UMKM Kerupuk Mentah Ciamis

Jatuh Bangun Asep Asal Ciamis Produksi Kerupuk Mentah, dari Modal Seadanya hingga Omzet Rp60 Juta

Pria paruh baya warga Dusun Jetak, Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis ini adalah  produsen kerupuk dengan brand Mirasa 2 Putri.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Priangan/Ai Sani Nuraini
Kerupuk mentah Mirasa 2 Putri milik Asep Carlan, warga Dusun Jetak, Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis. 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Siapa sangka berjualan kerupuk mentah bisa menghasilkan omzet hingga Rp60 juta per bulan?

Asep Carlan adalah buktinya.

Pria paruh baya warga Dusun Jetak, Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis ini adalah seorang  produsen kerupuk dengan brand Mirasa 2 Putri.

Merintis sejak 17 tahun lalu, Asep awalnya hanya menjual hasil kerupuk produksi sendiri dalam jumlah kecil dengan modal seadanya.

“Dulu saya mulai produksi dari satu karung tepung tapioka, bikin sendiri, jual sendiri mentahnya saja,” kata Asep.

Baca juga: Tak Cuma Tingkatkan Perekonomian UMKM, Bank Indonesia Terus Lakukan Terobosan

Keberanian Asep untuk memulai usaha kerupuk bermula saat dia bersama istrinya merantau ke Surabaya.

Di ibu kota Jawa Timur itu, Asep sempat menjadi pedagang kerupuk, dan istrinya bekerja di sebuah pabrik kerupuk.

Setelah pabrik itu tutup, Asep dan istrinya mencoba memproduksi kerupuk sendiri di Ciamis.

kerupuk Mirasa 2 Putri
Proses produksi kerupuk Mirasa 2 Putri milik Asep Carlan yang berada di Dusun Jetak, Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis.

Proses pembuatan kerupuk milik Asep dimulai tepung tapioka yang berasal dari singkong, dilanjutkan pencampuran bumbu, dan pengolahan secara manual maupun menggunakan mesin. 

Kemudian kerupuk dijemur atau dimasukkan oven hingga kering sebelum dimasukkan ke dalam mesin pengemas untuk dirontokkan.

Setelah kerupuk terlihat kering, kerupuk digoreng yang disesuaikan dengan permintaan.

“Kami membuat kerupuk dengan hati-hati, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan. Kami ingin memastikan produk itu sampai ke pelanggan selalu berkualitas,” ungkap Asep.

Baca juga: Kolaborasi BI dan Pemkot Tasikmalaya, Bangun Ekosistem UMKM di Priangan Timur 

Namun sebelum kerupuk milik Asep kini dapat memasok ke wilayah Garut, Tasikmalaya, Bandung, bahkan ke Kalimantan, perjuangan Asep dalam mengelola bisnisnya patut dicontoh.

Asep menyatakan, dirinya pernah merugi hingga Rp120 juta ketika harga tepung tapioka melejit.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved