Kesehatan
125 Anak di Jawa Barat pada 2023 Mesti Cuci Darah, Berikut Penyebab dan Cara Pencegahannya
Tingkat Cuci Darah Anak Indonesia Tercatat Setiap Harinya, Ternyata Ini Penyebab dan Pencegahannya
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
TRIBUNPRIANGN.COM - Hemodialisa (HD) atau lebih dikenal dengan aktivitas cuci darah menjadi lumrah dan sering berakitan di kalangan orang dewasa.
Namun siapa sangka, hal ini justru marak terjadi di kalangan anak di bawah umur.
Hal inilah yang menjadi perhatian masyarakat, terlebih di Tanah Air.
Pasalnya belakangan ini, Indonesia dikabarkan menjadi negara 10 besar dengan tingkat cuci darah tinggi se-Asia.
Belum lama ini, publik Indonesia dikejutkan dengan maraknya tingkat cuci darah di kalangan anak.
Baca juga: 10 Daftar Minuman yang Dipercaya Perbaiki dan Jaga Fungsi Ginjal Secara Alami
Hal itu menjadi salah satu kekhawatiran bagi para orang tua, terlebih menyangkut anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan seharusnya mendapat asupan gizi yang cukup.
Cuci darah adalah proses pengobatan dalam dunia medis yang berkaitan dengan organ ginjal.
Ginjal menjadi bagian atau organ tubuh yang mempunyai peran penting dalam proses sekresi dan penyaringan segala asupan yang selanjutnya akan dimuat didalam darah, keseluruh bagian tubuh.
Jika kerusakan pada organ dengan nama latin Renes ini terjadi, maka besar kemungkinan sistem perdaran darah, mulai dari oksigen, nutrisi, vitamin, dan segal sesuatu yang berhubungan dengan peredaran darah akan terhambat.
Hal ini akan berdampak pada sistem kerja tubuh secara optimal, sedangkan segala proses tersebut diperlukan tubuh setiap harinya.
Baca juga: Marak Anak Cuci Darah, Orang Tua Harus Tahu Nama Lain dari Gula, Ini Daftar dan Cara Mengetahuinya
Sebab akan menuju kepada berbagai macam penyakit, yang 50 persenya bisa menuju ke arah kematian.
Bisakah terbayangkan hal ini terjadi pada kalangan anak di sekitar kita?
Seperti yang terjadi di beberapa daerah di tanah air, sebut saja di Jawa Barat.
Dari data pada tanggal (2/8/2024) lalu, kasus memilukan ini mulanya melingkar pada atensi warga Jakarta, namun di Jawa Barat juga mencatat angka penderita ginjal kronik pada anak yang tidak sedikit.
Tercatat ada 77 anak yang rutin melakukan cuci darah atau prosedur hemodialisis.
Baca juga: Viral, Pasien Cuci Darah Mengikuti Lomba Makan Kerupuk Meriahkan HUT RI, Warganet: Ada Aja Idenya
Hal tersebut diungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar, Rochady Hendra Setya.
Pada tahun 2024, sudah ada 77 kasus cuci darah yang melibatkan anak-anak mulai usia 0-15 tahun karena berbagai faktor penyebabnya.
Sementara di tahun 2023 lalu, jumlah anak yang rutin cuci darah mencapai 125 anak.
"Kasus anak yang perlu di hemodialisis di Jawa Barat tahun 2023 sekitar 125 anak, dan 2024 sampai Juli tercatat 77 anak," kata Rochady.
Meski terbilang mengalami penurunan dari data pada tahun sebelumnya, Rochady mengatakan, anak-anak yang melakukan cuci darah berasal dari berbagai daerah di rumah sakit rujukan, salah satunya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).
Baca juga: Lagi Musim Durian, Kenali 5 Efek Samping Makan Durian Berlebihan, Salah Satunya Picu Gangguan Ginjal
Sejauh ini RSHS pun mencatat setidaknya ada 10-20 anak per bulan yang memerlukan cuci darah rutin.
Angka tersebut tentu cukup mengkhawatirkan, sebab cuci darah jika terjadi pada anak, maka perlu dilakukan dalam jangka waktu yang panjang alias seumur hidup.
"Jadi misalnya perlu kayak hemodialisis tapi ada gagal ginjal yang memang sudah bertahun-tahun, dia harus diterapi ya itu yang gagal ginjal akut," ujarnya.
Rochady juga mengungkapkan, penyakit ginjal bisa disebabkan karena berbagai hal, salah satunya adalah efek samping obat tertentu, dampak dari dehidrasi hebat hingga mengkonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih.
"Efek samping dari penyakit gula pada anak atau diabetes melitus pada anak ini ujung-ujungnya akan ada kerusakan ginjal. Nah nanti kerusakan ginjal ini yang akhirnya anak itu perlu Hemodialisis atau tidak," tuturnya.
Baca juga: 2 Anak di Kabupaten Bandung Terinfeksi Gagal Ginjal Akut Misterius, Satu Masih Dirawat di RSHS
Di sisi lain, cuci darah atau hemodialisis merupakan prosedur pembuangan racun dari dalam tubuh karena ginjal sudah rusak dan tidak bisa berfungsi dengan baik.
Mengutip dari berbagai sumber, prosedur cuci darah ini dilakukan dengan mengalihkan darah ke sebuah mesin untuk dibersihkan.
Tidak hanya orang dewasa, nyatanya ada banyak anak-anak di Indonesia yang perlu melakukan prosedur cuci darah di rumah sakit.
Meski memiliki penyebab yang beragam, diketahui mayoritas anak-anak datang karena gagal ginjal.
Hal ini tentunya menjadi pusat perhatian secara menyeluruh dikalangan masyarakat, terutama bagi para orang tua sebagai objek pengawas.
Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal Anak, Masih Bolehkah Minum Obat Sirup?, Ini Penjelasan Kemenkes
Lantas apa saja penybab dan cara pencegahannya?
Penyebab anak-anak harus cuci darah
Bebrapa penyebab berikut ini, diejlaskan langsung dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari Eka Hospital BSD Jakarta.
- Penyakit Ginjal Bawaan
Beberapa anak dilahirkan dengan kondisi ginjal yang tidak sempurna, sehingga fungsi penyaringan darah terganggu sejak lahir.
- Infeksi
Infeksi saluran kemih yang berulang atau infeksi serius lainnya dapat merusak ginjal.
- Kelainan Genetik
Beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan kerusakan ginjal progresif.
- Penyakit Kronis
Penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan glomerulonefritis (peradangan pada glomerulus ginjal) dapat merusak ginjal dalam jangka panjang.
- Obstruksi Saluran Kemih
Penyumbatan pada saluran kemih dapat menyebabkan tekanan pada ginjal dan merusak fungsinya.
- Faktor Lingkungan
Paparan bahan kimia berbahaya, obat-obatan tertentu, dan polusi dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Baca juga: Ternyata Ramuan Herbal Ini Dapat Mengobati Masalah Pankreas, Hati, dan Ginjal
Langkah Pencegahan Cuci Darah pada Anak
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak terhindar dari prosedur cuci darah dan memiliki ginjal yang sehat. Berikut penjelasannya:
- Menjaga pola makan yang sehat
Dokter spesialis anak, dr. K.S. Denta, M.Sc, Sp.A, mengungkapkan menjaga pola makan sehat termasuk salah satu cara agar anak memiliki ginjal yang sehat, sebab makanan yang baik dikonsumsi adalah buah-buahan serta sayur-sayuran.
"Pola makan sehat akan mendorong anak untuk makan makanan yang seimbang dengan banyak buah dan sayuran," ujar dr Denta pada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Hal ini turut diungkapkan oleh dokter spesialis anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A, dimana baiknya anak-anak membatasi asupan garam, terutama jika mereka berusia di bawah satu tahun.
"Batasi asupan garam terutama pada anak di bawah usia satu tahun. Sebaiknya diberikan garam sangat sedikit. Lalu seiring bertambahnya usia, maka pemberian garam bisa ditambah namun dalam jumlah yang dibatasi," ujarnya kala diwawancara HaiBunda, belum lama ini.
- Penuhi asupan cairan anak
Jika ingin memiliki ginjal yang sehat, maka asupan cairan dalam tubuh harus tercukupi, dan selalu pastikan anak mengonsumsi air putih setiap harinya.
"Pastikan anak minum cukup air setiap hari," ungkap dr. Denta.
Pemberian air untuk anak pun bisa dibedakan berdasarkan berat badan anak, yakni sebanyak 1,5 liter per 20 kg berat tubuh dalam sehari.
"Berikan air putih untuk berat badan 20 kg setidaknya minum air putih sebanyak 1,5 liter per hari. Hindari juga minum-minuman manis," jelas dr. Aisya.
- Sempatkan untuk selalu ada aktivitas fisik
Membiarkan tubuh anak tetap bergerak aktif bisa membuat ginjal anak lebih sehat.
Pastikan pula mereka menjaga berat badan idealnya, ya.
"Olahraga rutin untuk menjaga berat badan yang sehat dan fungsi tubuh yang optimal," kata dr. Denta.
- Pantau kesehatan anak
Jangan mengabaikan kondisi kesehatan anak, sebab jika Si Kecil dirasa mengalami masalah kesehatan, segera periksakan mereka ke dokter, terutama jika anak memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
"Rutin memeriksakan kesehatan anak, terutama jika ada riwayat penyakit ginjal dalam keluarga," ujar dr. Denta.
- Hindari obat-obatan yang tidak perlu
Segala jenis obat yang dikonsumsi oleh anak akan berdampak pada ginjalnya, Bunda.
Karena itu, ada baiknya untuk tidak memberikan anak obat sembarangan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
"Jangan memberi anak obat-obatan tanpa konsultasi dengan dokter," kata dr. Denta.
- Pengelolaan penyakit kronis
Jika anak memiliki kondisi seperti diabetes atau hipertensi, penting untuk mengelolanya dengan baik.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi komplikasi pada ginjal.
Demikian informasi mengenai penyebab dan cara mencegah cuci darah pada anak.
Semoga bisa memberikan manfaat, bagi para orang tua yang memiliki anak yang masih dalam pengawasan dan membutuhkan peran orang tua dalam masa pertumbuhannya.
(*)
Baca artikel serupa di Google News
Gagal Ginjal pada Anak
Ginjal
Cuci Darah Anak
cuci darah
Penyebab Cuci Darah pada Anak
Pencegahan Cuci Darah pada Anak
Hemodialisa
| 10 Daftar Minuman yang Dipercaya Perbaiki dan Jaga Fungsi Ginjal Secara Alami |
|
|---|
| Lagi Musim Durian, Kenali 5 Efek Samping Makan Durian Berlebihan, Salah Satunya Picu Gangguan Ginjal |
|
|---|
| Viral, Pasien Cuci Darah Mengikuti Lomba Makan Kerupuk Meriahkan HUT RI, Warganet: Ada Aja Idenya |
|
|---|
| 2 Anak di Kabupaten Bandung Terinfeksi Gagal Ginjal Akut Misterius, Satu Masih Dirawat di RSHS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Ilustrasi-cara-menjaga-kesehatan-ginjal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.