Isra Miraj 1446 H

Kapan Perayaan Isra Miraj 2025? Simak Jadwal, Sejarah, Makna , dan Hukum Merayakannya

Kapan Perayaan Isra Miraj 2025? Simak Jadwal, Sejarah, Makna , dan Hukum Merayakannya

freepik.com
Kapan Perayaan Isra Miraj 2025? Simak Jadwal, Sejarah, Makna , dan Hukum Merayakannya 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Bulan Rajab menjadi salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.

Selain menjadi pertanda telah dekat dengan bulan suci Ramadhan, bulan rajab juga merupakan bulan yang didalamnya terdapat begitu banyak kejadian yang tercatat dalam sejarah peradaban Islamiah, salah satunya adalah Isra Miraj.

Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi salah satu bukti kebesaran Allah SWT.

Tak hanya bagi Rasulullah SAW, peristiwa Isra Miraj juga penting bagi seluruh umat Islam. Sebab, dalam peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah sholat dari Allah SWT.

Kapan Isra Miraj 2025 dan Berapa Hijriah?

Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian Rasulullah di Makkah, sebelum hijrah ke Madinah. Waktu Isra Miraj secara luas dipercaya terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Pada tahun 2025, peringatan Isra Miraj di Indonesia secara resmi telah ditetapkan akan jatuh pada Senin, 27 Januari 2025. Hari tersebut bertepatan dengan 27 Rajab 1446 Hijriah.

Namun 27 Rajab bukan satu-satunya versi terjadinya Isra Mikraj. Versi lain seperti dikemukakan Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, menyebut jika Peristiwa Isra Mikraj terjadi di luar bulan Rajab.

Hal itu didasarkan alasan karena Istri Nabi, Khadijah RA, meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Pada saat itu disebut belum ada kewajiban salat 5 waktu.

Sementara, Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mikraj. Tidak diketahui versi mana yang paling benar. Meski demikian, satu hal yang pasti, umat Islam wajib memercayai Isra Mikraj sebagai peristiwa kebesaran Allah SWT.

Lantas seperti apa perjalanan sejarah dari peristiwa sakral tersebut?

Kisah Isra Miraj

Mengutip laman Nahdlatul Ulama (NU), Isra Miraj adalah peristiwa perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Masjid Al Aqsa. Kemudian Nabi Muhammad SAW dibawa ke langit ketujuh untuk diperlihatkan sebagian dari kebesaran Allah SWT. Beliau juga mendapat perintah sholat lima waktu dari Allah SWT.

Peristiwa Isra Miraj telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran surat Al-Isra ayat 1, yang mana Allah SWT berfirman:

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al-Isra: 1)

Perlu diketahui, Isra Miraj merupakan penggabungan dua peristiwa. Isra dimaknai dengan perjalanan malam hari yang dilaksanakan Rasulullah SAW dari Makkah menuju Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsa).

Sementara itu, Miraj merupakan persitiwa di mana Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Al Aqsa melewati langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa Miraj ini yang nantinya memunculkan perintah sholat lima waktu bagi umat muslim.

Peristiwa Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab tahun 10 kenabian. Kala itu, Rasulullah SAW sedang berbaring di kamarnya, lalu tiba-tiba malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil mendatanginya.

Kemudian Nabi Muhammad SAW dibawa oleh para malaikat menuju Sumur Zam-zam. Di sana, malaikat Jibril membelah dada Rasulullah SAW dan membersihkannya menggunakan air zam-zam. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan beliau sebelum dibawa melihat sesuatu yang luar biasa.

Mengutip buku Isra Miraj dan Kisah 25 Nabi-Rasul oleh Winkanda Satria Putra, Rasulullah SAW kemudian pergi dari Masjidil Haram menuju Masjid Al Aqsa dengan menggunakan Buraq. Setibanya di Masjid Al Aqsa, Nabi Muhammad SAW menambatkan Buraq-nya, lalu mendirikan sholat dua rakaat. Beliau menjadi imam di mana makmumnya adalah para nabi dan malaikat Allah SWT.

