Naskah Khutbah Jumat
Teks Singkat Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Berdakwahlah dengan Kata yang Bijak
Teks Singkat Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024 : Berdakwalah Ditengah Umat dengan Kata yang Bijak
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Sebagai salah satu rukun pada hari Jumat pemilihan Khutbah sangatlah penting dalam pelaksanaan shalat sunnah pada hari tersebut.
Ajaran Islam sendiri menganjurkan agar khutbah ini tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekedar informasi ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024: Perbaiki Niat agar Bisa Menjadi Pribadi yang Bertaqwa
Untuk itu, pada kesempatan ini, TribunPriangan ingin mengulas tentang Berdakwalah Ditengah Umat dengan Kata yang Bijak.
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama merenungkan sebuah tema penting dalam Islam, yaitu dakwah bil ihsan wal mauidhah hasanah, atau dakwah dengan cara yang baik, bijaksana, dan penuh keteladanan. Dakwah adalah tugas mulia yang diemban oleh seluruh umat Islam, tidak hanya oleh ulama atau para dai, tetapi juga oleh setiap Muslim sesuai dengan kapasitasnya.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 November 2024: Manfaat Berwudhu Sebelum Laksanakan Salat
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, dalam surah An-Nahl ayat 125:
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan pelajaran yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125).
Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita berdakwah. Ada tiga prinsip utama dalam dakwah yang terkandung dalam ayat tersebut: hikmah (kebijaksanaan), mauidhah hasanah (nasihat yang baik), dan jadilhum billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang lebih baik).
Pertama, dakwah dengan Hikmah (Bijaksana). Hikmah berarti kebijaksanaan. Dalam berdakwah, kita dituntut untuk bersikap bijaksana. Hal ini berarti kita harus mampu menyesuaikan pesan dakwah dengan kondisi, situasi, dan kemampuan orang yang kita dakwahi. Tidak semua orang bisa menerima dakwah dengan cara yang sama. Sebagian orang mungkin memerlukan pendekatan yang lembut, sebagian lagi memerlukan bukti-bukti yang rasional. Seorang dai yang bijaksana adalah yang mampu memahami siapa yang dihadapi dan bagaimana cara terbaik menyampaikan kebenaran kepada mereka.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 November 2024: Mewujudkan Generasi Berkarakter Qurani
Nabi Muhammad saw adalah contoh terbaik dalam berdakwah dengan hikmah. Beliau selalu mempertimbangkan situasi dan kondisi orang yang dihadapinya. Ketika berhadapan dengan seorang badui yang datang ke masjid dan buang air kecil di dalamnya, Nabi tidak memarahinya dengan keras. Beliau menegur dengan lemah lembut dan memberikan pemahaman bahwa masjid adalah tempat yang suci. Sikap lembut Nabi ini membuat si badui merasa dihormati, sehingga ia menerima nasihat Nabi dengan hati terbuka.
“Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan.” (QS. Al-Ahzab: 45).
Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw diutus sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Ini menunjukkan bahwa dalam berdakwah, kita perlu menyeimbangkan antara memberi motivasi dan peringatan. Kita harus bisa memberi kabar gembira tentang rahmat Allah, namun juga tidak melupakan untuk mengingatkan tentang ancaman bagi mereka yang melanggar perintah-Nya. Inilah bentuk dakwah yang bijak, menyeimbangkan antara motivasi dan peringatan.
Kedua, dakwah dengan Mauidhah Hasanah (Nasihat yang Baik). Dalam berdakwah, kita diperintahkan untuk memberikan mauidhah hasanah, yaitu nasihat yang baik. Nasihat yang baik adalah nasihat yang disampaikan dengan penuh kasih sayang, tanpa ada unsur merendahkan atau menyakiti hati orang yang kita dakwahi. Allah SwT sendiri mengajarkan kepada kita dalam Al-Qur’an bahwa nasihat yang baik harus disampaikan dengan bahasa yang lembut dan sopan.
Lihatlah bagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS ketika mereka diutus untuk mendakwahi Fir’aun. Allah berfirman:
فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 44).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024: Cara Hadapi Cobaan dan Kesulitan Hidup Sebagai Seorang Mukmin
Bayangkan, kepada Fir’aun yang zalim dan sombong pun, Allah memerintahkan agar Nabi Musa dan Harun menggunakan kata-kata yang lemah lembut dalam menyampaikan dakwah. Ini adalah pelajaran besar bagi kita bahwa kelembutan dalam menyampaikan pesan kebenaran adalah cara yang efektif dalam berdakwah.
Jamaah yang dirahmati Allah
Ketiga, dakwah dengan Keteladanan. Keteladanan merupakan bagian penting dalam dakwah bil ihsan wal mauidhah hasanah. Seorang dai bukan hanya dituntut untuk pandai berbicara, tetapi juga harus mampu menampilkan akhlak yang baik sebagai contoh nyata bagi orang lain. Inilah yang disebut dengan dakwah bil hal atau dakwah dengan perbuatan. Rasulullah saw sendiri adalah contoh sempurna dari seorang dai yang berdakwah dengan keteladanan. Akhlak beliau yang mulia menjadi daya tarik yang kuat bagi banyak orang untuk menerima Islam.
Allah SwT berfirman:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan Islam dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan. Ketika beliau mengajarkan tentang kejujuran, beliau adalah orang yang paling jujur. Ketika beliau mengajarkan tentang kesabaran, beliau adalah orang yang paling sabar. Inilah yang membuat dakwah beliau begitu efektif dan mampu mengubah masyarakat Arab yang sebelumnya keras dan jahil menjadi umat yang mulia.
بَارَكَاللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024: Optimis Jalani Hidup, Meski Takdir Kadang tak Pasti
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ... أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Jamaah yang dirahmati Allah
Mari kita tutup khutbah ini dengan berdoa.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْن وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
mendengarkan khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Berdakwalah Ditengah Umat dengan Kata yang Bijak
Naskah Singkat Khutbah Jumat 25 Juli 2025/30 Muharram 1447 H: Perbaiki Akhlakmu Kepada Tetangga |
![]() |
---|
Naskah Bahasa Sunda Khutbah Jumat 25 Juli 2025 : 3 Tetenger Hirup Manusia di Alam Dunya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 25 Juli 2025/30 Muharram 1447 H: Keutamaan Menutupi Aib Orang Lain |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Meneladani Akhlak Rasulullah SAW |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Menjaga Diri dan Keluarga dari Zina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.