jalan tol akan mendorong naiknya kebutuhan lahan parkir di sana.  

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved