Pemilu 2024

Jelang Pemilu 2024, FGD Moderasi Beragama Digelar Guna Tangkal Radikalisme dan Ekstrimisme

FGD itu diselenggarakan dalam rangka penguatan moderasi beragama bertemakan 'Moderasi Beragama sebagai Penguatan Kehidupan Kebhinekaan' di Jabar.

Tribun Jabar/Muhammad Nandri Pilatrama
Para santri di Jawa Barat yang tergabung dalam Forum Santri Jabar (FSJ) bersama Kakanwil Kementerian Agama Jabar menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Ponpes Nurul Iman, Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Para santri di Jawa Barat yang tergabung dalam Forum Santri Jabar (FSJ) bersama Kakanwil Kementerian Agama Jabar menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Ponpes Nurul Iman, Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023)

FGD itu diselenggarakan dalam rangka penguatan moderasi beragama bertemakan 'Moderasi Beragama sebagai Penguatan Kehidupan Kebhinekaan' di lingkungan madrasah se-Jabar.

Baca juga: Jadwal Kampanye Siti Atikoh Ganjar Pranowo di Kabupaten Tasikmalaya, Beri Kuliah Subuh Santri

Kegiatan ini digelar dengan menghadirkan narasumber ternama, seperti dari Forkopimda Jabar, Kanwil Kemenag Jabar, dan FKUB Jabar, perwakilan dari Polda Jabar, Kodam III/Siliwangi, Kejati Kabar, Kepala Kanwil Kemenag Jabar dan tim ahli FKUB Jabar, Ayi Yunus Rusyana

Pj Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin melalui Kepala Biro Kesra, Faiz Rahman menyampaikan, pemprov mendukung kegiatan yang diinisiasi para santri.

Pasalnya, moderasi beragama adalah cara untuk menyamakan pandang masyarakat mengenai perbedaan agama.

"FGD semacam ini perlu terus dilakukan agar masyarakat memiliki cara pandang yang sama dalam menyikapi perbedaan (beragama) sehingga radikalisme ekstrimisme bisa terbendung," kata Faiz.

Baca juga: Berlibur di Curug Apun Tasikmalaya, Tawarkan Air Terjun Tertinggi dari Kota Santri

Dia pun menilai, pemahaman mengenai moderasi beragama harus dimulai ditanamkan sejak dini, semisal yang dilakukan para santri ini agar ke depannya mereka bakal menjadi katalisator yang memberikan solusi dari sebuah permasalahan, khususnya agama.

"Moderasi beragama inilah cara pandang yang benar agar radikalisme dan ekstrimisme tak terjadi di masyarakat," ujarnya.

Ketua FSJ, Moh Puad Syafii menambahkan, FGD itu penting sebagai bentuk komitmen para santri Jabar dalam menciptakan suasana kondusif menghadapi Pemilu 2024.

Apalagi, santri sebagai salahsatu elemen penting dalam menjaga keutuhan NKRI, dan santri pula tercatat dalam sejarah sebagai salahsatu elemen pejuang kemerdekaan.

Baca juga: Orasi Ilmiah di Lumajang, Yenny Wahid Sebut Ganjar-Mahfud Beri Perhatian Khusus untuk Para Santri

"Santri di Jabar sudah mendeklarasikan untuk hidup damai, rukun, penuh toleransi, dan penuh moderasi. Saya berharap ke santri lainnya bisa sosialisasikan ke masyarakat luas agar berbuat dan menjaga nama baik serta mencegah kemunkaran dengan pendekatan akhlakul karimah tanpa kekerasan," ujar Puad.

Dalam kesempatan yang sama, Mayor Inf Benny Syafri (Pabandya Gal mewakili Asintel Kasdam III/Siliwangi) mengatakan, moderasi beragam sebagai sikap tengah dalam beragama yang tak ekstrem dengan melibatkan dialog kerjasama dan saling menghargai dengan tujuan menciptakan perdamaian dan kesatuan dalam kebhinekaan Indonesia.

Moderasi beragama, lanjutnya, tercermin dalam komitmen kebangsaan yang menjunjung keberagaman toleransi dan menghargai perbedaan keyakinan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan atas dasar agama serta penerimaan dan akomodasi terhadap kekayaan budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat.

Baca juga: Gigi Band Puaskan Publik Kota Tasikmalaya, Tampil di Santri Fest 2023 dengan Lagu-lagu Religi

AKBP Mohammad Rois, Wadir Binmas Polda Jabar, memaparkan jika santri menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kerukunan hidup beragama di Jabar.

Selain itu, santrri juga harus berperan aktif dalam menjaga stabilitas keamanan dalam negeri yang aman, damai, dan sejuk sehingga tercipta kerukunan hidup beragama.

Tim ahli FKUB JabarAyi, Yunus Rusyana, berpendapat bahwa berdasarkan survei BNPT dan BIN, yakni 85 persen generasi milenial itu rentan terpapar paham radikal dengan rentang usia 17-24 tahun adalah target utama dalam perekrutan dan penyebaran ideologi terorisme, potensi radikalisme yang lebih tinggi di kalangan perempuan.

Hasil survei tersebut, lanjutnya, perlu mewaspadai pergerakan speed of radikali season di dunia maya tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia, di mana implementasi dari pelaksanaan kegiataan penguatan moderasi beragama untuk menjaga toleransi dan mewujudkan kerukunan antarumat beragama, khususnya di Jawa Barat, sekaligus sebagai upaya menangkal paham radikalisme dan Ideologi teroris.

Ali Abdul Latif dari Kabag TU Kemenag Jabar mewakili Kepala Kanwil Kemenag Jabar, menuturkan Indonesia bukan negara sekuler yang memisahkan agama dari negara, dan bukan pula negara yang diatur berdasarkan agama tertentu.

Tapi, Indonesia adalah negara yang kehidupan warganya dan bangsanya tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai agama, karena negara memfasilitasi kebutuhan kehidupan keagamaan warganya sesuai dengan amanat konstitusi.

"Indikator moderasi beragama di antaranya cinta tanah air, mengembalikan nilai-nilai konsensus berdirinya NKRI sebagai sebuah kesepakatan bersama, toleransi nilai dari pengamalan prinsip berbeda.

Armansyah Lubis selaku Kasi B Sintel Kejati Jabar mewakili Asintel Kejati Jabar mengatakan bahwa kejaksaan bersama instansi lain memiliki peran dalam penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama dan penghayat kepercayaan.

"Saat ini kejaksaan terus meningkatkan upaya-upaya sosialisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kehidupan keagamaan dan penanganan konflik sosial secara intensif menyeluruh dan mengoptimalkan berbagai saluran media sosialisasi dengan mendayagunakan peran FKUB, Majelis agama, Ormas keagamaan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved