Guru Diminta Jangan Jadi Panitia Study Tour, Ada Penyedia Jasa Wisata

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan rombongan study tour harus dilihat secara menyeluruh faktor penyebabnya. 

Penulis: Kiki Andriana | Editor: ferri amiril
istimewa
Ketua II DPD Putri Jawa Barat, Nana Mulyana 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Kiki Andriana dari Sumedang

 

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan rombongan study tour harus dilihat secara menyeluruh faktor penyebabnya. 

Bisa jadi, faktor itu di antaranya budaya "ingin untung malah buntung". Yaitu, tindakan guru atau TU sekolah menjadi panitia study tour dan "menekan" biaya supaya mereka bisa berangkat tanpa membayar. 

Dengan demikian, bus yang dipilih bukan bus yang memadai untuk perjalanan wisata. Ditambah, bus itu dikemudikan oleh orang yang kurang fasih dalam urusan wisata

"Sebaiknya, dialihkan ke penyedia jasa wisata. Apalagi kalau guru dan TU menekan biaya perjalanan," kata Ketua II DPD Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Jawa Barat, Nana Mulyana, Senin (13//5/2024). 

Penyedia jasa wisata, dengan segala kemampuannya mengenai pariwisata, tentu akan memilihkan bus yang terbaik dan kondisinya bagus, serta sopir dan kernet yang sudah hapal medan jalan dan lokasi wisata

Baru-baru ini, sebelas orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di turunan Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024). Bus bermuatan rombongan wisata SMK Lingga Kencana Depok terguling. 

Disamping permintaan kepada pihak sekolah itu, DPD Putri Jawa Barat juga meminta pemerintah untuk lebih baik lagi dalam mengurus wisata di Jawa Barat. 

Sopir-sopir bus pariwisata harus dibedakan dengan sopir bus lainnya. Di antaranya dengan pemberian sertifikat sopir wisata

"Memberikan edukasi serta sertifikasi kepada sopir, oleh Dinas Pariwisata supaya paham skill dan hospitality yang baik," kata Nana. 

Selain itu, diminta pula adanya area-area untuk istirahat bus di jalan-jalan yang curam.  

"Di Sumedang misalnya dari Wado ke atas, ada jalur darurat. Di Jawa Barat semuanya ekstrem, bukan tempat istirahat tapi semacam lokasi untuk mendingkan ban, mengembalikan fungsi rem, kendaraan supaya berjalan lagi dengan baik," katanya.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved