Khutbah Jumat

TEKS Khutbah Jumat 5 Januari 2024, Jumat Pertama Tahun Ini, Tema Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Teks khutbah Jumat 5 Januari 2024 bertepatan dengan 23 Jumadil Akhir 1445 H hari Jumat pertama di tahun baru 2024 tentang Keislaman dan Keindonesiaan

Editor: Machmud Mubarok
TribunNews.com
Ilustrasi Khutbah - Contoh teks khutbah Jumat berjudul Menjaga Kerukunan dalam Bermasyarakat. Mengandung pengingat untuk saling membutuhkan satu sama lain dalam masyarakat. (Freepik) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Teks khutbah Jumat 5 Januari 2024 bertepatan dengan 23 Jumadil Akhir 1445 H merupakan hari Jumat pertama di tahun baru 2024. Tema yang diangkat kali ini tentang Antara Keislaman dan Keindonesiaan.

Sebagaimana diketahui, salat Jumat merupakan pengganti salat Zuhur yang wajib dilaksanakan kaum muslimin laki-laki secara berjemaah di masjid.

Rukunnya ada dua, yaitu Salat dan Khutbah. Khutbah ada dua bagian, antara dua khutbah itu dipisahkan dengan jeda duduk sejenak bagi khatib atau penceramah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Desember 2024: Kiat Memelihara Diri agar Selalu Istiqomah di Tahun yang Baru

Berikut ini merupakan teks khutbah Jumat yang disampaikan Ketua PP Muhammadiyah  Dr. KH. M. Saad Ibrahim, M.A dan dimuat di laman istiqlal.or.id:

Khutbah 1

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.

Para Jemaah yang dimuliakan Allah! Melalui mimbar ini diserukan kepada kita semua agar bertaqwa kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya. Salah satu perintah-nya adalah agar kita membaca, memahami, merenungkan dan mengambil 'ibrah, mengambil pelajaran dari ayat-ayatNya. Salah satu ayatNya di al-Qur'an surat al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya : “Wahai sekalian manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”. (QS. al-Hujurat ayat 13)

Pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini banyak sekali, antara lain: 
1. Pencipta manusia itu adalah Allah, suatu ajaran aqidah yang menjadi pembeda penting dari faham atheis. 
2. Allah menciptakan manusia bermula dari Adam dan Hawwa", lalu berkembang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. 
3. Tujuan penciptaan bervariansi itu adalah agar satu sama lain saling kenal mengenal.
4. Puncak kemuliaan manusia berbanding lurus dengan capaian puncak ketaqwaannya.
5. Taqwa adalah aktifitas berislam, sementara Islam itu sendiri ditawarkan kepada semuanya, kepada semua jenis laki-laki dan perempuan, bangsa, dan suku mana pun, sehingga semua mempunyai peluang yang sama untuk menjadi mulia, bahkan yang termulia di sisi Allah.
6. Allah itu Maha Mengetahui, dan pengetahuanNya sangat seksama, sangat rinci.

Para Jama'ah yang dimuliakan Allah!

Ungkapan لتعارفوا "agar kalian saling kenal mengenal" bermakna antara lain:

1. Islam memandang manusia secara positivistik, yakni pada dasarnya manusia itu baik, karena lahir dalam keadaan fithrah: cenderung kuat untuk mengakui adanya Allah, berpihak pada kebenaran, kebaikan, keindahan, dan bahkan kemerduan. Jika tidak ada pandangan positivistik ini, tidak ada gunanya ta'aruf dengan sesama. Sebab yang terjadi kemudian adalah permusuhan: Homo humini lupus, manusia adalah serigala bagi sesama. 
2. Pentingnya mengambil pelajaran bahwa masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 
3. Keniscayaan untuk saling mengambil pelajaran dari kelebihan dan kekurangan masing-masing, demi capaian kesempurnaan semuanya. 
4. Masing-masing pada posisi yang sama, termasuk sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan sama-sama diciptakan oleh Allah. 
5. Adanya keharusan untuk saling menghormati, saling mendengar, saling menasehati, saling memberikan kebaikan, saling bersaudara sebagai sama-sama keturunan Adam dan Hawwa, saling membangun kerukunan dan kedamaian. 
6. Segala bentuk eksploitasi, penjajahan, kelaliman terhadap sesama amat bertentangan dengan ajaran ini. 
7. Ta'aruf merupakan bagian utama hablun min al-nas, sekaligus tangga penting untuk memperkokoh hablun min Allah, untuk memperkuat ma'rifatullah:

من عرف نفسه فقد عرف ربه

Artinya : “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Allah. Mengenal diri, tentu juga mencakup mengenal sesama”.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved