Kuliner Wedang Sekoteng Alun-alun Tanjungsari, Enak Recomended Dinikmati Saat Malam Dingin

Kuliner Wedang Sekoteng Alun-alun Tanjungsari, Enak Recomended Dinikmati Saat Malam Dingin

Penulis: Kiki Andriana | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/kiki andriana
Kuliner Wedang Sekoteng Alun-alun Tanjungsari, Enak Recomended Dinikmati Saat Malam Dingin 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Kiki Andriana 

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Kegembiraan selalu meliputi Egi Maulana (24) yang berjualan kuliner Wedang Sekoteng di Alun-alun Tanjungsari. Bukan saja karena dagangannya laku terus, tetapi juga karena istrinya, Agnia Nur Rizky (22) juga ikut membantunya. 

Jika senggang dari melayani pembeli Wedang Sekoteng, perbincangan renyah terjadi di antara keduanya. Mulai dari membicarakan keuntungan hingga berbagi tugas untuk membuat pelayanan semakin cepat. 

"Kalau dapat omzet Rp 1 juta, keuntungan saya Rp 300 ribu. Rp 700 ribu menjadi hak pemilik gerobak ini, yaitu bapak saya yang sudah 30 tahun berjualan Wedang Sekoteng ini," kata Egi Maulana saat dikunjungi Tribun, Rabu (19/6/2024) malam. 

Wedang adalah air rebusan jahe dicampur gula merah dan sejumlah rempah. Air itu disiramkan ke semangkuk sekoteng yang isinya ada sekoteng merah, kolang-kaling, potongan roti tawar, dan sejumput kacang maka jadilah Wedang Sekoteng

Menu ini disebut-sebut sebagai minuman khas Jawa Tengah. Ayahnya, Maskadi (50) yang memulai usaha kuliner Wedang Sekoteng tersebut. Maskadi sekeluarga merupakan warga Pasar Jamblang Desa Waru Royom, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon.

Egi dan istrinya baru mulai meneruskan usaha Wedang Sekoteng itu sejak 2019. Bersama keluarga, Egi menongtrak rumah di Kampung Babakan Asrama RT 04/05 Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Sumedang. 

Wedang Sekoteng yang mangkal di Alun-alun Tanjungsari itu buka dari pukul 17.00 hingga pukul 24.00, setiap malam. Banyak orang yang datang. Ada yang membeli lengkap menu sekoteng atau hanya membeli air jahe saja. 

"Banyak orang mau dibanyakin kacang, rasanya mungkin beda ya. Satu porsi Wedang Sekoteng Rp 8 ribu. Alhamdulillah habis terus, nyampai 200 porsi per malam," kata Egi. 

Wedang Sekoteng itu diracik oleh Maskadi, Egi dan istrinya hanya bertugas menjualkan menu tersebut sampai habis. Melihat ramainya pelanggan, Egi punya cita-cita mengembangkan usaha itu dengan membuka cabang. 

"Ingin buka cabang Wedang Sekoteng di sekitar RSUD Sumedang kalau ada rejeki," katanya sambil tersenyum, tanda ia berbesar hati. 

Ramai Kemarau Apalagi Kalau Persib Tanding

Dibandingkan saat hujan, pembeli kuliner Wedang Sekoteng yang dijajakan Egi dan Agnia lebih ramai ketika kemarau. Penyebabnya, meski wedang sekoteng itu hangat, orang cenderung malas ke luar rumah untuk membelinya saat hujan. 

Berbeda jika cuaca kemarau, orang berseliweran dan singga ke gerobang Wedang Sekoteng Egi dan Agnia. 

Apalagi, jika cuaca malam kemarau ditambah ada pertandingan Persib Bandung. Seringkali ada nonton bareng di sekitar Alun-alun dan itu jelas potensi cuan untuk Egi dan Agnia. 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved