Ramadhan 2024

Permintaan Kolang-kaling Meningkat, Petani di Tasikmalaya: Bahan Baku Sulit Didapat

Kolang-kaling menjadi bahan makanan yang paling dicari saat Ramadan lantaran es campur dan es buah merupakan takjil favorit masyarakat.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Priangan/Aldi M Perdana
Petani kolang-kaling mencari bahan baku di hutan Tasikmalaya. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Kolang-Kaling—atau buah Enau yang sudah dikupas—merupakan bahan makanan yang biasanya menjadi salah satu isian es campur atau es buah.

Kolang-kaling menjadi bahan makanan yang paling dicari saat Ramadan lantaran es campur dan es buah merupakan takjil favorit masyarakat.

Oleh sebab itu, para petani kolang-kaling di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dibanjiri pesanan dari luar daerah.

Namun, salah seorang petani kolang-kaling, Ahmad, mengungkapkan, saat ini bahan baku kolang-kaling, yakni pohon Enau sulit didapatkan.

Baca juga: Rumah Terbakar di Tasikmalaya Saat Ditinggal Salat Tarawih, Penghuni Syok Uang Tabungan Ikut Ludes

Maka, untuk memenuhi permintaan pasar, para petani kolang-kaling, termasuk juga Ahmad, segera mencari bahan baku tersebut di dalam hutan, salah satunya hutan yang berada di wilayah Desa Citalahab, Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

“Pesanan lumayan banyak, cuma barangnya yang susah. Kolang-kalingnya masih pada muda semua, belum bisa produksi, jadi kesulitan cari barangnya,” ucap Ahmad kepada TribunPriangan.com pada Jumat (22/3/2024).

Permintaan pasar pun diketahui meningkat hingga 60 persen dari daerah Jakarta, Cirebon, Brebes, Pangandaran, bahkan dari Kota Tasikmalaya sendiri.

Baca juga: Peta Politik Kota Tasikmalaya Jelang Pilkada 2024 Mulai Menghangat, PPP dan Demokrat Sudah Sepaham

“Di awal puasa, pesanan kolang-kaling sampai 3-4 ton. Cuma ya kalau misalkan barangnya enggak ada, paling kuat kami kirim cuma 1-2 ton,” ungkap Ahmad.

Kendati demikian, sambungnya, meski kesulitan barang, para petani kolang-kaling mendapat berkah lantaran adanya kenailan harga di pasaran.

“Kalau dulu pas Covid-19, paling harga cuma Rp5 ribu sampai Rp 6 ribu per kilogram. Sekarang sudah sampai Rp8 ribu per kilonya, kemarin sempet turun Rp7 ribu, tapi naik lagi ke Rp 8 ribu, alhamdulillah,” pungkas Ahmad. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved