Kejahatan Seksual Berbasis Online Disebut Sudah Gunakan AI, Antisipasi Perlu Libatkan Berbagai Pihak

Kejahatan tersebut bisa dipicu karena profit atau keuntungan, merusak reputasi orang bahkan pemerasan.

Kompas.com
Ilustrasi kekerasan gender berbasis online 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG- Kejahatan dan kekerasan seksual berbasis gender kerap terjadi secara online melalui media sosial dan bahkan menggunakan artificial intelligence (AI).

Pernyataan itu disampaikan oleh influencer gender, Kalis Mardiasih, saat menghadiri acara Voluntrip Kitabisa di Bandung, Minggu (28/7/2024) sore.

"Kekerasan berbasis gender online ini selalu mengikuti bentuk-bentuk teknologi yang ada," ujar Kalis.

Influencer gender, Kalis Mardiasih
Influencer gender, Kalis Mardiasih (memegang mic) saat memaparkan kejahatan dan kekerasan gender berbasis online saat menghadiri acara Voluntrip Kitabisa di Bandung, Minggu (28/7/2024) sore.

Dulu, kata dia, kejahatan dan kekerasan gender berbasis online dilakukan melalui modus pesan singkat sms, whatsapp, telegram, media sosial, aplikasi kencan hingga game online.

Namun kini menurutnya, kejahatan seksual bisa dilakukan dengan modus menggunakan AI.

"Sekarang dengan AI butuh waktu cuma beberapa menit dan semua orang bisa jadi korban," katanya.

Baca juga: Kekerasan Gender Berbasis Online Meningkat, Perempuan di Garut Adakan Seminar KGBO untuk Milenial

Contohnya, di media sosial Twitter atau X, terdapat akun yang mengganti foto tubuh artis menjadi tanpa busana.

Bahkan, tak cuma publik figur, kejahatan semacam ini pun kerap siap saja.

"Sekarang semua orang tiap dari kita, gak hanya seleb juga bisa (jadi korban) karena teknologi yang memungkinkan," ungkap Kalis.

Kalis mengatakan, kejahatan tersebut bisa dipicu karena profit atau keuntungan, merusak reputasi orang bahkan pemerasan.

Baca juga: Sinopsis Drama Kang Mae Kang, Kisah Investigasi Kejahatan Regu Pembunuh, Diperankan Kim Dong Wook

Menurut dia, temuan-temuan kejahatan yang ada di media sosial mengagetkan dengan temuan berbagai modus baru.

"Bahkan saya di isu ini masih terus kaget ada modus baru," kata dia.

Adapun cara mengantisipasi kejahatan tersebut, jelas Kalis, harus melibatkan semua pihak mulai dari lingkungan keluarga, pendidikan, dan pemerintah.

Isu kejahatan dan kekerasan seksual tidak sederhana dan sama beratnya seperti korupsi.

Sementara Project Manager Kawanpuan Kitabisa, Intan Khasanah menuturkan, berbagai organisasi di Kota Bandung peduli terhadap permasalahan kejahatan dan kekerasan seksual.

Menurutnya, kini terdapat relawan-relawan yang turut terlibat dalam program kawanpuan. [*]

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved