Bus Pariwisata Terguling di Subang

Perpisahan Sekolah Berujung Duka, Mulanya Keceriaan Berakhir Tangisan dan Kepergian

Total ada 57 siswa yang menjadi korban dalam kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Istimewa
Bus Pariwisata Trans Putera Fajar membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok untuk perpisahan di Bandung dan Ciater mengalami kecelakaan di Jl Lembah Sarimas Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu 11 Mei 2024 petang. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Adewiah (45) ingat benar, anak-anak didiknya pernah bercerita ingin bekerja hingga meneruskan pendidikan ke jenjang Universitas setelah menuntaskan pendidikan di SMK Lingga Kencana, Depok.

Namun, takdir berkata lain. Sembilan orang siswanya menghembuskan nafas terakhir setelah menjadi korban kecelakaan.

Bus yang mereka tumpangi sesuai acara perpisahan sekolah di Ciater, Subang, Jawa Barat itu, mengalami kecelakaan maut di Jalan Raya Ciater saat akan pulang ke Depok pada Sabtu (12/5/2024) malam.

Total ada 57 siswa yang menjadi korban dalam kecelakaan itu. Sembilan siswa meninggal dunia, 19 siswa luka berat dan 29 siswa lainnya mengalami luka ringan.

Adewiah merupakan guru pendamping rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok.

Adewiah, guru pendamping siswa-siswa SMK Lingga Kencana Depok, menceritakan detik-detik kecelakaan maut bus pariwisata yang membawa rombongan para siswanya, di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).
Adewiah, guru pendamping siswa-siswa SMK Lingga Kencana Depok, menceritakan detik-detik kecelakaan maut bus pariwisata yang membawa rombongan para siswanya, di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

Dia turut menjadi korban dalam rombongan saat peristiwa maut itu terjadi. Beruntungnya, Adewiah hanya mengalami luka ringan.

Masih hangat dalam ingatan Adewiah, detik-detik kecelakaan terjadi. Kala itu, dirinya duduk di bangku depan dekat sopir.

"Setelah makan dan salat Magrib, kita kumpul lagi jam 18.30 WIB. Dari situ kita mulai jalan (pulang). Bus itu tidak kenapa-kenapa, tiba-tiba saya posisinya duduk di depan, melihat bus nabrak mobil di depan, itu bus sudah mulai oleng," ujar Adewiah saat ditemui di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024) dini hari.

Posisi antara kursi penumpang dengan area sopir dan kernet terhalang oleh sekat yang membuatnya tidak mengetahui apa yang dibicarakan antara sopir dan kernet, terlebih kala bus yang mereka tumpangi itu oleng hingga menabrak mobil yang ada di depannya.

"Saya lihat memang sopir sama kernetnya itu teriak-teriak, tapi tidak terdengar," katanya.

Suasana di dalam bus yang mulanya penuh keceriaan, seketika berubah menjadi tegang saat dia dan siswanya mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan bus.

"Posisinya di dalam bus itu gelap, saat busnya semakin oleng, anak-anak di dalam itu teriak-teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, sampai busnya terbalik," ucapnya.

Adiwiah refleks dari duduk langsung membungkuk saat bus terguling dan beberapa kali terbentur.

Begitu bus berhenti, pelan-pelan dia dan rekan guru pendamping lainnya beranjak ke luar bus mengevakuasi siswanya dibantu warga dan petugas.

"Saya tidak tahu itu bus remnya blong atau tidak, karena kan disekat. Saya juga belum tanya ke orang travelnya, karena fokusnya menyelamatkan anak-anak dulu," katanya.

Bus parawisata yang mengangkut para siswa dan tenaga pendidik SMK Lingga Kencana Depok yang terguling di Gerbang 2 Pemandian Air Panas Sari Arter, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam, berhasil dievakuasi.
Bus parawisata yang mengangkut para siswa dan tenaga pendidik SMK Lingga Kencana Depok yang terguling di Gerbang 2 Pemandian Air Panas Sari Arter, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam, berhasil dievakuasi. (Tribunjabar.id/Deanza Falevi)
Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved