Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Rasisme Termasuk Sifat Iblis, Jauhilah Sebisa Mungkin
Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024/4 Jumadilakhir 1446 : Rasisme Termasuk Sifat Iblis, Jauhilah Sebisa Mungkin
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Sebagai salah satu rukun pada hari Jumat pemilihan Khutbah sangatlah penting dalam pelaksanaan shalat sunnah pada hari tersebut.
Ajaran Islam sendiri menganjurkan agar khutbah ini tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekedar informasi ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 November 2024: Manfaat Berwudhu Sebelum Laksanakan Salat
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Untuk itu, pada kesempatan ini, TribunPriangan ingin mengulas tentang Rasisme Termasuk Sifat Iblis, umat muslim diminta Sebisa Mungkin untuk Jauh.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ، ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ، ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الكَرِيْم. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Menormalisasikan Dekadensi, Sumber Kehancuran Akhlak Sosial
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Kita sering mendengar bahwa Iblis musuh abadi manusia. Iblis adalah makhluk terlaknat sekaligus simbol dari segala keburukan. Sejak awal diciptakannya manusia, yakni Nabi Adam, Iblis sudah menunjukkan permusuhannya.
Kebenciannya kepada manusia sangat dalam, hingga ia rela memilih dikeluarkan dari surga dan menjadi makhluk terkutuk sepanjang masa, daripada harus hormat kepada manusia.
Iblis pun bersumpah akan menjerumuskan manusia agar mengikuti jejaknya. Yang menjadi pertanyaan, penyakit apa yang bersarang dalam diri Iblis hingga nekad berbuat demikian?
Jawabannya tertuang jelas dalam Surat al-A’raf.
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menciptakan kamu (Adam) lalu Kami beri kamu bentuk, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’ Mereka pun bersujud, kecuali iblis; ia menolak bersama mereka yang bersujud. (QS [7]: 11)
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 6 Desember 2024/4 Jumadilakhir 1446: Istidraj Sumbu Kenikmatan yang Membinasakan
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ. قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Allah berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu bersujud (kepada Adam) ketika Kuperintahkan kepadaMu?’ Iblis menjawab, ‘Kami lebih baik daripada dia: Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Kauciptakan dari tanah’.” (QS [7]: 12)
Bersujud yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sujud penghormatan, bukan sujud penyembahan. Meski sebatas sujud penghormatan, Iblis tetap berani membangkang terhadap perintah Tuhan. Iblis tentu percaya akan keberadaan atau kekuasaan Allah, tapi kesombongannya atas Nabi Adam membuatnya mengeluarkan sikap lancang itu. Iblis yang tercipta dari api merasa lebih unggul daripada Nabi Adam yang terbuat dari tanah.
Demikianlah keangkuhan makhluk bernama Iblis. Ternyata Iblis hanya mampu mempertimbangkan “kepada siapa dia harus bersujud” bukan “siapa yang memerintahkan dia untuk bersujud”. Yang mengejutkan tentu saja adalah alasan yang dia pakai, yakni mengandaikan adanya kelas atau derajat yang berbeda lantaran material penciptaan berbeda.
Alasan primordialitas ini mirip dengan ketika kita mengatakan bahwa bangsa Eropa lebih beradab ketimbang bangsa non-Eropa atau sebaliknya, etnis Tionghoa lebih istimewa daripada suku Jawa atau sebaliknya, orang Arab lebih baik daripada orang Indonesia atau sebaliknya, dan seterusnya.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Agungnya Salat Jumat ke Salat Jumat Lainnya
Inilah rasisme, di mana kualitas dan keunggulan pribadi dinilai dari sudut pandang ras, suku, garis keturunan, warna kulit, atau ciri-ciri fisik lainnya. Dengan demikian, rasisme yang masih berkembang di zaman modern ini sejatinya memiliki akar sejarah yang sangat lama, yaitu sejak manusia pertama kali diciptakan.
Dengan bahasa lain, kejahatan makhluk yang paling purba adalah kesombongan yang lahir dari cara pandang rasis, yang dilakukan Iblis kepada Nabi Adam. Iblis memandang “ras api” lebih baik ketimbang “ras tanah”.
Padahal, keunggulan makhluk satu sama lain di mata Allah ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Artinya, keistimewaan tersebut diraih lewat serangkaian ikhtiar dan prestasi, bukan diperoleh secara natural, seperti ras, darah, gen, suku, dan lainnya. Pandangan yang lebih adil ini pula yang semestinya diterapkan dalam hubungan sesama manusia.
Al-Qur’an berpesan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujarat: 13)
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 6 Desember 2024/4 Jumadilakhir 1446: Istidraj Sumbu Kenikmatan yang Membinasakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَلَا إِنَّ رَبكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَباكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ، وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ، إِلَّا بالتَّقْوَى.
“Wahai manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian satu, dan bapak kalian juga satu. Ingatlah, tidak ada keunggulan bagi orang Arab atas orang ‘ajam (non-Arab), tidak pula orang ‘ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang berkulit merah; kecuali atas dasar ketakwaan. (HR Ahmad)
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Melalui ayat dan hadits tersebut, kita semua diingatkan untuk tidak membeda-bedakan keutamaan sesama manusia dari segi asal usul primordial. Seperti yang Iblis alami, rasisme menjerumuskan seseorang pada keangkuhan. Rasisme sukar diterima akal sehat karena mengandaikan kebaikan seseorang secara terberi begitu saja (take for granted).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Hindari Banyak Bicara Merupakan Sebab dari Akhlak Mulia
Rasulullah mengalihkan kecenderungan tidak adil ini kepada ketakwaan yang hanya bisa diraih lewat belajar, ikhtiar, komitmen, dan kerja keras. Artinya, menilai seseorang selayaknya berdasarkan prestasi-prestasi mereka secara objektif, bukan tampang, asal daerah, etnis, atau ras. Rasisme dan kesombongan Iblis termasuk dosa yang cukup berat. Hal itu digambarkan Allah dengan pengusiran Iblis dari surga diikuti dengan vonis sebagai bagian dari golongan makhluk yang hina.
Kendati demikian, permintaan Iblis untuk hidup lebih lama hingga hari kebangkitan dipenuhi Allah (QS [7]: 13-15), dan inilah kesempatan ia menjerumuskan manusia untuk mengikuti jejaknya sebagai makhluk yang ingkar, sombong, juga rasis. Dari kisah Iblis tersebut kita diingatkan tentang tauhid sejati bahwa Allahlah satu-satunya pencipta seluruh makhluk di alam semesta ini (rabbul ‘âlamîn).
Berangkat dari poin ini, kesadaran kita dibuka bahwa seluruh manusia sesunggunya adalah saudara dan setara. Yang membedakan mereka adalah kualitas ketakwaan mereka di hadapan Allah subhânahu wata‘âlâ. Semoga kita semua terlindung dari tipu daya Iblis yang menjerumuskan manusia ke arah jalan yang sesat. Amin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
Contoh Naskah Khutbah
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
naskah khutbah
rasisme
Teks Khutbah Jumat 6 Desember 2024/4 Jumadilakhir 1446: Istidraj Sumbu Kenikmatan yang Membinasakan |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Agungnya Salat Jumat ke Salat Jumat Lainnya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Hindari Banyak Bicara Merupakan Sebab dari Akhlak Mulia |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Ciri Seorang Muslim yang Baik di Era Modern |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.