One Day One Hadits

ONE DAY ONE HADIST Selasa, 25 Dzulhijah 1445 Khusnudzon, Mengingat, dan Mendekat Kepada Allah

ONE DAY ONE HADIST Selasa, 2 Juli 2024 / 25 Dzulhijah 1445 Khusnudzon dan Mengingat Serta Mendekat Kepada Allah

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kolase TribunPriangan.com
Ilustrasi Kitab Hadist 1 (Design Canva) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang akan mengalami banyak hal, menjalani hari yang normal hingga mengalami berbagai macam masalah.

Masalah yang timbul terkadang membuat seseorang merasa jengkel dan kesal.

Tentunya masalah ini kerap menimbulkan prasangka buruk di pikiran.

Namun, dalam agama Islam, umatnya diajarkan untuk selalu berpikir positif atau husnudzon.

Baca juga: ONE DAY ONE HADITS Senin 1 Juli 2024 / 24 Dzulhijjah 1445 H, Pentingnya Orang Kepercayaan Yang Saleh

Oleh karena itu, penting sekali bagi umat Islam untuk memahami lebih dalam yang dimaksud dengan husnudzon.

Melalui pengetahuan ini, maka detikers bisa menerapkan husnudzon dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Husnudzon atau prasangka baik sendiri berasal dari kata Arab yaitu husnu yang artinya baik, dan zan yang artinya prasangka.

Secara istilah, husnudzon adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain.

Baca juga: One Day One Hadits 29 Juni 2024 Tentang Hukum Membantu Orang Kafir Dalam Memerangi Kaum Muslimin

Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (suudzon), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى ، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى ، وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا ، وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً »

"Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

Baca juga: One Day One Hadits 27 Juni 2024: Seseorang Menjadi Jujur dan Pendusta Karena Kebiasaan

Dengan demikian memiliki prasangka-prasangka yang baik, Allah akan memberikan kemudahan serta kebaikan kepada umatnya.

Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki semua umat muslim.

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

  • Hadits ini adalah hadits qudsi, yaitu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Ta’ala (lafazh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maknanya dari Allah).
  • Allah merealisasikan apa yang disangkakan hamba-Nya yang beriman. Sebagaimana hal ini adalah makna “أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى” (Aku sesuai persangkaan hamba pada-Ku).
  • Hadits ini mengajarkan untuk berhusnuzhon (berprasangka baik) pada Allah.
  • Hadits ini menunjukkan sifat kebersamaan Allah dengan hamba-Nya (ma’iyyatullah). Dan sifat kebersamaan yang disebutkan dalam hadits ini adalah sifat kebersamaan yang khusus.
  • Dorongan untuk berdzikir pada Allah baik dalam keadaan bersendirian dan terang-terangan.
  • Allah akan menyebut-nyebut orang yang mengingat-Nya. Jika Allah menyebut-nyebut seperti ini, menunjukkan bahwa sebutan tersebut mengandung pujian dan kasih sayang Allah (rahma Allah) pada hamba tersebut.
  • Balasan sesuai dengan amalan yang dilakukan (al jaza’ min jinsil ‘amal).
  • Hadits ini menunjukkan dekatnya hamba pada Allah dan dekatnya Allah pada hamba-Nya.
  • Kedekatan Allah pada hamba itu bertingkat-tingkat. Ada hamba yang Allah lebih dekat padanya lebih dari yang lain.
  • Kedekatan Allah didekati dengan penyebutan sesuatu yang terindra seperti dengan jengkal, hasta dan depa. Namun ini cuma secara maknawi yang menunjukkan Allah itu dekat.

Baca juga: ONE DAY ONE HADITS Senin, 24 Juni 2024: Hakikat Kesombongan

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved