Ramadhan 2024
Naskah Kultum 4 Ramadhan 15 Maret 2024 Bertemakan Puasa dan Persatuan Umat
Berikut Ini Dia Naskah Kultum 4 Ramadhan 15 Maret 2024 Bertemakan Puasa dan Persatuan Umat
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, tak terasa ya kita sudah masuk di hari ke-3 puasa di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah atau Ramadhan 2024.
Semoga puasa di hari ke-3 kali ini selalu dilancarkan dan berkah untuk kita semua.
Selain itu, di bulan suci Ramadhan ini merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia.
Karena di bulan Ramadhan ini umat muslim bisa isi dengan menjalankan ibadah-ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT.
Baca juga: Naskah Kultum Singkat 4 Ramadhan 1445 H/15 Maret 2024, Menghargai Perbedaan Rakaat Tarawih
Karena bulan suci Ramadhan ini pun merupakan bulan yang penuh berkah.
Selain ibadah, persiapan kultum atau ceramah singkat pun jadi salah satu rangkaian dalam mengisi bulan Ramadhan 1445 H.
Nah, untuk kamu yang saat ini tengah membutuhkan contoh kultum atau ceramah singkat di awal puasa pertama esok hari atau lusa nanti, TribunPriangan.com sudah rangkum naskah kultum Ramadhan yang bisa kamu gunakan esok pagi setelah melaksanakan ibadah salat subuh berjamaah.
Berikut naskah kultum Ramadhan 15 Maret 2024 dengan tema "Puasa dan Persatuan Umat".
Baca juga: Naskah Kultum 3 Ramadhan 14 Maret 2024 Bertemakan Hikmah dan Manfaat Puasa
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Di bulan puasa seperti ini, rasa kebersamaan dan persatuan umat begitu terasa. Semua berpuasa di siang harinya, berbuka ketika azan magrib, dan bertarawih ketika malam. Suasana semacam itu, seharusnya mendorong umat Islam untuk selalu mengedepankan kebersamaan dan persatuan. Karena kalau dicari antara faktor kesamaan dan perbedaan, sungguh faktor kesamaan jauh lebih banyak daripada perbedaan. Di samping itu, perlu dipahami seluruh umat bahwa kewajiban mewujudkan persatuan umat, sama dengan kewajiban menjalankan puasa Ramadhan. Kalau kewajiban puasa Ramadhan disebutkan dalam surah al-Baqarah: 183, maka kewajiban untuk mewujudkan persatuan, Allah jelaskan dalam surat Ali Imran: 103. Dalam ayat ini, secara tegas Allah sebutkan perintah persatuan dan melarang perpecahan. "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..."
Baca juga: Naskah Kultum 2 Ramadhan 13 Maret 2024 Bertemakan Cara Berpuasa yang Benar
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Kalau kita perhatikan, sebelum memerintahkan umat untuk bersatu, Allah lebih dulu memanggil orang beriman untuk bertakwa (Ali Imran: 102). Ini sama persis ketika Allah memerintahkan umat berpuasa, Allah pun mengawalinya dengan memanggil orang beriman untuk berpuasa yang tujuannya adalah mencapai ketakwaan. Dengan terwujudnya nilai ketakwaan yang diperoleh dalam puasa pada setiap tahun, diharapkan mampu memberikan hasil riil. Di antaranya adalah terwujudnya persatuan di tengah umat. Dengan kata lain, orang yang berhasil meraih ketakwaan di bulan Ramadhan harus mampu menjadi unsur pemersatu umat. Apabila hal i belum tercapai, maka ketakwaaan seseorang masih dipertanyakan.
Nilai puasa semacam ini yang seharusnya dipahami oleh umat Islam. Jadi bukan hanya sekedar bersama dalam suasana puasa dan buka, yang lebih cenderung mengarah kepada persatuan simbolis, bukan esensi. Ini terbukti ketika menjelang dan berakhirnya bulan Ramadhan. Sebuah ibadah yang seharusnya menjadi alat pemersatu umat, malah menjadi pemicu perseteruan umat. Perbedaan pandangan dalam hal penentuan kapan memulai puasa di bulan Ramadhan dan kapan mengakhirinya dengan perayaan Idul Fitri, tidak jarang menimbulkan perselisihan di antara kelompok umat Islam. Masing-masing pihak mempunyai cara sendiri untuk menentukan jadwal yang mereka anggap tepat, dan mereka bersikap teguh dengan pendiriannya. Belum lagi pandangan luar umat Islam yang negatif terhadap fenomena perbedaan semacam ini.
Baca juga: Naskah Kultum 1 Ramadhan 12 Maret 2024 Bertemakan Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,
Bila orang Eropa yang sebagian besar non muslim telah mampu membuktikan diri untuk bersatu dengan wujud pasar bersama dan parlemen bersama Uni Eropa, padahal mereka terdiri dari berbagai bangsa dan golongan yang berbeda, maka mengapa kita tidak sanggup mewujudkan hal serupa? Bukankah unsur kesamaan antar umat Islam jauh lebih banyak dari pada unsur perbedaannya? Bukankah landasan umat Islam itu sama? Bukankah perbedaan yang ada hanyalah sebatas masalah cabang (furu') yang tidak prinsip, namun dianggap prinsip bagi sebagian kelompok? Semua pertanyaan ini tidak mungkin terjawab dengan benar, apabila kesadaran dan kedewasaan antar umat tidak ada. Selama masih ada ego kelompok, fanatisme mazhab, kepentingan politik, dan kedangkalan berpikir, maka persatuan dan kesatuan umat akan tetap menjadi mimpi belaka.
Oleh karena itu, kehadiran bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen penting umat Islam untuk mengatur dan merapatkan kembali barisannya. Perbedaan harus segera dicari solusinya, dan setiap kelompok harus mampu bersikap dewasa untuk melepas pendapatnya demi keutuhan dan kemaslahatan umat secara umum. Makna semacam inilah yang Rasulullah inginkan. Sebagaimana dalam sabdanya, "Puasa adalah hari di mana kalian berpuasa, Al-Fithr adalah hari di mana kalian berbuka, sedang al-Adha adalah hari di mana kalian menyembelih kurban." (HR. at-Tirmidzi, dan dia menilai, "
Dalam hadits ini, Rasulullah henegaskan pentingnya persatuan dan kebersamaan. Itu terlihat salah satunya dalam kebersamaan pelaksanaan ibadah seperti puasa dan hari raya. Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah untuk mampu melahirkan persatuan dan kesatuan di antara umat. Wallahul muwaffiq. (*)
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.