Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 13 Septeber 2024, Berbagai Peristiwa Pengiring di Bulan Lahir Rasulullah
Naskah Khutbah Jumat 13 Septeber 2024, Berbagai Peristiwa Penggiring di Bulan Lahir RasuluLlah.
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Machmud Mubarok
Setiap datang bulan Rabi’ul Awal, masjid-masjid di Tanah Air ramai dengan peringatan Maulid Nabi saw. Bahkan, tak hanya di masjid-masjid, tapi juga di mushala, kediaman pribadi, sekolah, instansi pemerintahan, sampai istana, peringatan ini pun digelar. Alunan shalawat dan syair-syair cinta Rasul, serta lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, lebih sering terdengar dari sudut-sudut kampung dan pemukiman insan Muslim. Nilai-nilai luhur dan pesan-pesan keagamaan kembali dikokohkan para pendakwah dan pewaris para nabi.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024: Peringati Maulid Nabi dengan Meneladani Akhlaknya
Hal itu kian menegaskan betapa tingginya kecintaan mereka terhadap Rasulullah saw. dan betapa kuatnya keinginan mereka berkumpul bersamanya kelak pada hari Kiamat. Sebab kelak, setiap hamba akan dikumpulkan bersama orang-orang tercinta.
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya, “Engkau bersama orang-orang yang engkau cintai,” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
Peringatan itu dilakukan kaum Muslimin sebagai wujud kecintaan mereka terhadap Rasulullah saw. sebagai panutan alam yang sangat berjasa pada mereka. Sebab, beliau adalah sosok pembawa cahaya penerang di tengah kegelapan. Beliau bak oase di tengah gurun tandus. Dan beliau pula yang mengantarkan mereka kepada pintu gerbang keimanan. Pantaslah mereka gembira karena kelahirannya. Sebab ia nabi paling mulia, utusan rahmat ke seluruh alam. Bukankah kita diperintah supaya bergembira, tatkala datang karunia dan rahmat Allah?
قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ
Artinya, “Katakanlah, ‘Dengan kurnia dan rahmat Allah, hendaklah dengan itu mereka bergembira,’” (QS. Yunus [10]: 58).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024 Bertema Cara Menyambut Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Pertanyaannya, mengapa kaum Muslimin mengenang Rasulullah saw. pada hari kelahirannya, bukan pada hari wafatnya, layaknya tradisi haul atas wafatnya para ulama atau orang berjasa?
Jawabannya sederhana. Pertama, tidak mungkin membandingkan Rasulullah saw. dengan para ulama. Kedua, ulama atau pahlawan dikenang pada hari wafatnya setelah terlihat perjuangannya. Sementara Rasulullah saw., sebelum kelahirannya pun, sudah membawa banyak keberkahan. Sejak Adam diciptakan, nama Muhammad telah tertulis di pintu surga. Kemunculannya telah diberitakan dalam Injil dan Taurat. Oleh karena itu, 12 Rabi'ul Awal menjadi momen yang paling dinanti oleh seluruh alam. Hadirin, sidang Jumat rahimakumullah Sebagai bentuk kegembiraan atas hadirnya sosok panutan alam, tak heran pula jika beberapa kejadian mengagumkan turut mengiringi kelahirannya. Itulah sebabnya beliau dikenang pada hari kelahirannya.
Sejumlah kejadian menakjubkan tersebut, antara lain: Pertama, hancurnya pasukan Abrahah yang hendak menyerang Ka‘bah oleh kawanan burung Ababil. Peristiwa ini berlangsung pada tahun 571 M, tepat pada tahun kelahiran Nabi saw. Penyerangan Abrahah sendiri dipicu oleh kecemburuannya melihat bangunan Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi warga penjuru Jazirah Arab.
Namun, Allah berkehendak menyelamatkan rumah-Nya. Gajah-gajah Abrahah berhenti di tempat yang dikehendaki-Nya. Saat itu Rabbul Ka‘bah menurunkan kawanan burung Ababil dari berbagai penjuru, membawa batu-batu dari tanah yang membakar. Batu-batu itu kemudian ditimpakan dari atas ke kepala bala tentara Abrahah. Kedahsyatan peristiwa ini pun diabadikan Al-Quran, tepatnya dalam surah al-Fil (5) ayat 1-5. Bahkan, hewan gajah sendiri menjadi nama surat yang mengisahkan peristiwa tersebut. (Lihat: Sirah Ibni Ishaq, [Beirut: Darul Fikr], t.t., halaman 59-62).
Kedua, sebagaimana yang diungkap Makhzum bin Hani al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi saw., istana Kisra berguncang hingga 14 balkonnya runtuh, api di negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi padam seketika. Padahal, sudah seribu tahun lamanya, api tersebut selalu menyala. Seiring dengan kejadian itu, air danau Sawah surut, lembah Samawah kebanjiran, sejumlah mata air mengering, sehingga membuat Kisra dan rakyatnya bingung kelimpungan.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024: Perayaan Maulid Nabi, Amalan Baik yang Dianjurkan
Dikabarkan pula, seorang kepercayan Kisra bernama al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta itu lantas berjalan mengarungi sungai Tigris dan Eufrat lalu menyebar ke sejumlah negerinya. Menurut penafsiran, sebuah peristiwa besar di penjuru Arab akan terjadi. Peristiwa dimaksud tak lain kelahiran Nabi saw. (Lihat: Abu Zahrah, Khatamun Nabiyyin, ]Kairo: Darul Fikr], 1425 H, jilid I, halaman 105).
Jamaah yang dirahmati Allah Ketiga, setelah kelahiran Nabi saw., kaum jin tak lagi bisa mengintip berita langit. Hal itu diakui oleh kaum jin sendiri, sebagaimana dalam Al-Quran:
وَأَنَّا لَمَسۡنَا ٱلسَّمَآءَ فَوَجَدۡنَٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسٗا شَدِيدٗا وَشُهُبٗا، وَأَنَّا كُنَّا نَقۡعُدُ مِنۡهَا مَقَٰعِدَ لِلسَّمۡعِۖ فَمَن يَسۡتَمِعِ ٱلۡأٓنَ يَجِدۡ لَهُۥ شِهَابٗا رَّصَدٗا
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Bulan Lahir RasuluLlah
Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024: Maulid Nabi jadi Momentum Pengingat Kebaikan dan Moral |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024: Peringati Maulid Nabi dengan Meneladani Akhlaknya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024: Moralitas dalam Maulid Nabi Muhammad SAW |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 13 September 2024, Angan Pembawa Kehancuran Bergelut dengan Judi Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.