Suara Merdu Reki Faturahman, Disabilitas Netra Buat Bangga SLB Negeri-B Sumedang

"Saya dukung terus. Termasuk ikut berbagai perlombaan, di antaranya FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional)," kata Teti. 

Saat ini, meski hanya hobi, nyanyian Reki sudah mendatangkan uang. Reki sering kali dapat saweran ketika menyanyi, bahkan uangnya bisa membantu menutupi kebutuhan sehari-hari Reki.

"Mulanya lomba menyanyi terus menang dan dapat hadiah. Dia ingat kakaknya, uang hadiah itu dibelikan mainan untuk dia dan kakaknya (Reka), terus semakin sering manggung dan dapat saweran," kata Teti. 

Punya anak dengan disabilitas, bagi Teti adalah anugerah. Meski sempat kecewa kepada nasib, dia kemudian menemukan lingkungan yang membuatnya betah. 

Di SLB, dia menemukan makna sebenarnya dari kata "empati". Dia semakin mengerti bahwa dia tidak sendirian. Ada orang-orang tua lain yang juga dianugerahi anak-anak disabilitas. 

"Empati menjadi terbentuk ketika berada di SLB, karena merasa bukan hanya saya yang menderita. Di sini setiap orang tua saling memotivasi," katanya. 

Dede Tresnawan, guru disabilitas netra yang mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, dan Seni-Budaya bersaksi bahwa Reki adalah anak berbakat. 

"Dia itu rasa ingin tahunya tinggi. Kemampuannya mencerna pelajaran juga tinggi," kata Dede.

Hesvia Nurfadillah, guru Reki mengatakan, Reki merupakan siswa yang pintar, berkarakter, dan nampu berkomunikasi dengan baik. 

"Anaknya pintar, bisa bergaul dengan temannya,  sosialilasinya bagus, punya banyak teman. Selain memiliki bakat bernyanyi, Reki juga mahir bermain gendang, keyboard, dan mahir bermain alat musik gamelan jenis saron," katanya.(*)