Sambut Tol Getaci, BI Tasikmalaya Gandeng ISEI Bahas 3 Hal Perekonomian di Sarasehan WJES
Sambut Tol Getaci, BI Tasikmalaya Gandeng ISEI Bahas 3 Hal Perekonomian di Sarasehan WJES
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: ferri amiril
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat diketahui menggandeng Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung guna menyambut Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci).
Pertemuan bertajuk Sarasehan West Java Economic Society (WJES) 2024 dengan topik Urgensi Pembangunan Konektivitas Jalur Selatan untuk Mendorong Perekonomian Priangan Timur tersebut digelar di KPw BI Tasikmalaya pada Senin (20/5/2024).
Tak hanya ISEI, Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Muhamad Nur juga mengatakan, pihaknya ingin memperoleh masukan dari berbagai pihak terkait konektivitas yang kelak terjalin salah satunya oleh Tol Getaci.
"Tentu ini melibatkan para pemangku kepentingan, seperti Kepala Daerah, Akademisi, dan para pelaku usaha di Priangan Timur supaya mereka memberi masukan," ucapnya kepada TribunPriangan.com saat ditemui di KPw BI Tasikmalaya pada Senin (20/5/2024).
Bahkan, jurnal ilmiah dari praktisi dan akademisi pun disusun sebagai rekomendasi bagi pihaknya.
"Kami membahas 3 poin penting, yakni akselerasi pengembangan, partisipasi aktif berupa masukam, dan realisasi investasi," terang dia.
Lebih lanjut, Muhamad Nur menguraikan bahwa akslerasi pengembangan yang dimaksud, yaitu akselerasi pengembangan infrastruktur yang akan mengoptimalkan potensi peran Jawa Barat bagian utara dan bagian selatan sebagai sumber pertumbuhan sekaligus sebagai mendukung stabilitas harga melalui kelancaran distribusi.
Lalu, partisipasi aktif berupa masukan dan informasi diperlukan untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kemudian, para pelaku ekonomi diharapkan pula untuk terus mendorong realisasi investasi, salah satunya dengan memanfaatkan kelonggaran makroprudensial atau kebijakan bank sentral yang menggunakan berbagai alat prudensial untuk membatasi risiko sistemik atau risiko kegagalan sistem keuangan.
Sementara itu, Wakil Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Dr Titiek Farida menyampaikan, bahwa sarasehan ekonomi bertujuan untuk membedah percepatan Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah yang dilihat dari berbagai perspektif.
"Peningkatan konektivitas diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal dalam mendorong perekonomian nasional maupun daerah, menurunkan biaya logistik nasional, menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai sentra ekonomi, serta membantu pemerataan kondisi jalan yang baik," ujarnya.
Farida juga mengaku, pihaknya rutin melakukan
kolaborasi dengan berbagai pihak dengan memberikan pakar-pakar yang berada di ISEI.
"Rekomendasi yanh kami berikan adalah, Tol Getaci artinya memerlukan kesiapan yang hard dan soft. SDM-nya juga harus siap. Pemda perlu menyiapkan hal-hal birokrasi dan peraturan. Begitu pula SDM-nya, karena jika terkoneksi, semua hal akan masuk dan keluar, dan semua pihak yang ada di dalamnya harus benar-benar siap," ucapnya.
Terpisah, Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah mengatakan, pihaknya tentu akan menyiapkan langkah-langkah lanjutan.
"Mulai dari tingkat RT/RW, apa yang akan dibangun di sana, apa ekonomi yang bisa kami dapat dengan Tol Getaci ini, rencana tata ruangnya seperti apa, menjadi pusat apa, hal-hal seperti itu tentu yang kami bahas," katanya.
Sementara itu, Bob R.F. Sagala dari Kementerian Dalam Negeri, H. Cecep Abdulqoyum selaku Ketua Kadin Kabupaten Tasikmalaya, dan Heru Purboyo Hidayat Putro selaku Guru Besar Kebijakan Transportasi Wilayah dan Kota dari ITB meramu beberapa poin penting dalam diskusi ini.
Poin pertama, yakni strategi pengembangan infrastruktur Jawa Barat Selatan perlu evaluasi dari sisi RT/RW untuk memberikan kepastian pembangunan, perlunya terobosan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur, mitigasi risiko konflik lahan, dan peran serta BUMD.
Poin kedua, yakni potensi alam yang sangat melimpah di wilayah Jawa Barat Selatan termasuk Priangan Timur dapat dimanfaatkan guna pengembangan sektor pariwisata. Meskipun demikian, sarana dan prasarana pendukung khususnya transportasi yang dirasa masih kurang, kesiapan SDM, dan mitigasi bencana perlu direncanakan secara matang serta diselaraskan dengan program strategis multi pihak.
Poin terakhir, yakni lengembangan infrastruktur di Priangan Timur tidak hanya harus dilakukan secara holistik, akan tetapi peran serta multi pihak (pentahelix) memegang kunci penting dalam mewujudkan konektivitas yang terarah dan terintegrasi. Maka dari itu, sinergi dan kolaborasi yang terharmonisasi dengan baik menjadi suatu keharusan agar mewujudkan pemerataan sosial-ekonomi masyarakat di Jawa Barat. (*)
3 Rekomendasi Tempat Makan Lotek dan Karedok Terenak di Tasikmalaya yang Tak Bikin Kantong Boncos |
![]() |
---|
Satu Plafon Rumah Ambruk di Setiawargi Tamansari Tasikmalaya |
![]() |
---|
Tasikmalaya Peringkat Ketiga Konsumsi Minuman Keras, Viman: Mungkin dari Beberapa Kejadian |
![]() |
---|
Ribuan Botol Miras Hasil Penyitaan Satpol PP Kota Tasikmalaya Dimusnahkan |
![]() |
---|
Gunakan Insinerator Cara Warga Kampung Benteng Atasi Persoalan Sampah di Kota Tasikmalaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.