Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Hinaan dan Ejekan Sangat Dilarang Keras dalam Islam
Naskah Khutbah Jumat 2 Agustus 2024 : Larangan keras ajaran islam mengenai sifat buruk saling mengejek dan menghina sesama muslim
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Dalam kehidupan dewasa ini, sering kali kita dipertemukan dengan situasi bersebalahan dengan muslim maupun idividu lain.
Dimana berbagai konteks kehidupan menjadi peneyebab situasi yang membuat kita satu sama lain berselisih paham.
Semisal contoh lumrah beberapa waktu lalu, saat usai debat Capres-Cawapres 2024 kala itu, media sosial sempat dipenuhi beragam ujaran dan komentar yang bukan saja bernada positif namun juga negatif. Suasana panas dan tegang tidak hanya di arena debat Capres-Cawapres. Namun lebih dari itu, meluas dan menyebar di kanal-kanal media sosial. Berbagai konten bernada sentimen diviralkan masing-masing tim pemenangan untuk 'menyerang' calon lain dan di satu sisi terus mengelu-elukan jagoannya masing-masing. Tidak sedikit, sebagian dari kita berlebihan. Merendahkan atau bahkan mencela pasangan lain.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Rawatlah Anakmu, Sesungguhnya Ia Adalah Nikmat dan Amanat
Di titik inilah kita patut prihatin dan tentu ini menjadi perhatian yang harus ditangani bersama. Akankah saling ejek dan umpat menjadi kebiasaan kita bersama?. Lantas bagaimana Islam memandu kita?.
Sebagai orang tua, kita pasti tidak rela jika terjadi saling ejek, umpat dan praktik bullying atau perundungan di sekolah anak-anak kita. Hanya saja, tanpa kita sadari, saling ejek dan bully ternyata juga menjangkiti perilaku kita sebagai orang dewasa ataupun sebagai orang tua. Bahkan hal ini bisa lebih memprihatinkan terlebih lagi di media sosial.
Jika hal ini tidak segera kita sadari bersama, tentu akan membawa kemadlaratan besar dalam kehidupan bermasyarakat kita. Ikatan sosial antar sesama anak bangsa akan tersandera. Perbedaan afiliasi partai yang diniatkan untuk mewadahi keragaman aspirasi politik, berubah menjadi pengabsahan untuk saling benci.
Padahal, secara sadar atau tidak, kebiasaan saling ejek dan umpat ini sebenarnya sudah banyak kita rasakan dampak negatifnya. Sebagai misal, perbedaan pilihan politik, lantas memudahkan kita untuk tidak bertegur sapa. Perbedaan ras dan golongan memudahkan kita untuk saling curiga. Perbedaan pemahaman agama mendorong kita untuk saling menyalahkan. Mulai dari saling membid’ahkan hingga saling mengafirkan. Jika hal ini kita teruskan, tentu tidak baik untuk masa depan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Rawatlah Anakmu, Sesungguhnya Ia Adalah Nikmat dan Amanat
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pada prinsipnya, Islam melarang umatnya untuk saling menghina dan merendahkan. Baik antar sesama Muslim ataupun dengan penganut agama lain. Dalam hubungan sesama Muslim, saling mencaci ataupun merendahkan adalah perbuatan terlarang. Perbedaan tidak lantas harus saling mengejek. Tetapi untuk saling bermusyawarah, memahami, dan saling menasihati.
Terkait hal ini, Rasulullah saw pernah bersabda bahwa derajat seseorang bisa dilihat dari kebiasaannya. Kerendahan diri seseorang adalah ketika ia mudah merendahkan derajat orang lain. Sebaliknya, seseorang akan dinilai tinggi derajatnya jika menghormati sesama. Menghargai pendapat dan keberadaan orang lain.
Hal ini sebagaimana termaktub dalam kitab Sunan Ibni Majah karya Imam Ibnu Majah (207-275 H) yang bersumber dari sahabat Abi Hurairah.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ حَسْبَ امْرِيءٍ مِنَ الشَّرِ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ (رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Cukuplah keburukan seseorang jika ia menghina saudaranya sesama muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Rawatlah Anakmu, Sesungguhnya Ia Adalah Nikmat dan Amanat
Karena itu, penting kiranya kita sadari bersama bahwa mengejek dan menghina adalah kebiasaan yang mesti kita hindari. Perbedaan pilihan politik, agama, ras, suku, ustadz idola, ataupun pasangan Capres-Cawapres jangan sampai menjadi penyebab untuk saling mengejek. Saling merendahkan dan apalagi mencari kesalahan-kesalahan pihak lain. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Keragaman Indonesia harus menjadi pangkal untuk saling erat bergandeng tangan. Bertukar ide dan gagasan untuk membangun kemajuan bangsa. Jika terdapat silang pendapat, maka harus diselesaikan dengan jalan yang bermartabat.
Kritik sangat dibutuhkan. Namun kritik yang konstruktif, bukan kritik yang sumir dan nyiyir. Selain itu, jika terdapat kesalahan dan kekhilafan sesama saudara Muslim, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menasihati dan mengingatkan. Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa nasihat ini harus disampaikan dengan cara yang baik dan beradab. Jangankan antar sesama Muslim, nasihat dan dakwah kepada non-Muslim pun harus disampaikan dengan cara yang baik. Allah ta’ala berfirman:
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Hinaan dan Ejekan
Larangan Hinaan dan Ejekan dalam Islam
Naskah Singkat Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Dampak Buruk Perbuatan Maksiat di Kehidupan |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Meneladani Sifat Pemaaf Nabi |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 2 Agustus 2024: Wajibnya Seorang Muslim Mengimani Adanya Siksa Kubur |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 2 Agustus 2024 Bertema Shalat Sebagai Objek Penenang Hati dan Jiwa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.