CPNS 2024

Mengenal Face Recognition Sistem yang Diterapkan dalam Seleksi CPNS 2024, Opsi Penetralisir Joki

Mengenal Face Recognition Sistem yang Diterapkan dalam Seleksi CPNS 2024, Opsi Penetralisir Joki

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Ilustrasi Face Recognition Technology atau teknologi pengenal wajah. (Shutterstock) 

Untuk menentukan hasil akhinya, sistem lantas bakal menggunakan sebuah algoritma untuk mencocokkan data wajah yang baru saja diambil dengan data wajah yang sudah tersimpan di dalam sistem.

Adapun algoritma tersebut dipakai supaya teknologi face recognition bisa menyesuaikan data wajah yang ada di dalam database dengan akurat dan cepat.

Baca juga: Seleksi CPNS dan PPPK 2024 akan Segera Diumumkan, Ini Syarat Daftar Bagi Guru dan Tenaga Kesehatan

Disisi lain, sistem ini juga tak bisa 100 persen digunakan, pasalnya dari data Center for Strategic & International Studies (CSIS) mengatakan bahwa face recognition bisa memiliki tingkat akurasi yang nyaris sempurna, yaitu 99,97 persen.

Meski demikian, ada sejumlah faktor yang bisa membuat tingkat akurasi teknologi tersebut menurun, dan bahkan salah mengidentifikasi orang.

"Tingkat akurasi setinggi ini bisa dicapai apabila kamera mengambil gambar dengan kondisi yang ideal, seperti posisi dan pencahayaannya pas, begitu juga obyek wajah yang dipotret tidak dihalangi (dengan berbagai aksesori)," tulis CSIS dalam sebuah blog.

Faktor terhalang berbagai aksesori ini setali tiga uang dengan penjelasan mengapa teknologi face recognition yang dimiliki Polda Metro Jaya tadi tidak akurat, di mana Zulpan menyebut pelaku tengah mengenakan topi ketika dipotret.

Namun, jika digunakan dalam pelaksanaan rekrutmen ASN, maka hal ini masih bisa ditolerir, karena tidak membutuhkan ketelitian lebih bagi siystem untuk mengenali wajah para peserta dalam jarak yang terbilang normal.

Baca juga: Pengumuman Seleksi CPNS 2024 Direncanakan Januari, Ternyata Ini 5 Jurusan yang Dibutuhkan

Bahkan hingga berkaitan dengan nilai pun bisa langsung dilihat scara real-time atau langsung.

"Sistem rekrutmen sekarang ini menggunakan sistem CAT sehingga nilainya real time. Orang tuanya bisa melihat dari luar," kata Menpan RB, Azwar Anas.

Metode serupa, kata Azwar, juga akan digunakan untuk seleksi jaksa hingga diplomat.

Dimana lewat metode-metode ini, presisi perekrutan jadi lebih tinggi.

"Ini merupakan lompatan baru dari pemerintah untuk membuat rekrutmen agar kita memutus siklus negatif yang dulu pernah terjadi. Jadi kalau rekrutmennya jelek, maka hasilnya jelek. Pelayanan juga tidak bagus, investasi terganggu, dan ke depan rekrutmen kita akan lakukan dengan sangat baik," katanya.

Azwar menambhakan, sistem diklat CASN pun akan ikut diubah atau diperbaiki.

Pasalnya jika dulu tampak lebih banyak klasikal atau pembelajaran di kelas, maka sistem diklat kali inin mengacu pada sistem Merdeka Belajar.

"Apalagi ASN milenial ini mempunyai karakter yang agak berbeda. Gen Z dan seterusnya telah diadopsi untuk menyesuaikan," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved