Naskah Khutbah Jumat
Teks Singkat Khutbah Jumat 29 Maret 2024, Puasa Bisa sebagai Sistem Pertahanan Diri
Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 Maret 2024, Bertemakan Puasa sebagai Sistem Perlindungan Diri
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Salat Jumat merupakan salat yang diwajibkan bagi kaum muslimin yang telah balig.
Hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, yang diyakini kaum muslimin sebagai hari penuh keberkahan.
Beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 Maret 2024, Bertemakan Ramadan Melatih Kejujuran Moral Kemanusiaan
Dalam bekhutbah sang khotib menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang bulan Ramadan seharusnya bisa Melatih Kejujuran juga Moral Kemanusiaan setiap muslim yang menjalaninya.
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Maasyiral muslimin rakhimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang akan terus meningkatkan komitmen kita untuk taat menjalankan perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Rasul-Nya serta menjauhi segenap larangan-larangannya.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 29 Maret 2024: Ramadhan Momentum Tumbuhkan Jiwa Kepedulian
Maasyiral muslimin rakhimakumullah,
Dengan didasari rasa syukur yang kita buka dengan memperbanyak kalimat alhamdulillahi Rabbil 'alamin, serta dengan shalawat kepada Baginda Rasulullah, kami mengingatkan diri kami pribadi sekaligus mengajak segenap jamaah kaum Muslimin seluruhnya untuk meningkatkan komitmen kita dalam bertakwa kepada Allah.
Dalam ayat yang telah kami bacakan tadi, kita telah diberikan petunjuk oleh Allah bahwa supaya kita selalu bertakwa, selalu terjaga dari hal-hal yang membahayakan diri kita di dunia maupun di akhirat, maka kita diwajibkan untuk berpuasa.
Kemudian Rasulullah saw menjelaskan dalam sebuah hadis yang telah kami sampaikan tadi, bahwa puasa adalah sebagai benteng, perisai, perlindungan diri. Itulah simbol ketakwaan, keterjagaan, keterlindungan yang terkandung dalam ayat: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
Hari ini, kita tengah berada di bulan Ramadan. Bulan bagi kita untuk menyempurnakan rukun Islam, yaitu puasa. Tanpa puasa Ramadan, keislaman kita tidak sempurna.
Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT Hari Ini 22 Maret 2024, Tentang 4 Hal yang Melapangkan Hati
Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengibaratkan Islam seperti bangunan. Rukun Islam adalah tiang-tiang utama yang menegakkan bangunan. Sedangkan tiang bangunan ibarat kaki pada struktur tubuh kita. Jika salah satu tiang utama ini tidak ada, maka bangunan ini menjadi rawan roboh, minimal menjadi bangunan yang doyong. Bahkan, bangunan keislaman bisa roboh jika sampai tiang puasa ini diingkari, dikufuri, tidak dipercaya sebagai syariat Islam.
Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah.
Di antara makna ayat: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ dan hadis اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ adalah puasa melindungi dan menjaga kita dari godaan setan yang selalu menjauhkan kita dari Allah. Puasa menjadi benteng yang melindungi kita dari masuknya setan ke dalam jiwa kita.
Puasa, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki hikmah dan tujuan yang mendalam yang harus kita pahami. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang mulia, bahwa puasa memiliki maqashid (tujuan-tujuan) yang mulia. Salah satu tujuan puasa adalah untuk membentengi diri kita dari godaan setan.
عَنْ صَفِيَّةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ. (أخرجه البخاري ومسلم)
Artinya, "Diriwayatkan oleh Ibunda Shafiyyah ra, sungguh Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh anak Adam seperti mengalirnya darah." Atau bisa juga kita terjemahkan "Sesungguhnya setan itu masuk ke dalam jiwa manusia melalui aliran darah." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT Hari Ini 22 Maret 2024, Inilah Golongan Orang yang Beriman dalam Al-Quran
Hikmah yang terkandung dalam sabda Rasulullah saw adalah untuk mengingatkan kita bahwa setan masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalan peredaran darah. Alat peredaran darah ini tergantung pada bahan bakarnya, yaitu makanan dan minuman yang kita konsumsi. Karena itu, pintu masuk utama setan ke dalam tubuh manusia adalah melalui mulut.
Setan menggunakan dua jalur utama untuk masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu melalui konsumsi makanan dan komunikasi. Pertama, melalui makanan dan minuman yang haram, kotor, tidak halal, dan tidak thayyib. Kedua, melalui kata-kata yang keluar dari mulut kita setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah.
Berkali-kali Al-Quran menegaskan bahwa setan adalah musuh yang nyata: عَدُوٌّ مُبِيْنٌ bagi kita. Kita pun wajib mengimaninya. Rasulullah pun menjelaskan bagaimana setan bekerja memusuhi kita, sangat lembut, sangat halus.
Karena itu pulalah, Imam Al-Ghazali menyatakan, salah satu pilar menghidupkan ilmu-ilmu agama yang Allah berikan kepada kita adalah mengenali musuh-musuh diri dan memahami strateginya serta menguasai cara untuk mengalahkannya. Itulah yang disebut oleh beliau sebagai lubbul quran (intinya inti dari ajaran Al-Quran), jauharul quran (permata Al-Quran). Ini semua dapat kita temukan dalam karya beliau, Jawahirul Quran.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 Maret 2024, Rugilah Orang yang Tidur Setelah Subuh di Bulan Ramadhan
Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengontrol konsumsi makanan dan minuman kita. Dengan membatasi makan dan minum selama puasa, kita dapat mempersempit jalan masuk setan ke dalam tubuh kita. Ini adalah salah satu dari banyak hikmah puasa yang harus kita hayati.
Itulah yang oleh Imam Izzuddin bin Abdissalam tegaskan dalam kitabnya, Maqashidus Shaum:
اَلصَّوْمُ قَهْرٌ لِلشَّيْطَانِ. فَإِنَّ وَسِيْلَتَهُ إِلَى الْإضْلَالِ وَاْلإِغْوَاءِ: الشَّهَوَاتُ، وَإِنَّـمَا تَقْوَى الشَّهَوَاتُ بِاْلأَكْلِ وَالشًّرْبِ. وَالصَّوْمُ يُضَيِّقُ مَجَارِي الدَّمِ، فَتَضِيْقُ مَجَارِي الشَّيْطَانِ، فَيُقْهَرَ بِذَلِكَ
Artinya, "Puasa adalah penaklukan (qahrun) terhadap setan. Karena, jalan bagi setan untuk menyesatkan dan menggoda adalah hawa nafsu, dan hawa nafsu dikuatkan dengan makan dan minum. Puasa mempersempit aliran darah, sehingga jalan-jalan masuknya setan dalam tubuh kita pun menyempit. Dengan demikian, setan pun bisa dikalahkan."
Dari sinilah, kita bisa memahami bahwa puasa itu membentengi kita dari serangan setan yang menyelinap ke dalam jiwa kita melalui makanan. Dengan puasa, kita juga membentengi keislaman kita, karena rukun-rukun atau tiang-tiang penyangga bangunan keislaman kita menjadi sempurna dan kokoh.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 Maret 2024 Bertemakan Ciri-ciri Orang yang Beriman dalam Al-Quran
Dengan puasa pula, nafsu dan syahwat kita terkendali sehingga kita tidak mengabdi kepada nafsu yang tidak pernah memberikan kepuasan dan ketenangan, melainkan kita bisa lebih maksimal dan totalitas dalam mengabdi kepada Allah semata.
Sebagai umat Islam, kita harus memahami bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan latihan spiritual untuk membentengi diri kita dari godaan setan dan mendekatkan diri kita kepada Allah.
Karena itulah, Rasulullah sangat ketat dalam hal manajemen makan dan minum kita. Beliau ingin sekali memastikan bahwa makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita bebas dari setan.
Karena itu, beliau sering menegur orang yang makan dan minum menggunakan tangan kiri karena cara tersebut adalah cara makan setan. Itulah petunjuk beliau. Beliau juga menegur keras anak-anak hingga orang dewasa yang kedapatan makan secara terburu-buru sehingga tidak menyebut nama Allah dalam makanannya itu. Beliau pun tertawa lepas Ketika melihat setan memuntahkan kembali makanan yang dibacakan nama Allah di suapan terakhirnya.
Begitulah sistem penjagaan dan perlindungan yang Allah berikan kepada orang-orang yang berpuasa. Terlihat sederhana, melalui manajemen makanan, bukan sekedar soal pola makan, kandungan gizi, melainkan juga kehalalan, kethayyiban, dan juga spiritualitas makanan dan minuman.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 22 Maret 2024, Manfaat dan Arti Doa di 10 Hari Pertama Ramadhan
Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah.
Selain puasa konsumsi, syariat puasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan lidah kita dalam berkomunikasi. Dengan menahan diri dari berkata-kata yang tidak bermanfaat atau menyakiti orang lain, kita dapat menjaga diri kita dari godaan setan yang masuk melalui komunikasi.
Setan akan masuk melalui komunikasi buruk seperti penghinaan, caci maki, kata-kata kotor, hasud, adu domba, ghibah, menyebarkan isu yang tidak jelas kebenarannya. Semua itu adalah bersumber dari lisan, melalui komunikasi.
Dengan puasa, keselamatan kita pun terjaga. Kita ingat bahwa puasa itu mengajarkan kita untuk menata komunikasi kita supaya selalu positif.
Karena, puasa tidak hanya mengajarkan diri untuk menahan diri dari makan dan minum saja, melainkan juga menahan diri dari omongan-omongan yang tidak berguna. Sedangkan, omongan yang tidak berguna berpotensi besar mengganggu diri dan orang lain. Sebagaimana Rasulullah tegaskan bahwa:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ (رواه مسلم)
Artinya, "Disebut Muslim sejati adalah ketika orang-orang muslim lain selamat dari lisannya." (HR Muslim).
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 22 Maret 2024, Ramadhan Sebagai Penetralisir Noda Jiwa
Para ulama juga selalu mengingatkan kita:
سَلَامَةُ الْإِنْسَانِ فِيْ حِفْظِ اللِّسَانِ
Artinya, "Keselamatan manusia itu tergantung pada kemampuannya menjaga lisan."
Kita bisa melihat puasa komunikasi seperti ini dalam Al-Quran dicontohkan oleh Sayyidah Maryam binti Imran, ibunda Nabi Isa as:
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Artinya, "Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (QS Maryam: 26).
Inilah puasa yang Istimewa, yaitu disebut dengan istilah shaum. Menahan diri dari komunikasi yang tidak berguna. Ia bukan sekedar disebut shiyam yang secara praktiknya adalah menahan diri dari makan dan minum.
Bahkan dalam ayat ini disebutkan bahwa Sayyidah Maryam diperintahkan untuk makan dan minum. Namun, berliau justru diperintah Allah untuk berpuasa dari omongan-omongan yang tidak berdampak positif.
Baca juga: TEKS KHUTBAH JUMAT Kedua Ramadhan, 22 Maret 2024, Tentang Urgensi Ibadah di Bulan Ramadhan
Demikian itu pulalah sistem yang Allah buatkan untuk kita dalam rangka melindungi keselamatan kita sendiri. Itulah salah satu makna perlindungan, penjagaan dalam ayat: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ dan dalam benteng pertahanan atau tameng dalam hadis: اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ.
Marilah kita manfaatkan bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperkuat pertahanan diri dari godaan setan. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kesabaran untuk menjalankan puasa dengan ikhlas dan penuh keikhlasan. Amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ كَمَا شَرَّفْتَنَا بِاْلإِيْمَانِ بِكَ، وَكَرَّمْتَنَا فِيْ أَرْكَانِ الإِسْلَامِ بِالصِّيَامِ لَكَ، أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ فِيْهِ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ صَفَاءَ أَرْوَاحِنَا فِي اسْتِقْبَالِهِ وَسِيْلَةً لِلْإِجَابَةِ فِي كُلِّ مَا نَسْأَلُ مِمَّا عَلَّمْتَنَا أَنْ نَدْعُوَكَ بِهِ فِي قَوْلِكَ فِيْ كِتَابِكَ الْكَرِيْمِ. اَلَّلهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا اْلإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Baca berita update TribunPriangan.com lainnya di Google News
Naskhah Khutbah Jumat Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Ramadhan 2024
Naskah Khutbah Jumat 29 Maret 2024: Ramadhan Momentum Tumbuhkan Jiwa Kepedulian |
![]() |
---|
NASKAH KHUTBAH JUMAT Hari Ini 22 Maret 2024, Tentang 4 Hal yang Melapangkan Hati |
![]() |
---|
NASKAH KHUTBAH JUMAT Hari Ini 22 Maret 2024, Inilah Golongan Orang yang Beriman dalam Al-Quran |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 22 Maret 2024 Bertemakan Ciri-ciri Orang yang Beriman dalam Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.