Ingin Ciptakan Kampung Jeruk, Pria Asal Kiarajangkung Kembangkan Pertanian Jeruk Siem

Alasan memilih petani jeruk karena usaha ini cukup menjanjikan dan hasilnya pun bagus meskipun waktu tanam sampai panen cukup lama.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Jaenal Abidin
Asep Kinkin, petani buah jeruk siem, saat mengikuti bazar di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (23/8/2024). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Sebagian orang ingin mencari rupiah sampai harus hijrah ke Kota, padahal di kampung halaman sendiri pun rupiah bisa dicari, tapi memang membutuhkan proses yang panjang.

Kondisi ini ternyata bisa dimanfaatkan di lingkungan sekitar dengan membuka peluang usaha tanpa harus pergi ke Kota.

Seperti halnya Asep Kinkin seorang petani Jeruk Siem asal Kampung Sirnamanah, Desa Kiarajangkung, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya.

Asep mampu mengembangkan buah Jeruk Siem yang pohonnya ditanam di sekitar tempat tinggalnya yang diberi nama Jeruk Siem.

Ia mengaku ide usaha itu muncul setelah mendatangi kawasan Garut dan melihat wisatawan berburu buah jeruk.

Dari kunjungan tersebut, Asep berpikir untuk mengembangkan potensi tersebut di wilayah Tasikmalaya khususnya Kampung Sirnamanah.

Ia pun mulai merintis usaha tersebut dan mengembangkan di area lahan dengan menyewa milik warga sekitar.

Namun keberhasilannya saat ini merupakan pengembangan sejak dimulai dari tahun 2018, yang sebelumnya merupakan petani sayuran.

"Termotivasi dari garut, saya main ke garut, pas ke Garut sendiri kebanyakan orang orang Tasik, nah jadi ada niat untuk mengembangkan Jeruk Siem di Tasikmalaya," kata Asep ketika ditemui usai mengikuti bazar di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (23/8/2024).

Asep Kinkin, petani buah jeruk siem, saat mengikuti bazar di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (23/8/2024).
Asep Kinkin, petani buah jeruk siem, saat mengikuti bazar di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (23/8/2024). (Tribunpriangan.com/Jaenal Abidin)

Namun, banyaknya peminat dan semakin dikenal menjadikan Asep semakin semangat baginya untuk terus menjalankan bisnisnya hingga sekarang.

"Awal merintis sejak tahun 2018 akhir dan sebelumnya petani sayuran, tapi sekarang memilih mengembangkan Jeruk Siem," kata Ungkap Asep.

Alasan memilih petani jeruk karena usaha ini cukup menjanjikan dan hasilnya pun bagus meskipun waktu tanam sampai panen cukup lama.

"Memang pertama kan ingin mengembangkan yah, terus ternyata menanam jeruk menjanjikan, dan hasilnya bagus," cetusnya.

Asep pun melihat potensi menjadi petani buah lebih antusias, karena memang di wilayah Tasikmalaya belum ada kawasan petani jeruk siem.

"Di Tasik kan belum ada baru sekarang ini yang tanam jeruk, tidak seperti sayuran kan banyak tuh, tapi kalau jeruk masih jarang di Kabupaten Tasikmalaya," tambahnya.

Untuk tingkat perbedaan sistem tanam buah jeruk dengan sayuran sama saja, hanya yang membedakan jangka waktu panen.

"Tanamnya sama aja, tapi lebih santai menanam jeruk meskipun jangka waktunya lama ketimbang sayuran," jelas Asep.

Proses waktu tanam sampai panen pun kata Asep lebih lama buah jeruk ketimbang sayuran yang hanya hitungan Minggu.

"Kalau jeruk dari sistem tanam sampai panen sekitar 3 tahun dan paling cepet 2,5 tahun," kata pria yang disapa Asep.

Sejak menjadi petani jeruk dari tahun 2018 hingga sekarang, Asep sudah memiliki lahan seluas 1 hektar lebih. 

Niatan ini karena ingin menjadikan tanah kelahirannya memiliki ciri khas kampung jeruk Siem di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

"Yang jelas saya pengen ada ciri khas kampung jeruk, rencana kedepannya begitu, bahkan sebagian tetangga rumah pun sudah banyak yang mengikuti jejak saya menanam jeruk," tuturnya.

Untuk harga setiap kilonya sekitar Rp 15 hingga Rp 20 ribu, dan dirinya langsung menjual sendiri tanpa lewat tengkulak.

"Saat ini saya yang mengumpulkan hasil panen buah jeruk ini, menjual sendiri tanpa lewat tengkulak," pungkasnya.

Ketika ditanyai selama menggeluti petani jeruk dirinya sudah bisa melanjutkan pendidikan anaknya hingga perguruan tinggi.

"Anak tiga, dan alhamdulillah sudah bisa menyekolahkan anak pertama kuliah dari hasil bertani jeruk Siem," tutupnya.

Baca juga: Pelaku UMKM di Tasikmalaya Dapat Pembinaan Pengelolaan dan Legalitas Usaha, Ini Tujuannya

 

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved