Berita Viral

Sistem Pusat Data Nasional Diretas dan Dijual Hacker, BSSN: Data Warga Sedang Tidak Aman

Sistem Pusat Data Nasional Indonesia Diretas dan Dijual, BSSN : Data Warga Sedang Tidak Aman

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunWow.com
Ilustrasi Hacker 

Akun itu pun merujuk hal tersebut pada insiden serupa pada tahun 2021.

Akun @FalconFeedsio mengatakan pada tahun 2021 jaringan internal milik Badan Intelijen Negara (BIN) diretas oleh sekelompok peretas asal China.

Baca juga: 8 Formasi CPNS 2024 untuk Lulusan SMA/SMK, Mulai dari Kejaksaan Agung hingga Kominfo

Akun itu pun turut menyematkan tautan pemberitaan media berbahasa asing terkait insiden pada 2021 lalu.

Cuitan @FalconFeedsio itu pun lantas memicu reaksi dan komentar pengguna X lainnya.

Tercatat, cuitan itu telah dilihat sebanyak 869 ribu kali dan diunggah ulang sebanyak 1.716 kali hingga Selasa (25/6/2024) sekira pukul 07.00 WIB.

Cuitan itu juga tercatat telah mendapatkan 1.234 komentar dan disukai sebanyak 5.307 kali.

Baca juga: Tunggu Surat Larangan Ngemis Online dari Kemensos, Kominfo akan Blokir Konten Nenek Mandi Lumpur

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan saat ini Tim Siber TNI tengah melakukan pemeriksaan yang mendalam perihal informasi tersebut.

"Terkait account Twiter (X) Falcon feed yang merilis bahwa data Bais TNI diretas, sampai saat ini masih dalam pengecekan yang mendalam oleh Tim Siber TNI," kata Gumilar saat dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (25/6/2024).

Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, belum memastikan kapan akun website penting itu bisa kembali.

"Belum bicara soal itu, kami lagi bekerja untuk mengatasi terutama pelayanan publik. Bisa berjalan kembali seperti sediakala," kata Nezar di kantor Kemenkominfo pada Senin, 24 Juni 2024.

Baca juga: Tunggu Surat Larangan Ngemis Online dari Kemensos, Kominfo akan Blokir Konten Nenek Mandi Lumpur

Nezar bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Telkom Sigma dan Cyber Polri saat ini tengah mengupayakan migrasi data.

"Kami lagi membuat skalanya. Mana yang harus segera diperluaskan untuk melakukan migrasi data. Kami sedang bekerja nanti akan diupdate," kata dia.

Dia menjelaskan serangan peretasan itu pelaku bisa mencari loophole atau semacam celah dalam website. Nezar berdalih dengan adanya celah itu jika dimanfaatkan hacker hingga bisa luput.

"Jadi ini lagi kami evaluasi semuanya," kata Nezar.(*)

Diolah dari TribunNews.com

Baca berita update TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved