Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024 : Agungnya Salat 5 Waktu Berjamaah

Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024 : Agungnya Salat 5 Waktu Berjamaah

TribunNews.com
Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024 : Agungnya Salat 5 Waktu Berjamaah 

Artinya, "Nabi bersabda, “Berikanlah kabar gembira kepada orang yang banyak berjalan di malam gelap gulita menuju masjid, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.” 

Kala itu memang belum ditemukan penerangan listrik. Ditambah cuaca gurun yang sangat dingin setelah tenggelamnya matahari. Rasulullah menyatakan, andai saja seseorang tahu betapa besar pahala jamaah subuh, pastilah orang itu rela mendatanginya, walaupun merangkak/ngesot. Walaupun tidak ada yang menuntun. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.  

Rasulullah juga menyatakan ada dua shalat yang berat dilakukan oleh orang munafik. Orang yang mengaku iman, namun menyimpan kebencian terhadap Islam dalam hatinya. Keislamannya hanya kedok belaka. Memang di zaman Rasulullah, banyak orang cari aman dengan memeluk agama Islam. Mereka hakikatnya membenci Islam. Bagai musuh dalam selimut, umpama musang berbulu ayam, ibarat serigala berbulu domba. Mereka ini amat berat hadir saat jamaah Isya' dan subuh. Dua shalat ini dapat dijadikan indikator keteguhan keimanan seseorang. 

وعنهُ قَالَ: قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "لَيْسَ صَلاةٌ أَثْقَلَ عَلَى المُنَافِقينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهما لأَتَوْهُما وَلَوْ حبْوًا" متفقٌ عَلَيهِ 

Alkisah, Sahabat Abdullah bin Ummi Maktum, sahabat nabi yang buta, pernah isti'dzan, meminta izin pada Rasulullah untuk tidak mendatangi shalat jamaah. Ia shalat di rumahnya saja. Ia beralasan tidak ada yang menuntunnya. Terlebih kala itu banyak hewan berbahaya dan rintangan di jalan menuju masjid. Namun saat sahabat yang menjadi penyebab turunnya surat Abasa ini akan pamit, Rasulullah menanyakan apakah Ia masih mendengar seruan adzan. Sahabat Ibnu Ummi Maktum menjawab, ia masih mendengar adzan. Rasulullah lalu berkata, "kalau begitu, tetaplah kau mendatangi jamaah shalat." 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Rasulullah sangat gelisah terhadap orang Islam yang enggan shalat jamaah di masjid. Hingga Rasulullah pernah berandai, andaikan aku serahkan tugas menjadi imam shalat pada seseorang lalu aku kelilingi rumah orang yang tidak shalat jamaah. Lalu aku bakar rumahnya. Redaksi haditsnya sebagai berikut : 

وعن أبي هريرةَ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيدِهِ لَقَدْ هَمَمْت أَن آمُرَ بحَطَبٍ فَيُحْتَطَب، ثُمَّ آمُرَ بالصَّلاةِ فَيُؤذَّنَ لَهَا، ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُؤمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلى رِجَالٍ فأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهمْ" متفقٌ عَلَيهِ

Hadits ini tidak untuk dimaknai mentah-mentah. Hadits ibarat ancaman Rasulullah, bagi mereka yang menyepelekan shalat jamaah. Dan wujud ekspresi kekecewaan Rasulullah terhadap mereka. 

Generasi Salafus Shalih tercatat tidak pernah meninggalkan shalat jamaah. Para Kiai dan Ibu Nyai, selalu mendawamkan shalat jamaah. Dan shalat jamaah mereka, selalu di masjid. 

Bukan di kamar dengan suaminya, istrinya, anaknya, ataupun muridnya. Shalat jamaah yang dimaksud Rasulullah, bukanlah shalat di rumah, melainkan di masjid.  

Yang disyariatkan shalat berjamaah, memanglah kaum lelaki. Pahala shalat jamaah diberikan setara bagi kaum wanita yang shalat di awal waktu. Wanita diperbolehkan mendatangi shalat jamaah di masjid, selama suami meridhainya, dan tidak ada gangguan/fitnah/godaan lelaki tidak senonoh di tengah jalan menuju masjid. 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Pentingnya Memilih Sosok Ayah yang Soleh

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.  

Godaan bagi mereka yang ajeg shalat berjamaah adalah merasa lebih baik daripada mereka yang tidak shalat jamaah memandang rendah mereka yang tidak jamaah. Hal ini bisa menggugurkan pahala jamaah.  Godaan bagi mereka yang malas berjamaah, adalah perasaan enggan shalat di masjid. Enggan mendatangi seruan adzan. Merasa shalat sendirian toh tetap sah. Merasa shalat jamaah membuang waktu. Bahkan merasa lebih baik shalat sendiri tidak terlihat orang, daripada shalat jamaah terlihat orang dan takabbur. 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved