Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 21 Juni 2024: Manfaatkan Sisa Waktu untuk Selalu Bertaubat dari Dosa

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 21 Juni 2024: Manfaatkan Sisa Waktu untuk Selalu Bertobat dari Dosa

Tribunpontianak.co.id
Naskah Khutbah Jumat 21 Juni 2024: Manfaatkan Sisa Waktu untuk Selalu Bertobat dari Dosa 

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Artinya, “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa, Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (Hadits riwayat Imam Muslim)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 Juni 2024, Tentang Tiga Golongan Manusia yang Dijelaskan dalam Al-Quran

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mari manfaatkan sisa waktu-waktu kita untuk tidak menyia-nyiakannya pertobatan. Kendati Allah swt maha pengampun, bukan berarti kita lantas mengulur-ngulur waktu untuk bertobat. Ingat, bahwa Allahlah yang mengetahui batas usia kita di dunia. Kita tidak pernah tahu kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana kita dipanggil oleh Allah swt untuk kembali ke haribaan-Nya meninggalkan dunia yang fana ini. Oleh karena itu, setiap waktu yang kita jalani sempatkan untuk terus meminta ampunan Allah swt.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Bagaimana kita mengetahui bahwa pertobatan kita diterima oleh Allah? Mengutip pernyataan seorang ahli hikmah, Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-‘Asqalani dalam kitabnya al-Munabbihat ‘ala al-Isti ‘dad li Yaumil Mi‘ad, menyebutkan tidak ada yang bisa memastikan apakah tobat seorang hamba diterima atau tidak. Namun, setidaknya ada enam hal yang menandakan tobat seseorang diterima oleh Allah swt (Syekh Nawawi, Nasha’ih al-‘Ibad, hal. 49).

Pertama, dalam hati seorang yang bertobat lahir kesadaran bahwa dirinya tidak terpelihara dari dosa. Ini berarti, kapan pun dirinya bisa terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa, baik dosa yang telah ditobati maupun dosa yang berbeda. Atas dasar itu, dia selalu berhati-hati menghadapi hal-hal yang sekiranya bisa mengantarkan dirinya jatuh lagi pada kubangan yang sama dan kembali berbuat nista.

Kedua, mendapati hatinya sedikit gembira, dan banyak bersedih. Bagaimana hatinya bisa bergembira karena senantiasa mempersiapkan dan memikirkan masa depan akhiratnya yang belum mendapat jaminan apa-apa. Apakah hidupnya berakhir dengan membawa iman? Itulah yang selalu direnungkan seorang yang bertobat, sehingga tak berani meluapkan kegembiraannya secara berlebihan, sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw:

مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلَّ فَرَحُهُ، وَقَلَّ حَسَدُهُ

Artinya, “Siapa saja yang banyak mengingat kematian akan sedikit gembiranya dan sedikit rasa hasudnya,” (HR. Ibnu al-Mubarak).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 Juni 2024 Tentang Hikmah dan Pentingnya Bulan Dzulhijjah

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Lalu tanda yang ketiga adalah lebih dekat dengan orang-orang yang saleh, dan jauh dari orang-orang yang jahat dan buruk perangainya. Di saat yang sama, dia menyadari bahwa dekat dengan orang-orang baik dapat mempertahankan kebaikan dirinya dan bisa diingatkan manakala berbuat kesalahan.

Sebaliknya, bergaul dengan orang-orang jahat membuka kesempatan bagi dirinya tergerus oleh keburukan mereka, walaupun dia berusaha tidak melakukannya. Benar apa yang disampaikan Rasulullah saw:

مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved