Naskah Khutbah Jumat

Naskah Singkat Khutbah Jumat 6 September 2024 Bertemakan Hakekat Kunci Kebahagiaan yang Hakiki

Berikut ini disajikan contoh Naskah Singkat Khutbah Jumat 6 September 2024 Bertemakan Hakekat Kunci Kebahagiaan yang Hakiki

Tribunjabar.id
ILustrasi khutbah Jumat (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Mungkin itu pula yang dimaksud dengan pepatah masyhur yang menyebutkan:   

 مَنْ ‌عَرَفَ ‌َنَفْسَهُ ‌فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ   

Artinya, “Siapa saja yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.”  

Sidang Jumah yang dirahmati Allah 

Makanya, bagi kita selaku muslim, wajib sampai pada hakikat ini, agar kita tak kehilangan arah dan tujuan hidup, agar kita bisa menentukan dari mana diri kita berasal, dari apa kita tercipta, sedang di mana kita berada, mau apa kita di dunia? Apakah ingin bahagia atau ingin celaka? Jika ingin bahagia, kapan dan di mana? Kebahagiaan seperti apa yang kita dambakan? Dan bagaimana cara meraihnya?   

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 September 2024: Merawat Mental, Menghindari Maksiat

Jawabannya, kita berasal dari Allah, tercipta dari tanah, sekarang kita sedang berada di dunia, diciptakan untuk beribadah kepada Allah, saat ajal datang kita akan mati dan kembali kepada Allah, orientasi ibadah untuk meraih rida-Nya serta kebahagiaan, tidak hanya kebahagiaan dunia, tetapi juga kebahagiaan hakiki nan abadi di akhirat, diraih dengan cara menjadi hamba Allah yang sesungguhnya, melalui taat pada perintah-perintah-Nya dan  menjauhi larangan-larangan-Nya.      

Jika kita sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, setidaknya kita sudah mampu menyelesaikan satu masalah, yaitu menentukan haluan dan orientasi hidup kita yang hakiki.     

Namun ingat, dalam perjalannnya, kita juga harus sadar bahwa halangan dan rintangan akan selalu ada. Mulai rintangan dunia, makhluk, nafsu, hingga setan, akan selalu ada.  

Belum lagi rintangan potensi buruk yang ada dalam diri kita, seperti yang diungkap Allah dalam Al-Quran:  

فَأَلْهَمَها فُجُورَها وَتَقْواها   

Artinya, "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya". (Surat As-Syams ayat 8).      

Artinya, selain memiliki tujuan baik, potensi baik, serta sifat-sifat terpuji, kita juga memiliki potensi buruk, sifat-sifat kehewanan, serta sifat-sifat tercela, yang harus kita singkirkan dan kita kalahkan agar tidak menghalangi perjalanan mulia kita menghadap Allah swt.     

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 September 2024: Merawat Mental, Menghindari Maksiat

Hadirin rahimakumullah  

Walhasil, demi meraih tujuan hakiki, kita harus mampu menyingkirkan sifat-sifat kebinatangan, sifat-sifat kesetanan, serta berbagai rintangan dunia, makhluk, nafsu dan setan. Di saat yang sama, kita kembangkan potensi-potensi baik, sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat kemalaikatan. Tinggalkan kebahagiaan hewani dan kejar kebahagiaan hakiki.     

Kebahagiaan hewani terletak pada makan, minum, tidur, dan kawin. Sementara kebahagiaan hakiki terletak pada menyaksikan keindahan hadirat Allah. Ikutilah tujuan para malaikat. Berusahalah mengetahui jati diri agar bisa mengenal Allah dan berhasil menggapai kebahagiaan yang hakiki nan abadi di akhirat.    

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved