Geng Motor di Tasikmalaya, Pengamat: Penyakit Menahun Belum Ada Solusi, Tamparan Keras buat Pemkot

Asep Tamam menyatakan Sedangkan kasus ini terus terjadi dan menelan korban jiwa, tapi penanganan khusus belum juga ada solusi dan penyelesaiannya.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Dedy Herdiana
Istimewa
Pengamat sosial dan Politik Universitas Islam KH. Ruhiat (UNIK) Cipasung Kabupaten Tasikmalaya Asep M Tamam 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Pengamat sosial dan Politik Universitas Islam KH. Ruhiat (UNIK) Cipasung Kabupaten Tasikmalaya soroti aksi kebrutalan geng motor yang terjadi beberapa pekan lalu, hingga kembali menewaskan seorang pelajar asal Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Minggu (12/1/2025).

Pelajar atas nama Aryoga harus meregang nyawa usai menjadi korban geng motor yang terjadi dekat Terminal Tipe A Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Korban sebelumnya hendak pulang pada Minggu (12/1/2025) dinihari usai nongkrong bersama rekannya, namun saat melintas di Jalan Brigjen Wasita Kusuma ada pemotor yang membuntuti hingga terjadi pelemparan menggunakan helm ke arah korban.

Korban diketahui bernama Aryoga, seorang pelajar SMK warga Desa Sukaraharja Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

Selain Aryoga, dua temannya yakni Nandi dan Ferdi turut menjadi korban. Keduanya mengalami luka-luka akibat aksi kekerasan sampai dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.

Namun nahas, Aryoga tak tertolong nyawanya akibat luka yang cukup serius dibagian kepala, sementara dua rekannya selamat.

Baca juga: Geng Motor di Tasikmalaya Kembali Telan Korban Tewas, Harapan Pj Wali Kota Sulit Dicapai

Menanggapi hal ini, Pengamat sosial dan Politik Universitas Islam KH. Ruhiat (UNIK) Cipasung Kabupaten Tasikmalaya Asep Tamam menjelaskan, kejadian ini terus berulang dan belum ada solusi dari pemerintah.

"Ini penyakit sosial yang sudah menahun dan sudah sangat parah," ucap Asep M Tamam ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, Selasa (14/1/2025).

Menurut Asep menjelaskan bahwa sejatinya Pemkot Tasikmalaya harus memiliki sistem yang bahkan bisa menjadi rujukan nasional dalam hal penanganan geng motor.

Di satu sisi geng motor sudah menjadi sejarah yang sepertinya nyaman hidup dan berkembang disini dengan melakukan aksi tersebut.

"Dan itu selalu saja mereka seperti menertawakan siapapun yang menentang geng motor. Karena setiap kali semua orang lengah mereka turun, dan ngerinya itu hingga menghilangkan nyawa orang," tegasnya.

Salah satu yang menjadi perhatian ada kejadian seorang pelajar meninggal akibat aksi geng motor di wilayah Kota Tasikmalaya.

"Saya kira sekali lagi ini harus menjadi tantangan agar Pemkot Tasikmalaya mampu menciptakan sistem yang menjadi rujukan Indonesia tentang penanganan geng motor," ungkap Asep.

Tak hanya Pemkot Tasikmalaya, tapi unsur dari Polres berkumpul dengan beberapa pihak dan masyarakat, akademisi, sampai keluarga korban untuk mencarikan formula apa yang bisa dilakukan di kota Tasikmalaya.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved