Gempa Gunung Salak

WASPADA, Gempa Terus Terjadi di Sekitar Gunung Salak, Sudah 23 Kali Guncangan

Gempa bumi di sekitar Gunung Salak perbatasan Sukabumi - Bogor terus terjadi, terhitung hingga Jumat 23 kali guncangan. 

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Gempa bumi di sekitar Gunung Salak perbatasan Sukabumi - Bogor terus terjadi, terhitung hingga Jumat (08/12/2023) 23 kali guncangan.  

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUKABUMI - Gempa bumi di sekitar Gunung Salak perbatasan Sukabumi - Bogor terus terjadi, terhitung hingga Jumat (08/12/2023) 23 kali guncangan

Kekuatan Gempa bumi ini meningkat dari sebelumnya, magnitude 3.0, pagi ini Magnitude 4.0. 

Tercatat gempa terakhir pukul 02:00:45 WIB, Magnitude 4,0. Episenter terletak pada koordinat 6.73 LS dan 106.61 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 25 km Barat Daya Kota Bogor pada kedalaman 5 km.  

Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan,  jenis dan mekanisme memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal setempat. 

Baca juga: Gempa Pangandaran, Warga Sumedang Kaget Getaran Terasa Saat Salat Jumat

Baca juga: Gempa Bumi Terkini Magnitudo 4.0 Mengguncang Pangandaran, Dirasakan Hingga ke Bungbulang Garut

Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Kalapanunggal, Cicurug, Sukabumi dengan Skala Intensitas III MMI. 

"Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.  Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," ungkapnya. 
 
Hingga pukul 02:30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. 

Termasuk Gunung Api Aktif

Di Jawa Barat sendiri, terdapat 7 gunung api yang berstatus aktif dan dalam pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Melalui laman Magma Indonesia di magma.esdm.go.id, PVMBG merilis laporan harian tingkat aktivitas gunung apinya.

Dalam laman ini, masyarakat bisa mengetahui status semua gunung api di Indonesia dan mencatat rekomendasinya jika hendak beraktivitas di gunung tersebut. 

Pada saat ini, tujuh gunung api di Jawa Barat berstatus Level I (Normal). Artinya, hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif, tetapi tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas yang signifikan.

Berikut update terakhir Magma Indonesia terhadap 7 gunung api di Jawa Barat, pada periode Senin (4/12/2023) pukul 00.00-24.00 WIB.

1. Ciremai

Gunung Api Ciremai terletak di Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka, dengan posisi geografis di Latitude -6.892°LU, Longitude 108.4°BT dan memiliki ketinggian 3.078 mdpl.

PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak turun ke dasar kawah, terlebih dalam kondisi mendung atau hujan agar tidak mendekat ke kawah.

2. Galunggung

Gunung Api Galunggung terletak di Kabupaten Tasikmalaya dan Garut, dengan posisi geografis di Latitude -7.25°LU, Longitude 108.058°BT dan memiliki ketinggian 2.168 mdpl.

PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, wisatawan, atau pendaki untuk tidak bermalam dan tidak turun ke dalam danau kawah. Masyarakat atau pengunjung pun tidak diperbolehkan berenang dan mengkonsumsi air danau kawah karena dapat menimbulkan keluhan atau gangguan kesehatan.

3. Gede

Gunung Api Gede terletak di Kabupaten Cianjur, Bogor, dan Sukabumi, dengan posisi geografis di Latitude -6.77°LU, Longitude 106.965°BT dan memiliki ketinggian 2.958 mdpl.

Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak diperbolehkan turun ke dasar kawah dan dalam kondisi mendung atau hujan agar tidak mendekat ke kawah.

4. Guntur

Gunung Api Guntur terletak di Kabupaten Garut, dengan posisi geografis di Latitude -7.143°LU, Longitude 107.84°BT dan memiliki ketinggian 2.249 mdpl.

Masyarakat, pengunjung, wisatawan, atay pendaki dihimbau untuk tidak mendekati kawah aktif Gunung Api Guntur.

5. Papandayan

Gunung Api Papandayan terletak di Kabupaten Garut dengan posisi geografis di Latitude -7.32°LU, Longitude 107.73°BT dan memiliki ketinggian 2.665 mdpl.

Masyarakat di sekitar Gunung Api Papandayan dan pengunjung, wisatawan, serta, pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan menginap dalam kawasan bukaan kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Papandayan yaitu Kawah Baru, Kawah Emas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk/Balagadama dalam radius 500 meter, serta ketika cuaca mendung dan hujan.

Masyarakat di sekitar Gunung Papandayan, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Papandayan agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

6. Salak

Gunung Api Salak terletak di Kabupaten Sukabumi dan Bogor, dengan posisi geografis di Latitude -6.72°LU, Longitude 106.73°BT dan memiliki ketinggian 2.211 mdpl.

Masyarakat di sekitaran Gunung Api Salak dan para pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah, seperti Kawah Ratu, Kawah Hirup, Kawah Paeh, apalagi di musim hujan.

7. Tangkuban Parahu

Gunung Api Tangkuban Parahu terletak di Kabupaten Subang dan Bandung Barat dengan posisi geografis di Latitude -6.77°LU, Longitude 107.6°BT dan memiliki ketinggian 2.084 mdpl

Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, dan pendaki direkomendasikan tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tidak diperbolehkan menginap atau berlama-lama berada di dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu. 

Masyarakat diminta segera menjauhi atau meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.

Masyarakat pun diminta mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu, agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.

Kemudian diminta agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas.

Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu, tetap memperhatikan perkembangan kegiatan Gunung Tangkuban Parahu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved