Berita Seleb

RAMAI Soal Mahalini Jadi Mualaf buat Menikah dengan Rizky Febian, Ini Tanggapan Gede Pasek Suardika

Di tengah proses pernikahan Rizky Febian muncul pro kontra terkait keyakinan Mahalini Raharja, Berikut ini tulisan dari Gede Pasek Suardika

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Di tengah proses pernikahan itu muncul pro kontra terkait keyakinan yang dipegang oleh Mahalini Raharja. Sebagai orang Bali, Mahalini merupakan pemeluk agama Hindu, sementara Rizky Febian adalah seorang muslim. 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Penyanyi Rizky Febian, putra sulung komedian Sule, akan melangsungkan pernikahan dengan penyanyi Mahalini Raharja pada Jumat 10 Mei 2024. 

Sejumlah rangkaian acara sudah digelar di Bali dan Tambun, Bekasi. Pada Minggu, 5 Mei 2024, Rizky Febian dan Mahalini Raharja telah melangsungkan upacara adat Dharma Suaka di kediaman Mahalini.

Dalam pelaksanaan Dharma Suaka, calon mempelai pria meminta izin meminang (ngidih) pada keluarga calon mempelai wanita untuk melangkah ke jenjang selanjutnya.

Acara dilanjutkan dengan upacara Mepamit, yang bermakna calon pengantin wanita (pradana) meminta izin kepada para leluhurnya untuk menikah dan selanjutnya menjadi tanggung jawab calon pengantin pria (purusha) dan keluarganya di masa depan.

Sementara pada 8 Mei 2024, giliran keluarga Sule yang menggelar pengajian di rumahnya di Bekasi.

Baca juga: Rizky Febian Gelar Pengajian Jelang Pernikahan Hari Ini, Nathalie Holscher Tak Hadir?

Di tengah proses pernikahan itu muncul pro kontra terkait keyakinan yang dipegang oleh Mahalini Raharja. Sebagai orang Bali, Mahalini merupakan pemeluk agama Hindu, sementara Rizky Febian adalah seorang muslim.

Seusai acara Mepamit di Bali, Sule mengatakan bahwa acara itu sekaligus sebagai pamitan Mahalini kepada para leluhur akan meninggalkan keyakinan dan akan menikah secara Islam.

Berikut ini tulisan dari Gede Pasek Suardika, mantan politikus Partai Demokrat yang kini menjadi Ketua Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN yang diunggah di dinding akun Facebooknya terkait Mahalini Pindah Agama.

"Di tengah prosesi perkawinan Mahalini dengan Rizky Fabian, anak dari komedian Sule menimbulkan perdebatan soal keyakinan baik dari yang seumat dengan Mahalini maupun yang seumat dengan Rizky Fabian.

Saya sebenarnya tidak terlalu tertarik mengikuti kisah mereka, tetapi ada beberapa yang inbox mempertanyakan dan meminta pendapat saya terhadap hal tersebut karena sudah jadi pembicaraan publik.

Bagi saya:
1. Semua orang berhak mencari jalan kebahagiaan masing masing dan diyakini itu adalah pilihannya yang tepat. Serta tidak pantas pihak lain harus mengkontestasikan agama mana yang menang dalam tarik menarik tersebut;

2. Dalam Islam ada istilah Mualaf bagi yang masuk mengikuti agama Islam dan dalam Hindu ada istilah Dharmika bagi yang kembali ke ajaran Sanatana Dharma yaitu Hindu. Itu adalah label ketika terjadi hijrah keyakinan secara formal tetapi tetap saja itu hak pribadi masing masing.

3. Dalam Hindu tidak ada doktrin harus berlabelkan formal agama Hindu untuk meyakini dan menjalani Tata Etika dan Rituil Hindu. Sehingga jangan kaget jika Yoga bisa didalami oleh siapapun tanpa pindah agama, melukat menjadi tradisi healing kelas satu bagi wisatawan nusantara dan mancanegara. Belum lagi mebayuh oton, meaben dan upacara upacara lainnya tanpa harus pindah agama. Karena yang disentuh adalah jiwanya bukan KTP nya. Mau percaya Karmaphala, Reinkarnasi tidak mesti ber KTP Hindu.

4. Jika setelah menjalani, meyakini relegiusitas Hindu tanpa pindah agama asal, tidak akan pernah ada yang memasalahkan, santai saja. Jika ingin totalitas bisa dengan Upacara Sudi Wadani sehingga lahir bathin serta label berada dalam satu frekwensi Sanatana Dharma. Jadi murni itu pilihan hati nurani masing masing.

5. Saya orang yang tidak percaya dengan istilah upacara mepamit sebagai bentuk, putusnya hubungan keyakinan dengan leluhurnya. Sebab tidak ada kekuatan apapun termasuk puja Sulinggih manapun yang mampu memutus hubungan seseorang dengan leluhurnya. Jadi jika pindah keyakinan itu hanya matur piuning saja dan hubungan keleluhuran tetap akan terikat. Tentu hanya manusia yang rusak struktur kejiwaannya dengan sengaja akan memutuskan hubungan dengan leluhurnya. Contoh seperti Kasus Ibu Desak Darmawati yang berpindah agama lalu mencela dan menjelek-jelekan karya dan relegi leluhurnya sendiri.
Jika melupakan leluhur, maka percaya atau tidak pasti kehancuran akan terjadi. Sebab akarnya sudah tercerabut maka setinggi dan sebesar apapun pohon kehidupan yang telah direngkuh akan roboh oleh hembusan angin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved