Naskah Khutbah Jumat

Naskah Singkat Khutbah Jumat 17 Mei 2024: Berguru kepada Nabi Ibrahim dalam Mendidik Anak

Berikut Ini Dia Naskah Singkat Khutbah Jumat 17 Mei 2024: Berguru kepada Nabi Ibrahim dalam Mendidik Anak

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Naskah Singkat Khutbah Jumat 17 Mei 2024: Berguru kepada Nabi Ibrahim dalam Mendidik Anak 

Artinya: "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia;....” (Qs. al-Mumtahanah: 4)

 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Artinya: “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah yang maha kaya lagi terpuji.” (Qs. al-Mumtahanan: 6)

Adapun terkait masalah anak, ada dua hal yang perlu kita belajar dari Nabi Ibrahim AS. Pertama, kesabaran beliau dalam pernikahan yang menantikan kehadiran sang buah hati. Dalam mengarungi rumah tangga, Nabi Ibrahim dengan sabar dan tak kenal putus asa senantiasa memohon kepada Allah untuk dikaruniai seorang anak. Bahkan permohonan beliau diabadikan di dalam al-Qur’an:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (Qs. Ash-Shaffat: 100)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 17 Mei 2024 dengan Tema Keistimewaan dari Kisah Gagalnya Berangkat Haji

Jama’ah Jumat rahimakumullah.

Kesabaran dan keikhlasan Nabi Ibrahim dalam memohon buah hati, akhirnya dikabulkan oleh Allah. Selama 86 tahun menikah, akhirnya baru dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail. Namun ujian dari Allah kepada Nabi Ibrahim belum selesai, anak yang diidam-idamkan dan dicintai, tumbuh menjadi anak yang cerdas dan menyenangkan, ternyata diminta oleh Allah untuk dijadikan sebagai qurban. Allah tidak meminta harta, tidak meminta kambing, tidak meminta sapi atau yang lain, tetapi Allah meminta sesuatu yang paling berharga dan yang paling dicintai oleh Nabi Ibrahim. Sebagaimana terekam dalam surat ash-Shaffat: 102 dan 102.

Bagi Nabi Ibrahim kecintaan, keridhaan Allah kepada dirinya jauh lebih penting dari apapun. Apa saja yang ia miliki, apa saja yang ia cintai, kalau itu diminta oleh Allah akan diberikan sepenuhnya. Sehingga Nabi Ibrahim berhasil melewati ujian ini.

Di sisi lain, sebuah keberhasilan Nabi Ibrahim dalam mendidik anak untuk senantiasa taat kepada Allah dan kedua orang tua mampu dimiliki oleh anaknya bahkan sampai pada ketaatan di luar batas yang irasional.

Kedua, mencontoh Nabi Ibrahim dalam mendidik dan memposisikan anak. Sebagai seorang nabi dan Rasul, Nabi Ibrahim memiliki kesibukan yang luar biasa, namun di tengah kesibukannya tersebut, beliau selalu memonitor, memberi perhatian dan kasih sayang pada si buah hati yaitu Nabi Ismail.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 17 Mei 2024: Berbaik Sangka dan Bersabar dalam Kesulitan Hidup yang Dialami

Jama’ah Jumat rahimakumullah.

Tidak hanya sampai di situ, Nabi Ibrahim ketika Nabi Ismail beranjak dewasa dan mampu untuk diajak diskusi, beliau memposisikan putranya layaknya sahabat. Sebagai orang tua, Nabi Ibrahim tidak otoriter dan diktator pada anak. Tidak pula bertindak semau beliau sendiri, melainkan mengajak diskusi dan meminta pendapat putranya atas permasalahan yang ada. Sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved