Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 26 Januari 2024, Teguran Bagi Insan yang Bangga Berbuat Dosa

Teks Khutbah Jumat 26 Januari 2024, Teguran Bagi Insan yang Bangga Berbuat Dosa

TribunNews.com
Ilustrasi hiburan malam atau diskotik (Freepik) 

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Artinya: “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa, Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (HR. Imam Muslim)

Jamaah sekalian, maksud hadis yang barusan disebutkan ialah menegaskan bahwa ampunan Allah begitu luas dan besar, sehingga perumpamaannya dibuat sedemikian rupa sebagaimana hadits tadi. Namun jangan sekali-kali kita maknai hadits di atas menjadi sebuah tanda legalitas untuk kita melakukan suatu dosa. Itu tidaklah benar.

Baca juga: Teks Naskah Khutbah Jumat 26 Januari 2024: Menghargai Beda Pendapat di Tahun Politik

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Seorang hamba yang berbuat dosa sebagaimana ayat dan hadits di atas akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Lagi-lagi hal ini karena merupakan keluasan rahmat Allah ta’ala atas hamba-hamba-Nya.

Akan tetapi, Allah tidak mentoleransi seorang hamba yang berbuat dosa kemudian ia memamerkan dosa yang ia lakukan kepada orang lain atau khalayak umum.

Bagaimana tidak membuat Allah murka, ia telah berbuat dosa, kemudian Allah tutupi aibnya itu di dunia, bahkan di akhirat kelak rahmat Allah pun masih dilimpahkan kepadanya, namun apa yang ia perbuat? Alih-alih menyesal ia malah bangga dengan perbuatan dosanya.

Tidak hanya bangga, ia memamerkan dosa yang ia lakukan dengan menceritakannya kepada orang lain.

Bahkan di era media sosial, perbuatan dosanya pun ia unggah di akunnya supaya orang-orang tahu.

Herannya ia melakukan hal itu dengan bangganya, di saat Allah memberinya kesempatan untuk bertobat.

Terkait kesalahan dalam bebangga diri ketika melakukan dosa, terdapat suatu riwayat hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ : يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

Artinya: “Seluruh umatku diampuni kecuali al-mujaahirun (orang yang melakukan al-mujaaharah). Dan termasuk bentuk al-mujaaharah adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah telah menutupi dosanya namun dia berkata, “Wahai fulan semalam aku telah melakukan dosa ini dan itu.” Allah telah menutupi dosanya di malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Baca juga: Teks Naskah Khutbah Jumat 26 Januari 2024: Menghargai Beda Pendapat di Tahun Politik

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved