Naskah Khutbah JumatNNas

Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Syukur di Akhir Tahun dan Optimis di Awal Tahun

Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Syukur di Akhir Tahun dan Optimis di Awal Tahun

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Syukur di Akhir Tahun dan Optimis di Awal Tahun 

Allah swt memerintahkan kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh-Nya. Sebagai bagian dari peningkatan takwa itu, kita perlu senantiasa bersyukur atas segala nikmat karunia yang telah Allah swt anugerahkan kepada kita semua, sehingga kita bisa dapat menjalani kehidupan dengan baik.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Saat ini, kita telah memasuki penghujung bulan Desember sekaligus akhir dari tahun 2023. Begitu banyak hal yang telah kita lalui sepanjang tahun 2023 ini, mulai dari hal yang terasa berat, tidak enak, hingga nikmat-nikmat yang memberikan rasa bahagia bagi kita.

Baca juga: Khutbah Jumat 13 Desember 2024 : 6 Alasan Tidak Boleh Ikut Merayakan Natal dan Tahun Baru

Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah semua hal tersebut patut kita syukuri. Iya, sekalipun bisa dipastikan sepanjang tahun itu tidak semuanya bahagia dan ada saja hal yang membuat kita kecewa, kesal, dan sedih, pasti saja ada hal penting yang belum kita ketahui di balik itu semua.

Selain memang, kesedihan, kekecewaan, dan kekesalan yang kita terima itu jauh lebih sedikit daripada kenikmatan yang telah kita terima. Sebab, banyak hal yang tanpa kita sadari, itu adalah nikmat besar yang seringkali luput dari pengamatan. Padahal, itulah yang biasa kita rasakan saban hari sejak kali pertama terlahir di dunia sampai hari ini. Misalnya, udara yang kita hirup sebagai napas diperoleh secara gratis. Kita tidak dapat membayangkan seumpama oksigen itu harus kita bayar. Kita juga kerap lupa dengan nikmat sehat yang selama ini kita nikmati.

Saat kita ditimpa sakit, barulah kita memohon-mohon berdoa kepada Allah agar lekas disembuhkan, sedang saat sehat, kita sendiri lupa tidak mensyukurinya. Nabi Muhammad saw sampai menyebut hal itu dalam hadisnya, bahwa banyak orang tertipu akan dua kenikmatan, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu. Jamaah Jumat yang berbahagia, Allah swt secara tegas memerintahkan kita untuk bersyukur kepada-Nya melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 152 berikut.

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

Artinya: "Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."

Baca juga: Khutbah Jumat 13 Desember 2024: Faedah dan Keutaman Berpuasa di Bulan Ramadhan

Dalam Tafsir Al-Baghawi, disebutkan bahwa bersyukur itu dilakukan ketaatan, sedangkan tidak kufur berarti tidak bermaksiat. Sementara menurut Imam Al-Qurthubi, bahwa syukurnya seorang hamba ini harus diucapkan dengan lisan dan diikrarkan dalam hati bahwa menggunakan nikmat itu untuk ketaatan.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa dengan bersyukur, niscaya nikmat kita akan ditambah. Hal itu termaktub dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7 berikut.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras".

Dalam kitab tafsirnya, Imam Al-Baghawi mengutip sebuah pendapat, bahwa syukur itu mengikat yang sudah ada dan memburu yang tiada. Ia juga menyampaikan bahwa syukur yang sesungguhnya adalah dengan senantiasa menjalankan ketaatan atas segala perintah Sang Pemberi nikmat itu. Sementara hal yang ditambahkan adalah pahalanya.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 13 Desember 2024: Rahasia Mendapatkan Ampunan dan Rezeki

Sementara itu, Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa hakikat syukur adalah mengakui bahwa nikmat itu tidak lain ditujukan bagi Sang Pemberi nikmat itu sendiri, yaitu Allah swt, dan tidak menggunakannya untuk selain taat kepada-Nya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Oleh karena itu, dari penjelasan para ulama di atas, dapat kita ambil pengertian bahwa bersyukur berarti adalah menggunakan segala nikmat yang kita peroleh untuk menunaikan ketaatan kita, yaitu menghamba kepada-Nya, beribadah karena-Nya. Dalam hal ini, kita perlu meningkatkan ketaatan kita mulai hari ini dan kedepannya sebagai tanda syukur kita atas segala nikmat yang telah Allah swt anugerahkan kepada kita. Dan menjadikan ini sebagai bagian dari resolusi tahun 2024 kita.

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved