Pemilu 2024

Pendapat KPID Jabar soal Gen Z di Pemilu 2024: Lebih Peduli Kebijakan yang Viral Dibanding Esensial

Kemudian menurut dia, Gen Z merupakan pemegang mandat Indonesia Emas 2045 sehingga mempunyai nilai penting untuk negara.

|
Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat, Adiyana Slamet (tengah) dan Anggota DPR RI Komisi I Nico Siahaan (kiri), dan Ketua BPC PERHUMAS Bandung Dr. Indra Ardiyanto, M.I.Kom. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, Adiyana Slamet, menuturkan, Generasi Z pada Pemilu 2024 lebih kepada ragam isu yang aktual dibanding faktual.

Menurutnya, tak aneh jika kelompok ini lebih kritis pada gaya politisi ketimbang programnya.

"Mereka lebih peduli pada kebijakan yang viral daripada yang esensial, melainkan lebih suka atraksi ketimbang sosialisasi. Pamor parpol bisa diprediksi semakin tergerus dari tahun ke tahun jika tak mencoba beradaptasi dengan pelaku dan selera politik kontemporer Gen Z," katanya saat kegiatan seminar dan diskusi mengenai peluang dan tantangan Pemilu 2024 untuk Gen Z bersama BPC Perhumas Bandung-Perhumas Muda Bandung, Jumat (23/2/2024).

Baca juga: Investasi hingga Roadmap Indonesia Emas 2045 akan Jadi Bahan Diskusi pada Rapimprov Kadin Jabar

Kemudian menurut dia, Gen Z merupakan pemegang mandat Indonesia Emas 2045 sehingga mempunyai nilai penting untuk negara.

"Saya berpandangan itu harus disadari agar sadar bahwa mereka penting untuk negara. Tahun 2045 ini sebentar lagi jadi jangan sampai bonus demografi ini gagal," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Komisi 1, Junico BP Siahaan menambahkan, bahwa politik masa kini dipengaruhi sosial media dan tak beradu soal gagasan melainkan beradu negatif campaign.

Baca juga: Anak Muda di Kota Bandung Berkumpul Satukan Ide dan Gagasan, Berharap Indonesia Emas 2024 Terwujud

"Beda sekali pemilu dahulu dengan sekarang terlebih adanya percepatan digital yang enggak bisa direm lagi. Tapi, bergerak sangat cepat. Suara pemuda (pemula) itu dari dahulu selalu menjadi sasaran utama dari kontestasi politik," katanya.

Nico menegaskan, pemilu saat ini ialah siapa yang paling bisa berkomunikasi dengan cara terbaru melalui digital dan budaya baru.

Permasalahannya sebagai politisi, Nico mengaku kalah cepat dengan mereka yang bergerak mengesampingkan nilai-nilai tadi dan mengedepankan sesuatu yang lebih ringan.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved