Naskah Khutbah Jumat
TEKS KHUTBAH JUMAT Kedua Ramadhan, 22 Maret 2024, Tentang Urgensi Ibadah di Bulan Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat Kedua Ramadhan, 22 Maret 2024, Bertemakan Urgensi Ibadahn Muslimin di Bulan Ramadhan
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Padahal semua kebaikan dan seluruh ibadah pada hakikatnya adalah milik Allah.
Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa yang dimaksud karena puasa adalah ibadah yang jauh dari niat riya’ (melakukan ketaatan bukan karena Allah, tapi karena ingin mendapatkan pujian dari sesama hamba).
Ketika seseorang sedang berpuasa, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah dan diri orang yang berpuasa itu sendiri.
Berbeda dengan ibadah-ibadah lain yang tampak dan bisa dilihat oleh banyak orang, ibadah puasa tidaklah tampak dan tidak dapat ditampakkan kepada orang lain kecuali dengan ucapan dari pelakunya bahwa ia sedang berpuasa.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 15 Maret 2024: Bersihkan Hati dari Dengki dan Dendam Selama Ramadhan
Tidak bisa dibedakan antara orang yang tidak makan karena diet dengan orang yang tidak makan karena berpuasa.
Orang yang sedang berpuasa, sangat mudah baginya menyelinap ke dapur untuk makan dan minum, misalkan, lalu keluar dari dapur dan menampakkan diri seakan-akan ia masih berpuasa. Kenapa hal itu tidak ia lakukan?.
Karena tujuannya bukan ingin mendapatkan pujian dari sesama hamba. Yang dia harapkan semata-mata hanyalah ridla Alah ta’ala.
Adapun dalam hadis yang khatib baca di atas bahwa Allah-lah langsung yang akan membalas ibadah puasa. Kenapa puasa dikhususkan sebagai ibadah yang dibalas langsung oleh Allah padahal hakikatnya Allah-lah yang membalas semua kebaikan?
Jika kebaikan yang lain disebutkan pelipatgandaan pahalanya menjadi sepuluh hingga tujuh ratus, pahala puasa adalah pengecualian.
Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, hal itu dikarenakan begitu besarnya pahala puasa dan begitu agung keutamaannya. Hanya Allah yang tahu seberapa besar pelipatgandaan pahala bagi orang yang berpuasa.
Dengan melakukan puasa, seseorang bisa jadi dibebaskan secara total dari siksa api neraka. Akan tetapi, meskipun ibadah puasa memiliki kekhususan tertentu, para ulama menegaskan bahwa perbuatan yang paling utama setelah iman adalah shalat lima waktu.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat 15 Maret 2024: Permudah Urusan Orang Lain, Maka Allah Mudahkan Urusanmu
Maasyiral muslimin rakhimakumullah,
Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah. Mulai Nabi diwahyukan pertama kali hingga tahun kedua hijriah, umat Islam belum diwajibkan berpuasa.
Itu artinya, selama kurang lebih 15 tahun terhitung mulai Nabi menerima wahyu yang pertama sampai tahun kedua hijriah, umat Islam belum diwajibkan berpuasa. Nabi berdakwah di Makkah selama kurang lebih 13 tahun.
Setelah itu beliau diperintah berhijrah ke Madinah. Jadi pemberlakuan syariat Islam pada waktu itu berjalan secara bertahap dan tidak diberlakukan semuanya dalam satu waktu yang sama. Sebelum wafatnya, Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam berpuasa Ramadhan sebanyak 9 kali Ramadhan.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 15 Maret 2024 Bertemakan 5 Esensi Bulan Suci Ramadhan
Naskhah Khutbah Jumat Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Teks Singkat Khutbah Jumat 15 Maret 2024: Islam Melarang Keras Meremehkan Orang Lain |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 15 Maret 2024: Hakikat Puasa dan Tiga Keutamaannya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 15 Maret 2024: Ancaman Orang yang Nekat Batalkan Puasa Ramadan Sebelum Waktunya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 15 Maret 2024: Bersihkan Hati dari Dengki dan Dendam Selama Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.