Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat Terakhir Tahun Ini 29 Desember 2023, Tema Muhasabah Diri Jelang Akhir Tahun

Nasabah Khutbah Jumat 29 Desember 2023 bertepatan dengan tanggal 16 Jumadil Akhir 1445 H yang merupakan hari Jumat terakhir di tahun 2023

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TribunNews.com
Ilustrasi Khutbah - Contoh teks khutbah Jumat berjudul Menjaga Kerukunan dalam Bermasyarakat. Mengandung pengingat untuk saling membutuhkan satu sama lain dalam masyarakat. (Freepik) 

Oleh karena itu di dunia ini kita dituntut untuk mampu menciptakan masa depan. Dengan mampu menciptakan masa depan berarti kita ini akan menjadi penentu kecenderungan perubahan di dunia. Bukankah misi rahmatan lil alamin sesungguhnya adalah sebuah misi mulia untuk menciptakan tatanan perubahan menuju kelebihbaikan dan kemajuan?

Ketiga, muhasabah mendorong jiwa berprestasi. Muhasabah diri akan mendorong sesorang untuk mengasilkan kebaikan, kemanfaatan dan termotivasi untuk terus berprestasi karena terus berupaya belajar dari masa lalu untuk kelebihbaikan di masa depan. Orang yang berprestasi adalah orang yang mau belajar dari masa lalu, baik masa lalu dirinya maupun orang lain. Selain itu, juga karena orang yang berprestasi yakin bahwa Allah subhanahu wata'ala sangat detil dan akurat dalam mencatat setiap kabaikan hambanya, Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat al-Zalzalah ayat 7 sampai 8,

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ ٨

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. al-Zalzalah: 7 - 8).

Orang yang berprestasi adalah orang yang ingin terus bergerak ke depan dan berada dalam rel kemajuan. Orientasi untuk bergerak maju tersebut didasari pada dua hal. Pertama, menjalankan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi yang harus memakmurkan dan sekaligus menjaga kehidupan dunia dari kerusakan (QS. Hud: 61; QS. al-Anbiya: 107; QS. al-Baqarah: 30; QS. al-Baqarah:11). Orientasi maju adalah konsekuensi dari tanggung jawab manusia yang memang diciptakan untuk menjaga bumi, karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang dikaruniai kelebihan daripada makhluk lainnya (QS. at-Tiin:4; QS. al-Isra’: 70).

Kedua, sebagai bentuk syukur kita atas nikmat yang tak terhingga dari Allah subhanahu wata'ala (QS. an-Nahl : 4), baik nikmat kehidupan, nikmat kemerdekaan, dan nikmat iman. Nikmat Allah SWT kepada kita akan secara akumulatif membesar dan membesar manakala kita selalu mensyukurinya dengan jiwa dan tindakan nyata yang impactful. Apabila kita bersyukur akan bertambah nikmatnya, sebagaimana al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧

Artinya : (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Orang yang berprestasi adalah tanda orang yang pandai bersyukur. Oleh karena itu orang yang berprestasi pada akhirnya adalah orang yang memperoleh nikmat lebih. Apalagi kalau kita juga ingat kata-kata mutiara yang artinya: “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat”.

Orang yang beruntung adalah orang yang memperoleh nikmat lebih. Dan sebenarnya disinilah kita semakin memahami bahwa barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.

Hadirin jemaah salat Jumat yang berbahagia.

Manusia yang tidak mau melakukan muhasabah, maka dia dapat dikategorikan sebagai manusia yang sombong. Mengapa? Karena orang yang sombong merasa dirinya telah sempurna, sehingga ia merasa tidak perlu melakukan introspeksi. Ia merasa selalu baik, benar, dan tidak pernah melakukan kesalahan. Kesombongan inilah yang menutup manusia dari kebenaran, karena dia tidak pernah muhasabah (introspeksi) terhadap dirinya. Allah azza wa jalla berfirman:

كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ ٣٥

Artinya: “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (QS. al-Ghafir : 35).

Marilah kita terus bermuhasabah, agar kita menjadi pembelajar, berorientasi masa depan, dan berprestasi. Orang yang bermuhasabah juga sejatinya adalah orang yang rendah hati karena menyadari bahwa dirinya belum sempurna sehingga terus belajar dan kerja keras untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Namun demikian, yang kini harus kita pikirkan juga adalah bagaimana mentransformasi muhasabah personal menjadi muhasabah kolektif. Sehingga, kita tidak saja memikirkan kelebihbaikan diri kita pasca evaluasi diri, namun juga memikirkan kelebihbaikan umat dan bangsa ini secara institusional. Dengan demikian, marilah kita juga melakukan muhasabah kolektif untuk mengantarkan kita sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia yang maju, adil dan makmur yang diridhai Allah subhanahu wata'ala di masa mendatang.

Jemaah salat Jumat yang senantiasa diberkahi oleh Allah ta’ala.

Muhasabah diri adalah sebuah keniscayaan dan sekaligus refleksi keimanan kepada Allah subhanahu wata'ala. Iman dan taqwa dalam diri kita berflutuasi, kadang naik dan kadang turun. Marilah kita senantiasa melakukan muhasabah diri dan terus meminta pertolongan kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam melakukannya.

Semoga Allah SWT membimbing kita semua selalu ingat kapada-Nya, besyukur atas nikmtnya dan memperbaiki ibadah kepada-Nya. Semoga Allah SWT menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap diri sendiri maupun kolektif. Dengan muhasabah itu semoga Allah subhanahu wata'ala memudahkan hisab kita kelak di yaumul qiyamah. Aamiin.

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ  

(*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved