Naskah Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 14 Juni 2024: Memaknai Haji dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut Ini Dia Naskah Singkat Khutbah Jumat 14 Juni 2024: Memaknai Haji dalam Kehidupan Sehari-hari
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dedy Herdiana
فَمِنْهَا الْإِحْرَام وَهُوَ عبارَة عَن نِيَّة الدُّخُول فِي حج أَو عمْرَة قَالَه النَّوَوِيّ وَزَاد ابْن الرّفْعَة أَو فِيمَا يصلح لَهما أَو لأَحَدهمَا وَهُوَ الْإِحْرَام الْمُطلق وَسمي إحراماً لِأَنَّهُ يمْنَع من الْمُحرمَات[تقي الدين الحصني ,كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار ,page 213]
Salah satu dari beberapa larangan yang ada adalah larangan memakai parfum dan pakaian modis (berjahit), dan hanya diperbolehkan mengenakan pakaian ihram. Apabila kita cermati dibalik makna lahir dari ihram hikmah dibalik disyariatkan adanya ritual ini tak lain adalah guna menanggalkan segala atribut duniawi, gelar, pangkat, jabatan, bahkan status sosial apapun yang menjadikan seseorang tinggi hati dan sombong sebagai mana ditegaskan oleh Al Ghazali dalam magnum opus nya.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 Tema Meneladani Kesabaran Nabi Ibrahim AS saat Kurbankan Anaknya
والثاني اجتنات زي المترفين المتكبرين حج رسول الله صلى الله عليه وسلم على راحلة وكان تحته رحل رث وقطيفة خلقة قيمتها أربعة دراهم[أبو حامد الغزالي ,إحياء علوم الدين ,1/263]
Artinya: “(hikmah) kedua adalah guna menjauhi segala atribut perhiasan bagi seorang yang terlalu bermewah-mewah serta menyombongkan dirinya. (oleh karenanya) Rasulullah Saw melakukan ibadah haji dengan bersama rombongan dengan kondisi yang sederhana beralaskan permadani lusuh yang hanya bernilai empat dirham.”
Bukan tanpa alasan setiap apa yang dilakukan oleh junjungan besar umat Islam, baginda Nabi Muhammad Saw. Karena tiap langkah, kata, bahkan lalainya seorang Rasul tentunya mengandung makna tuntunan bagi umat pengikutnya.
Hal demikian mempertegas bahwa hakikat dari ber ihram adalah melepas atribut duniawi agar tidak tersisa dalam hati rasa sombong di setiap pelaksananya. Meski adanya beberapa faktor yang menjadikan kita belum berkesempatan berangkat haji, tapi kondisi demikian hendaknya tidak mencegah kita untuk senantiasa menjalankan ihram secara hakiki yaitu dengan mengesampingkan status sosial guna terus mengintrospeksi diri dari berbagai penyakit hati.
Ada pula ibadah wukuf di mana dalam prakteknya adalah dengan berdiam sejenak di hamparan tanah Arafah setelah waktu lengsernya matahari yang bertepatan pada tanggal 09 Dzulhijjah. Yang mana pada waktu ini banyak sekali anjuran agama untuk memperbanyak berdoa serta melakukan ibadah yang lainnya.
Hikmah yang dapat kita ambil dalam rukun haji yang berupa wukuf ini adalah dimana hendaknya seorang muslim berhenti sejenak dari kebisingan duniawi hiruk-pikuk yang tidak memuat nilai ibadah guna lebih mendekatkan diri kepada Allah baik dengan kita memperbanyak berdoa atau bisa juga dengan melakukan ritual ibadah lainnya.
Tak hanya sekedar melakukan ibadah namun juga hendaknya kita memilih tempat terbaik yang semakna dengan tempat mulia tanah Arafah.
Melanjut pada ibadah Romyul Jumroh, dimana secara peristiwa historis adanya ibadah ini bermula dari melemparnya nabi Ibrahim as, pada syaitan saat dibisiki untuk enggan melaksanakan kewajibannya dalam menjalankan perintah Allah, (menyembelih putranya Ismail As) sikap yang diambil Ibrahim kala itu ialah dengan melemparinya dengan batu.
عن ابن عباس رضي الله عنهما رفعه إلى النبي ‘ قال :” لما أتى إبراهيم خليل الله المناسك عرض له الشيطان عند جمرة العقبة فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ، ثم عرض له عند الجمرة الثانية فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ، ثم عرض له عند الجمرة الثالثة فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ” قال ابن عباس : الشيطان ترجمون ، وملة أبيكم إبراهيم تتبعون
Artinya: Dari Ibnu Abbas radhiyallallahu’anhuma, beliau menisbatkan pernyataan ini kepada Nabi, “Ketika Ibrahim kekasih Allah melakukan ibadah haji, tiba-tiba Iblis menampakkan diri di hadapan beliau di jumrah ’Aqobah. Lalu Ibrahim melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah . Iblis itu menampakkan dirinya kembali di jumrah yang kedua. Lalu Ibrahim melempari setan itu kembali dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah. Kemudian Iblis menampakkan dirinya kembali di jumrah ketiga. Lalu Ibrahim pun melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itu masuk ke tanah“.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 dengan Tema Bulan Dzulhijjah Bulan Keteladanan Nabi Ibrahim
Hal demikian sebenarnya merupakan teladan untuk kita semua yang mana hendaknya kita juga melempar jauh-jauh setiap hasutan dan cuitan dari pihak-pihak yang merongrong kesatuan bangsa dan keutuhan negara, lebih-lebih dimasa seperti ini.
Hikmah demikian telah dijelaskan Al Ghazali sebagaimana berikut
وأما رمي الجمار فاقصد به الانقياد للأمر إظهاراً للرق والعبودية وانتهاضاً لمجرد الامتثال من غير حظ للعقل والنفس فيه ثم اقصد به التشبه بإبراهيم عليه السلام حيث عرض له إبليس لعنه الله تعالى في ذلك الموضع ليدخل على حجه شبهة أو يفتنه بمعصية فأمره الله عز وجل أن يرميه بالحجارة طرداً له وقطعاً لأمله[أبو حامد الغزالي ,إحياء علوم الدين ,1/270]
Naskah Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
Memaknai Haji dalam Kehidupan Sehari-hari
Sayyidul Ayyam
Teks Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat 14 Juni 2024 BertemaTeladan dari Buah Kesabaran Nabi Ibrahim AS |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 Tema Meneladani Kesabaran Nabi Ibrahim AS saat Kurbankan Anaknya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 dengan Tema Bulan Dzulhijjah Bulan Keteladanan Nabi Ibrahim |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024:Teladan dari Buah Kesabaran Nabi Ibrahim AS saat Kurbankan Anaknya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.