Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Surga dan Neraka, Buah Tanaman Dunia
Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Surga dan Neraka, Buah Tanaman Dunia
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: ferri amiril
Artinya: “Sesungguhnya surga itu dikepung oleh segala kemakruhan (hal yang dinistakan agama) sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat (hal-hal yang menyenangkan manusia)."
Arti kata dikepung (huffat) adalah terhalang. Sebagaimana sebuah perkampungan yang tekepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir. Demikian juga dengan surga. Mereka yang menginginkannya harus siap melawan berbagai kemakruhan. Yang dimaksud dengan kemakruhan adalah segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.
Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadis di atas dikelilingi dengan berbagai kesenangan. Barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-senang tanpa mempedulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada sangat dekat dengan neraka.
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah dalam hadis ini sangatlah mudah dipahami. Apalagi untuk orang dewasa. Namun, sayangnya seringkali pemahaman itu hanya berhenti sebagai pengetahuan dan tidak ditindaklanjuti sebagai amalan. Sehingga seringkali orang mengaku takut dengan api neraka serta siksa-siksa di dalamnya, tetapi masih saja bergelut dalam kesenangan syahwat yang terlarang. Begitu pula sebaliknya banyak orang yang mengaku merindukan surga, ingin segera bersanding dengan bidadari. Tetapi tidak senang dengan amal-amal saleh dan kebajikan-kebajikan anjuran agama.
Sebuah kisah dari Rasulullah saw yang berhubungan erat dengan hadis ini sebagaimana dinukil dalam kitab Sirajut Thalibin karya Kiai Ihasan Jampes sebagaimana diriwayatkan imam Tirmidzi bahwa suatu ketika Rasulullah saw bercerita “ketika Allah SWT telah menjadikan surga diperintahkanlah Jibril untuk melihatnya, sambil berkata “Jibril lihatlah surga dengan segala fasilitas yang Ku-persiakkan untuk penghuninya“. Segeralah Jibril menengok surga dengan segala perlengkapannya. Kemudian kembali menghadap dan berkata “demi kemuliaan-Mu, semua orang yang pernah mendengar kata surga pasti akan memasukinya” kemudian Allah memerintahkan untuk memagari surga dengan kemakruhan. Setelah itu, Allah SWT kembali mengutus Jibril untuk melihatnya “sekarang kamu lihatlah surga itu kembali (lengkap segala fasilitas untuk penghuninya)” maka berangkatlah Jibril, kemudian ia kembali menghadap dan berkata “demi kemuliaan Dzat-Mu aku khawatir tidak ada seorangpun yang dapat memasukinya. “Sekarang pergilah kau ke neraka dan lihat segala macam siksaan yang ada di dalamnya” perintah Allah kemudian kepada Jibril. Ia pun berangkat dan kembali menghadap seraya berkata “demi kemuliaan-Mu ya Allah, hamba yakin tak seorangpun yang pernah mendengar cerita neraka mau memasukinya”. Maka Allah segera menghiasi neraka dengan berbagai kesenangan. Dan kembali berkata pada Jibril “sekarang tengoklah kembali neraka” Jibril pun berangkat dan segera kembali melapor “ Ya Allah, demi kemuliaan-Mu aku khawatir tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari neraka-Mu”
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Mari Bantu Siapa pun yang Membutuhkan!
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikianlah Allah sengaja membuat pagar untuk surga sebagai ujian bagi mereka yang menginginkannya. Dan Allah perindah neraka dengan berbagai aksesoris yang terbuat kesenangan-kesenangan sebagai cobaan manusia.
Karena itu pada hadis selanjutnya Rasulullah saw menggarisbawahi:
ألا إِنَّ الْجَنَّةَ حُزْنٌ بِرَبْوَةٍ اَلَا وَإِنَّ النَّارَ سَهْلٌ بِسَهْوَةٍ
Artinya: “Bahwa surga adalah sesuatu yang sulit diraih bagai berada di tempat yang tinggi. Sedangkan neraka adalah sesuatu yang mudah bagai berada di tanah yang rendah”
Begitulah keadaan sebenarnya. Selanjutnya terserah pribadi kita masing-masing. Apakah kita inginkan surga atau menyerahkan diri kepada neraka.
Imam Ghazali pernah menerangkan menyambung keterangan hadis di atas dalam Minhajul Abdidn. Bahwa kini (pada masa al-Ghazali) manusia sungguhlah amat lemah, sedangkan kehidupan semakin kompleks. Pengetahuan agama semakin menipis, adapun kesempatan ibadah semakin menyusut. Kesibukan semakin mendesak, umur semakin berkurang dan amal ibadah terasa makin berat.
Bukankah hal semakin terasa pada zaman sekarang. Manusia sangat lemah, kemauan manusia semakin hari semakin pupus. Yang diinginkan hanyalah segala yang serba cepat dan instan. Tidak ada usaha serius yang ada hanyalah ketergantungan yang semakin tinggi. Ketergantungan dengan gadget, dengan alat komunikasi, dengan mesin ATM dengan segala macam peralatan teknologi. Hal ini semakin melemahkan manusia sebagai individu. Manusia kini tidak berani menghadapi kehidupan tanpa tetek-bengek tersebut.
Di sisi lain kesibukan kegiatan manusia luar biasa padatnya. Sehingga waktu yang ada hanya habis untuk mengurus segala macam urusan yang disekitar. Sehingga kesempatan beribadah semakin lenyap. Sholat lima kali saja terkadang tidak terlaksana. Kalaupun terlaksana pengetahuan tentang ibadah itu sangat minim sekali. Pelajaran tentang agama hanya di dapat di sela-sela waktu bekerja. Dalam pesantren kilat, kultum di tv atau di sela istirahat kantor, melalui google, tanya jawab dalam media sosial. Urusan belajar agama menjadi sampingan. Tidak terasa umur sudah senja. Ketenangan jiwa masih jauh, fisik semakin lemah diajak beribadah. Bagaimanakah jika sudah demikian?
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 15 November 2024: 6 Syarat Masuk Surganya Allah SWT
Jam’ah jumat Rahimakumullah
Naskah Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
Surga dan Neraka Buah Tanaman Dunia
Sayyidul Ayyam
Teks Khutbah Jumat
| Teks Khutbah Jumat 22 November 2024: 3 Hal yang Tidak Boleh Ada di Seorang Muslim saat Sedang Jenuh | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Teks Singkat Khutbah Jumat 22 November 2024/20 Jumadil Awwal 1446: Kualitas dan Kuantitas Rezeki | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Mari Bantu Siapa pun yang Membutuhkan! | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Naskah Singkat Khutbah Jumat 15 November 2024: 6 Syarat Masuk Surganya Allah SWT | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Salat-di-Masjid.jpg)
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
											
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.