Setelah itu, Rasulullah SAW bersama malaikat Jibril diajak pergi ke langit ketujuh. Di setiap lapisan langit, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi-nabi terdahulu. Berikut ringkasannya:

  • Kisah di Langkit Pertama

Di langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan laki-laki berbadan tinggi mencapai 60 siku ke langit (sekitar 27 meter). Saat menoleh ke kanan laki-laki itu tersenyum, namun saat melihat ke sebelah kiri ia menangis.

"Selamat bertemu wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh," kata laki-laki tersebut saat melihat Nabi Muhammad SAW.

"Siapakah dia," tanya Nabi Muhammad SAW.

Ia ternyata adalah Nabi Adam AS yang merupakan nabi dan manusia pertama di dunia. Ada alasan mengapa Nabi Adam AS tersenyum dan menangis.

Saat melihat ke sebelah kanan, ia melihat keturunannya yang masuk surga. Sementara saat melihat ke sebelah kiri, ia melihat keturunannya yang masuk neraka.

  • Kisah di Langit Kedua

Saat tiba di langit kedua Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Di sana, Rasulullah SAW disapa "Selamat datang wahai saudaraku yang saleh."

  • Kisah di Langit Ketiga

Setibanya di langit ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Saat itu, Rasulullah SAW mengatakan bahwa benar ia telah diwarisi setengah kegagahan dunia.

  • Kisah di Langit Keempat

Di langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan nabi yang pertama kali menulis menggunakan pena dan menjahit pakaian, yaitu Nabi Idris AS.

"Selamat datang saudaraku, nabi yang saleh," sambut Nabi Idris AS kepada Rasulullah SAW.

  • Kisah di Langit Kelima

Sesampainya di langit kelima, Rasulullah SAW kemudian bertemu dengan Nabi Harun AS.

"Selamat bertemu wahai Nabi yang saleh dan saudaraku yang saleh," ucap Nabi Harun AS.

  • Kisah di Langit Keenam

Di langit keenam Rasulullah SAW disambut oleh Nabi Musa AS.

"Selamat bertemu wahai nabi saleh dan saudaraku yang saleh," kata Nabi Musa AS.

  • Kisah di Langit Ketujuh

Setibanya di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan laki-laki tua yang sedang bersandar di Baitul Makmur. Beliau menanyakan siapakah laki-laki yang bersandar itu, ternyata ia adalah Nabi Ibrahim AS.

Baitul Makmur merupakan tempat tawaf para malaikat yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat.

  • Kisah Rasulullah SAW di Langit Ketujuh

Saat berada di langit ketujuh, Rasulullah SAW ingin naik satu tingkatan langit lagi. Namun, malaikat Jibril tidak bisa mengantarkannya lebih jauh lagi.

Lalu naiklah Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, yakni sebuah tempat di atas langit ketujuh dan di dekatnya ada surga. Keindahan Sidratul Muntaha tak bisa digambarkan, bahkan Rasulullah SAW sampai terkagum-kagum melihatnya.

Ketika berada di Sidratul Muntaha, Allah SWT berbicara kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk mengerjakan sholat.

Pada awalnya, Allah SWT memerintahkan untuk melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari semalam. Lalu Rasulullah SAW turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu Nabi Musa di langit keenam.

Kemudian Nabi Musa bertanya kepada Rasulullah SAW "Apa yang dikatakan oleh Allah SWT untukmu?" Lalu beliau menjawab "Sholat 50 waktu dalam sehari semalam."

Kemudian Nabi Musa menjawab "Kembalilah dan minta keringanan kepada tuhanmu, karena sungguh umatmu lemah dan tidak akan sanggup melakukannya."

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali menemui Allah SWT untuk meminta keringanan. Allah SWT kemudian mengurangi waktu sholat sebanyak lima bilangan.

Setelah itu Rasulullah SAW kembali turun dan bertemu Nabi Musa untuk menceritakannya lagi. Lalu, Nabi Musa menyarankan kepada beliau untuk memohon lagi pengurangan jumlah waktu sholat kepada Allah SWT.

Allah SWT kembali mengurangi waktu sholat, namun jumlahnya masih terbilang banyak. Akhirnya Rasulullah SAW terus meminta keringanan sampai berkali-kali, dari yang awalnya 50 waktu lalu menjadi 5 waktu dalam sehari semalam.

Kala itu, peristiwa Isra Miraj sulit diterima akal sehat. Saat beliau menceritakan peristiwa tersebut dan memerintahkan sholat lima waktu kepada umatnya, banyak di antara mereka yang tidak percaya akan kebenaran tersebut. Namun, tak sedikit juga yang patuh dan melaksanakan sholat.

Makna Penting dari Peristiwa Isra Miraj?

Melansir laman Kementerian Agama (Kemenag), Isra Miraj adalah perjalanan suci yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu 1 malam. Perjalanan ini sekaligus penanda diwajibkannya salat 5 waktu bagi umat Muslim.

Peristiwa Isra Mikraj terbagi dalam 2 perjalanan. Dalam Isra, Rasulullah diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, menuju Masjidil Aqsa, Palestina. Lalu dalam Mikraj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di situ, Rasulullah mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat 5 waktu.

Sebelum Miraj tersebut, Nabi Muhammad hanya mendengar surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu atau ‘ilmul yaqin. Rasulullah hanya mengimaninya tanpa melihat langsung. Namun saat Mikraj itu, Nabi Muhammad SAW melihat apa yang menjadi keyakinannya itu.

Isra Miraj bagi umat Islam memiliki makna yang mendalam. Sebab, Isra Mikraj adalah peristiwa pengingat terhadap kebesaran Allah SWT. Peringatan itu juga jadi pengingat umat Islam akan pentingnya salat sebagai tiang agama.

Hukum Merayakan Isra Miraj

Dilansir Dalam Islam, seorang ulama kota Madinah An-Nabawiyyah yang bernama Syeikh Sulaiman ar Ruhaili Hafizhahullah membahas hukum merayakan Isra Miraj.

Beliau mengatakan bahwa tidak ada keterangan riwayat dari Al-Quran maupun hadist yang menerangkan secara pasti mengenai bulan peristiwa Isra Miraj.

Bahkan, seperti yang dilansir juga dari Muslim.or.id, para ulama mempunyai selisih pendapat, dalam perkara menentukan bulan terjadinya Isra dan Miraj.

Itu terjadi karena tidak adanya riwayat shahih yang bisa dijadikan pegangan.

Dari alasan itu, umat muslim tidak boleh menetapkan hari ke 27 dari bulan Rojab, sebagai hari Isra dan Miraj, serta mencetuskan bahwa pada hari itulah terjadi peristiwa Isra Miraj.

Ada 2 alasan, mengapa umat muslim tidak dianjurkan merayakan hari Isra Miraj:

Pertama, karena tidak ada riwayat yang menerangkan bahwa 27 Rojab adalah hari Isra dan Miraj.

Kedua, karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang diberi Allah nikmat untuk mengalami peristiwa agung ini, dan beliau adalah hambaNya yang paling banyak bersyukur, yang mendirikan salat sampai pecah-pecahlah telapak kaki beliau.

Rasulullah SAW yang mengalami peristiwa agung tersebut tidak pernah merayakan malam Isra Miraj dan tidak mengkhususkan malam tersebut dengan sholat maupun puasa tertentu.

Sementara itu dalam aspek kehidupan, umat muslim selalu dituntut untuk meneladani sikap Rasulullah SAW dan tidak melakukan sesuatu yang tidak sesuai petunjuk baginda Rasulullah saw.

Bahkan setiap amalan ibadah yang dikerjakan, yang tidak ada perintahnya dari Nabi yang mulia ini shallallahu alaihi wa sallam, maka ibadah tersebut tidak diterima di sisi Allâh.

Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak,".

Itulah, penjelasan mengenai apakah boleh merayakan Isra Miraj. Semoga kita selalu jadi hamba Allah yang bertakwa serta menjauhi larangannya. 

Wallahualam...

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved